JAKARTA - Proyek pembangunan tol kedua di Sumatera Barat, yang akan menghubungkan Si Cincin dengan Bukittinggi, menghadapi tantangan besar berkaitan dengan kondisi alam yang terjal dan berbukit. Proyek ini direncanakan membutuhkan pembangunan terowongan sepanjang 5 kilometer untuk mengatasi medan yang sulit.
Sumatera Barat, yang terkenal dengan kekayaan alamnya, kini tengah berupaya meningkatkan konektivitas infrastruktur melalui pembangunan jalan tol. Proyek tol ini merupakan bagian dari jaringan Tol Trans Sumatera (JTTS) dan diharapkan dapat mempercepat distribusi barang dan jasa serta menarik lebih banyak wisatawan baik domestik maupun mancanegara.
Namun, medan yang berliku dan keberadaan banyak ngarai di wilayah tersebut menjadi tantangan utama dalam pembangunan tol ini. "Kondisi jalan yang berbukit dan adanya ngarai memerlukan solusi khusus, salah satunya dengan membangun terowongan sepanjang sekitar 5 km," kata seorang pejabat yang tidak disebutkan namanya dalam wawancara dengan media lokal.
Tol Padang–Si Cincin, yang baru-baru ini berhasil melewati uji laik fungsi, diharapkan selesai dan diresmikan pada awal 2025. Sebagai bagian pertama dari rangkaian tol di Sumatera Barat, proyek ini diharapkan mampu menunjang pertumbuhan ekonomi lokal dan memfasilitasi akses antara wilayah.
Pemerintah terus fokus menyelesaikan proyek ini sebagai langkah penting dalam memperkuat infrastruktur di Sumatera Barat. Meskipun menghadapi sejumlah rintangan, kebutuhan akan jalan tol ini disadari oleh banyak pihak sebagai prioritas untuk meningkatkan mobilitas dan konektivitas di provinsi tersebut.