JAKARTA– PT PLN menghadapi tantangan besar dalam upaya mempercepat transisi menuju energi hijau di tengah ketergantungan yang masih tinggi pada energi fosil. Dalam Rapat Dengar Pendapat Komisi VI DPR RI dengan Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, serta subholding terkait di Gedung Nusantara I, Senayan, Jakarta, berbagai isu krusial terkait transisi energi dibahas secara mendalam.
Ketergantungan Tinggi pada Energi Fosil
Kawendra Lukistan, Anggota Komisi VI DPR RI, menyoroti masalah ketergantungan yang masih sangat signifikan pada energi fosil dalam bauran energi nasional. Saat ini, 85% dari total kapasitas energi nasional 93 GW masih bersumber dari bahan bakar fosil. “Masalah ini harus ditangani dengan strategi khusus yang dapat mengurangi ketergantungan secara bertahap,” ujar Kawendra, mendorong langkah-langkah yang lebih ambisius tetapi tetap realistis untuk mencapai perubahan.
Misi Menjauh dari Fosil: Menyambut Energi Hijau
PLN diharapkan dapat mempercepat usaha integrasi energi hijau ke dalam bauran energi nasional. Dengan kontribusi energi terbarukan baru mencapai 14% pada 2023, sementara target 23% di tahun 2025 adalah tantangan yang menuntut kerja keras dan inovasi.
Kawendra menegaskan pentingnya strategi yang jelas dan terukur agar target ambisius tersebut dapat tercapai atau bahkan dilampaui. “Kita butuh langkah percepatan yang ambisius namun tetap realistis agar dapat melampaui ekspektasi,” tambahnya.
SPKLU dan Inovasi Global sebagai Solusi
Pada kesempatan tersebut, Kawendra juga menyinggung tentang kebutuhan penting untuk mengembangkan infrastruktur Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU). Ketersediaan SPKLU yang cukup sangat vital, apalagi pada momen-momen puncak seperti libur Lebaran dan Natal.
Ia mendorong PLN untuk mengadopsi inovasi global sebagai solusi dalam hal ini. Salah satu inspirasi datang dari teknologi in-route charging di Detroit, AS, yang memungkinkan kendaraan listrik mengisi daya tanpa harus berhenti. “Mudah-mudahan PLN dapat mengadopsi inovasi ini, terutama di Ibu Kota Nusantara (IKN). Jika diterapkan, terobosan ini tidak hanya akan meningkatkan efisiensi tetapi juga memperkuat posisi PLN sebagai perusahaan energi kebanggaan nasional,” tuturnya.
Langkah Proaktif Menuju Masa Depan Energi Berkelanjutan
Komitmen DPR RI untuk mendukung PLN dalam transisi energi ini tidak hanya sekadar wacana. Melalui Komisi VI, legislatif terus memastikan agar PLN memiliki strategi yang tepat dan inovatif guna menjadikan Indonesia sebagai pemimpin global dalam pengelolaan energi berkelanjutan.
“Dengan inovasi dan strategi yang tepat, diharapkan Indonesia dapat menjadi salah satu pemimpin global dalam pengelolaan energi berkelanjutan. Kami optimistis bahwa langkah ini akan membawa dampak positif yang signifikan bagi masa depan energi di Tanah Air,” tutup politikus Fraksi Partai Gerindra tersebut, menegaskan pentingnya kolaborasi lintas sektor demi mencapai target yang telah ditetapkan.
Dengan berbagai potensi dan tantangan yang ada, PLN diharapkan bisa terus menjadi pelopor dalam penerapan energi hijau di Indonesia sekaligus memenuhi kebutuhan energi nasional dengan cara yang lebih berkelanjutan. Dukungan dan pengawasan dari berbagai pihak, baik pemerintah, legislatif, maupun masyarakat, akan sangat menentukan keberhasilan transisi ini.