JAKARTA - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI (BBNI) mengumumkan rencana strategis untuk melakukan buyback saham senilai Rp905 miliar. Keputusan ini diumumkan sebagai respons terhadap volatilitas pasar yang tengah terjadi, serta sebagai upaya untuk menstabilkan harga saham di tengah berbagai kondisi ekonomi global yang tidak menentu.
Langkah Strategis di Tengah Ketidakpastian Pasar
Buyback saham merupakan aksi korporasi di mana perusahaan membeli kembali sahamnya yang beredar di pasar. BNI memandang langkah ini sebagai strategi untuk memberikan perlindungan dan nilai lebih bagi para pemegang saham di tengah fluktuasi harga saham yang dipengaruhi oleh sentimen pasar yang berubah-ubah.
"Ini adalah langkah yang kami anggap penting untuk menjaga stabilitas harga saham BNI, serta memperkuat kepercayaan investor terhadap fundamental jangka panjang perusahaan," kata Direktur Utama BNI, Royke Tumilaar, dalam pernyataan resminya.
Alokasi Dana dan Proses Buyback
BNI telah mengalokasikan anggaran sebesar Rp905 miliar untuk mendanai aksi buyback ini. Proses pembelian kembali saham akan berlangsung secara bertahap, mengacu pada ketentuan yang diatur oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Proses ini diharapkan dapat selesai dalam kurun waktu enam bulan, dengan harapan dapat menstabilkan harga saham dan meningkatkan nilai bagi para pemegang saham.
Royke Tumilaar menjelaskan bahwa buyback ini didanai sepenuhnya dari kas internal perusahaan, tanpa mempengaruhi kinerja operasional serta kemampuan pembiayaan untuk sektor bisnis lainnya. "Kami memastikan bahwa aksi korporasi ini tidak akan mengganggu likuiditas maupun alokasi dana untuk ekspansi bisnis BNI ke depannya," jelasnya.
Dampak Positif bagi Pemegang Saham
Aksi buyback ini diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi para pemegang saham BNI. Dengan berkurangnya jumlah saham yang beredar di pasar, ini akan meningkatkan Earnings Per Share (EPS), yang pada akhirnya bisa meningkatkan nilai saham secara keseluruhan. Selain itu, buyback diharapkan bisa menjadi sinyal positif tentang prospek keuangan BNI, sehingga meningkatkan kepercayaan dan minat investor terhadap saham BNI.
Dalam hal ini, seorang analis pasar modal, Iman Santoso, memberikan pandangannya. "Buyback saham oleh BNI merupakan langkah positif yang dapat menambah daya tarik saham di mata investor. Ini adalah sinyal bahwa manajemen BNI yakin akan prospek pertumbuhan jangka panjang perusahaan," ujarnya.
Tren Buyback di Kalangan Perbankan
Langkah buyback saham yang diambil oleh BNI sebenarnya tidak terlepas dari tren yang tengah marak dilakukan oleh sejumlah emiten di sektor perbankan, baik di Indonesia maupun global. Langkah seperti ini dipandang sebagai salah satu cara efektif untuk menjaga harga saham tetap kompetitif di tengah ketidakpastian pasar modal.
Faktor makroekonomi, seperti ketegangan perdagangan global, inflasi, dan pergerakan suku bunga, turut mempengaruhi kinerja pasar modal akhir-akhir ini. Oleh karenanya, banyak perusahaan besar, terutama di sektor keuangan, memilih melakukan pembelian kembali saham demi menjaga stabilitas dan menarik lebih banyak minat investor.
Komitmen Jangka Panjang BNI
Selain langkah buyback, BNI juga tengah berfokus pada penguatan kinerja melalui inovasi digital dan peningkatan layanan untuk nasabah. BNI berkomitmen untuk terus mendukung pertumbuhan ekonomi nasional melalui pembiayaan berbagai sektor strategis, termasuk usaha mikro kecil dan menengah (UMKM), infrastruktur, serta sektor lain yang menjadi prioritas pembangunan nasional.
"BNI akan selalu berkomitmen untuk mendukung pertumbuhan ekonomi nasional, sekaligus memberikan nilai tambah bagi para pemegang saham dan nasabah kami," kata Royke Tumilaar menegaskan komitmen jangka panjang perusahaan.
Ke depan, BNI akan terus memonitor kondisi pasar dan melakukan evaluasi terhadap strategi bisnisnya, sembari berupaya menjaga performa keuangan agar tetap solid dan berdaya saing. Buyback saham ini diharapkan dapat menjadi salah satu langkah awal dalam rangka mencapai tujuan tersebut.