JAKARTA - Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, baru-baru ini mengeluarkan seruan kepada organisasi negara penghasil minyak, OPEC+, untuk menurunkan harga minyak dunia. Meski demikian, hingga kini OPEC+ belum memberikan tanggapan resmi atas permintaan itu. Seruan Trump ini mencerminkan kekhawatirannya terhadap tingginya harga minyak global yang dapat mempengaruhi perekonomian dunia, termasuk sektor otomotif dan transportasi di Amerika Serikat.
Arab Saudi dan OPEC Cari Stabilitas Pasar Jangka Panjang
Di tengah desakan ini, Menteri Ekonomi Arab Saudi, Faisal al-Ibrahim, menegaskan bahwa prioritas utama Arab Saudi dan OPEC adalah menjaga stabilitas pasar minyak secara jangka panjang. Dalam sebuah diskusi di Forum Ekonomi Dunia di Davos baru-baru ini, Faisal menyebutkan bahwa upaya memastikan kestabilan pasokan dalam rangka memenuhi permintaan global yang terus meningkat adalah prioritas utama negara-negara penghasil minyak.
Posisi kerajaan, posisi OPEC, adalah tentang stabilitas pasar jangka panjang untuk memastikan ada cukup pasokan untuk memenuhi permintaan yang terus meningkat.
Dampak Penurunan Harga Minyak Terhadap Pasar Dunia
Sementara itu, pengamat ekonomi energi dari Universitas Gadjah Mada, Fahmy Radhi, mengungkapkan bahwa penurunan harga minyak yang diusulkan oleh OPEC+ tidak akan membawa dampak besar pada pasar minyak dunia. Menurut Fahmy, penurunan produksi yang ditetapkan OPEC sebelumnya tidak berdampak signifikan terhadap kenaikan harga minyak global, sehingga langkah menurunkan harga minyak tidak akan efektif.
Jadi kalau OPEC dipaksa turunkan harga minyak, tidak akan efektif. Tapi kalau tetap dipaksa turunkan harga, maka akan berdampak pada negara-negara penghasil minyak,jelas Fahmy saat diwawancarai oleh Liputan6.com di Jakarta.
Keuntungan Bagi Indonesia Sebagai Importir
Bagi Indonesia, penurunan harga minyak dunia bisa menjadi keuntungan tersendiri. Mengingat statusnya sebagai importir minyak dengan volume yang cukup besar, kebijakan tersebut dapat mengurangi devisa yang dibutuhkan untuk impor serta menurunkan beban subsidi bahan bakar seperti Pertalite.
Jadi kalau turun, akan menguntungkan bagi Indonesia, karena devisa yang digunakan untuk mengimpor bisa turun, kemudian subsidi yang diberikan untuk Pertalite juga akan turun, tambah Fahmy.
Jika Trump berhasil memengaruhi OPEC untuk menurunkan harga, ini bisa menjadi kabar baik bagi Indonesia, terutama di tengah upaya pemerintah untuk mengendalikan inflasi dan menurunkan biaya hidup masyarakat.
Pengaruh Terhadap Perekonomian Dalam Negeri
Pengamat ekonomi dan energi dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Pandjajaran, Yayan Sakyati, memperkirakan bahwa penurunan harga minyak oleh OPEC akan berdampak langsung pada penurunan harga BBM dalam negeri. Namun, ia juga mencatat bahwa langkah ini berpotensi menurunkan pendapatan negara dari sektor minyak dan gas.
Pasalnya, pendapatan PNBP dari lifting minyak dan gas Indonesia diekspor ke pasar internasional.
Jadi (penurunan harga minyak dunia) ada positifnya dan negatifnya,” lanjutnya. Meski demikian, Yayan menegaskan bahwa melihat dari sisi dampak konsumsi, di mana konsumsi migas Indonesia lebih besar dibandingkan produksinya, penurunan harga minyak justru memberikan dampak positif yang lebih besar.