TERNATE - Provinsi Maluku Utara diproyeksikan mengalami pertumbuhan ekonomi yang signifikan pada tahun 2024, dengan angka perkiraan berkisar antara 6,35 persen hingga 10,35 persen. Proyeksi ini didorong oleh kontribusi kuat dari sektor hilirisasi nikel yang telah memberikan dampak positif pada kinerja ekonomi daerah tersebut.
Menurut data terbaru, per triwulan III tahun 2024, tingkat pertumbuhan ekonomi Maluku Utara telah mencapai 4,42 persen secara tahunan. Angka ini menunjukkan peningkatan stabil yang dihasilkan dari ekspansi sektor nikel di beberapa wilayah di provinsi ini.
"Pertumbuhan tersebut masih didorong oleh sektor hilirisasi nikel yang hadir di sejumlah wilayah Maluku Utara," ujar Kepala Perwakilan Bank Indonesia Maluku Utara, Dwi Putra Indrawan, pada Rabu, 4 Desember 2024.
Namun demikian, Dwi Indrawan menekankan pentingnya mengembangkan diversifikasi ekonomi agar pertumbuhan tidak hanya bergantung pada sektor tambang. Ia mengingatkan bahwa ketergantungan yang terlalu besar pada sumber daya alam (SDA) dapat menjadi risiko di masa depan ketika pasokan SDA semakin menipis.
"Diversifikasi ekonomi di luar sektor tambang diperlukan untuk menghadapi keterbatasan sumber daya alam di masa depan," jelas Dwi.
Bank Indonesia telah mengidentifikasi sektor-sektor lain yang memiliki potensi besar untuk mendorong pertumbuhan ekonomi di Maluku Utara. Diantaranya adalah sektor perikanan, pertanian, dan pariwisata. Sektor-sektor ini memiliki kekuatan unik dan dapat dikembangkan lebih lanjut untuk menopang ekonomi lokal.
Dalam rangka mendukung pengembangan sektor-sektor tersebut, Bank Indonesia melakukan berbagai inisiatif strategis. Salah satunya adalah pengembangan klaster pangan yang dapat meningkatkan produktivitas pertanian lokal. Klaster ini menghubungkan petani dengan teknologi dan pengetahuan terbaru untuk meningkatkan hasil panen dan kualitas produk.
Selain itu, upaya promosi pariwisata juga menjadi fokus utama. Maluku Utara memiliki potensi wisata yang kaya dengan keindahan alam dan budaya yang mempesona. Promosi pariwisata yang efektif diharapkan dapat menarik lebih banyak wisatawan domestik maupun internasional, sehingga memberikan dampak ekonomi positif bagi masyarakat setempat.
"Salah satu langkah yang kami lakukan adalah melalui promosi pariwisata dan implementasi program QRIS Jelajah Nusantara," tambah Dwi.
Program QRIS Jelajah Nusantara dirancang untuk mempermudah transaksi digital di sektor pariwisata dan meningkatkan akses pasar bagi pelaku usaha kecil dan menengah. Dengan penerapan QRIS, diharapkan akan tercipta ekosistem yang lebih inklusif untuk semua pelaku bisnis di Maluku Utara.
Sementara itu, industri perikanan juga menjadi salah satu sektor yang diandalkan Bank Indonesia untuk mendongkrak pertumbuhan. Maluku Utara memiliki sumber daya laut yang melimpah dan berpotensi besar untuk dikembangkan. Pengembangan teknologi dan peningkatan standar pengolahan diharapkan dapat memberikan nilai tambah bagi produk perikanan lokal, sehingga mampu bersaing di pasar domestik maupun internasional.
Melalui upaya strategis tersebut, diharapkan pertumbuhan ekonomi Maluku Utara dapat lebih merata dan berkelanjutan, tidak hanya bergantung pada sektor pertambangan saja. Kombinasi kebijakan strategis, pengembangan infrastruktur, dan inovasi teknologi menjadi kunci penting dalam membangun ekonomi regional yang solid dan resilient.
Dengan optimisme yang terukur ini, Maluku Utara siap melangkah ke tahun 2024 dengan harapan pertumbuhan ekonomi yang lebih baik dan inklusif. Dukungan dari berbagai pihak, termasuk pemerintah daerah, pelaku usaha, dan masyarakat tentunya menjadi faktor penting dalam mewujudkan proyeksi pertumbuhan ini.
Demikianlah perkembangan terbaru mengenai proyeksi pertumbuhan ekonomi Maluku Utara yang menunjukkan adanya peluang dan tantangan di masa mendatang. Langkah-langkah konkret dan inovatif diharapkan dapat menjadikan provinsi ini sebagai salah satu pilar kekuatan ekonomi nasional di tahun-tahun mendatang.