JAKARTA - Pada tahun 2024, sebanyak 1,84 juta nasabah Holding Ultra Mikro (UMi) BRI berhasil naik kelas, menyusul berbagai inisiatif strategis yang diimplementasikan oleh pemerintah dan BUMN. Hal ini diumumkan dalam sebuah acara di Mojokerto, Jawa Timur, yang menyoroti momentum penting dalam pemberdayaan ekonomi masyarakat ultra mikro di Indonesia.
Pentingnya Sinergi untuk Pemberdayaan Ekonomi
Menteri Koordinator Pemberdayaan Masyarakat, Muhaimin Iskandar, menggarisbawahi bahwa sinergi yang kuat antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, Badan Usaha Milik Negara (BUMN), dan sektor swasta menjadi tulang punggung bagi upaya pemberdayaan ekonomi masyarakat. “Kuncinya adalah pembiayaan dan pendampingan yang tepat, sehingga mereka bisa berdaya dan naik kelas,” tegasnya saat bertemu dengan nasabah Mekaar PNM di Mojokerto, sebagaimana yang dikutip dari keterangan resmi pada Rabu, 5 Februari 2025.
Keberhasilan peningkatan kelas sebanyak 1,84 juta nasabah tersebut sebagian besar diawali dengan pembiayaan dari PNM dan Pegadaian. Kini, nasabah-nasabah tersebut telah memenuhi syarat untuk mendapat layanan komersial dari BRI. Padahal, transformasi ini merupakan bagian dari strategi besar untuk memperluas layanan keuangan inklusif di Indonesia.
Ekspansi Jangkauan dan Pertumbuhan Debitur
Ekspansi jangkauan layanan Holding UMi tidak hanya terbatas pada kualitas layanan, tetapi juga jumlah penerima manfaat. Ada penambahan tiga juta debitur baru sejak pembentukan Holding UMi pada 13 September 2021, dari semula 31 juta menjadi lebih dari 34 juta debitur. Ini menunjukkan pertumbuhan signifikan dalam upaya mencapai inklusivitas keuangan yang lebih luas.
Direktur Utama BRI, Sunarso, mengungkapkan bahwa keberhasilan ini merupakan hasil dari implementasi strategi yang konsisten sejak awal pembentukan Holding UMi. “BRI dengan core bisnis UMKM semakin mempertegas komitmennya melalui Holding UMi. Setiap entitas dalam holding ini memiliki keunikan masing-masing, sehingga pemberdayaan dan perjalanan integrasi nasabah ultra mikro naik kelas dapat berjalan lebih baik,” ujarnya.
Sunarso juga menekankan pentingnya sinergi budaya kerja melalui aktivasi BRIGADE MADANI dan pemanfaatan Sentra Layanan Ultra Mikro (SenyuM) Co-Location, yang kini telah mencapai 1.032 kantor.
Integrasi Platform Digital untuk Inklusi Keuangan
Salah satu kunci keberhasilan dari Holding UMi adalah integrasi platform digital dari tiga entitas utama: Selena milik Pegadaian, Mekaar Digi milik PNM, dan BRISPOT milik BRI. Ketiga platform ini kini terhubung dalam SenyuM Mobile, yang digunakan oleh lebih dari 74 ribu tenaga pemasaran. Teknologi ini memungkinkan akses keuangan formal yang lebih merata di seluruh Indonesia, menjadi langkah nyata dalam memperluas inklusi keuangan.
Dengan kehadiran teknologi digital, nasabah mendapatkan akses lebih mudah untuk melakukan berbagai transaksi keuangan, serta mempermudah BUMN dan lembaga keuangan untuk meningkatkan efisiensi layanan.
Infrastruktur Layanan: Kombinasi Konvensional, Hybrid, dan Digital
Selain pembaruan teknologi, keberhasilan Holding UMi juga didukung oleh ekosistem layanan yang memadukan jaringan konvensional, hybrid, dan digital. Ekosistem ini mencakup lebih dari 16 ribu unit kerja, 400 ribu Agen BRILink Mekaar, serta platform digital seperti BRImo dan SenyuM Mobile.
Inovasi ini menjadikan layanan keuangan dapat diakses lebih luas, bahkan oleh komunitas yang sebelumnya tidak terjangkau. Kombinasi dari berbagai pendekatan ini berperan penting dalam keberhasilan pemberdayaan dan inklusi keuangan di Indonesia.
Dampak Positif Bagi Perekonomian Nasional
Secara keseluruhan, prestasi nasional ini secara signifikan berkontribusi terhadap perekonomian nasional. Pertumbuhan nasabah yang naik kelas dari kategori ultra mikro dapat menunjang pertumbuhan sektor UMKM, yang merupakan salah satu tulang punggung ekonomi Indonesia. Dengan dukungan pembiayaan dan pendampingan yang tepat, nasabah memiliki peluang lebih besar untuk berkembang menjadi entitas bisnis yang lebih mapan.
Ke depan, inisiatif seperti ini diharapkan mampu menjaga momentum ekonomi nasional yang berkelanjutan dan berdaya saing global. Sinergi antara pemerintah, BUMN, dan sektor swasta terus dipantek untuk mendukung masyarakat agar dapat berkontribusi lebih dalam pertumbuhan ekonomi bangsa.
Melihat kesuksesan ini, Indonesia semakin optimistis dalam mencapai inklusivitas keuangan yang lebih mendalam, di mana setiap lapisan masyarakat dapat mengakses layanan keuangan yang mereka butuhkan untuk meningkatkan taraf hidup mereka. Di samping itu, keberhasilan ini menjadi contoh nyata dari konsep kolaboratif yang dapat ditiru oleh sektor-sektor lain dalam menjawab tantangan masa depan ekonomi Indonesia.