Indonesia Tingkatkan Ekspor Prekursor Nikel untuk Dukung Industri Baterai EV

Rabu, 04 Desember 2024 | 18:50:52 WIB
Indonesia Tingkatkan Ekspor Prekursor Nikel untuk Dukung Industri Baterai EV

JAKARTA - Pemerintah Indonesia semakin serius mengembangkan sektor energi bersih dan industri kendaraan listrik (EV) dengan berencana meningkatkan ekspor prekursor nikel. Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita, baru-baru ini menyampaikan rasa apresiasi kepada PT Indonesia Weda Bay Industrial Park (IWIP), yang mempelopori langkah strategis ini dengan target ekspor pada awal tahun 2025.

Dalam sebuah kunjungan ke Kawasan Industri Weda Bay di Halmahera Tengah, Maluku Utara, Agus menegaskan pentingnya pengembangan ekosistem kendaraan listrik sebagai bagian dari strategi nasional. "Pengembangan ekosistem kendaraan bermotor listrik berbasis baterai atau KBLBB merupakan salah satu program utama kami untuk mendukung pembangunan berkelanjutan dan mengurangi emisi gas rumah kaca," ujarnya, seperti dikutip dari Antara.

Langkah ini sejalan dengan komitmen pemerintah untuk menurunkan emisi gas rumah kaca (GRK) hingga 31,89 persen dengan upaya sendiri atau 43,20 persen dengan dukungan internasional pada tahun 2030. Langkah ini diharapkan dapat mengarahkan Indonesia menuju pencapaian net zero emission (NZE) pada 2060 atau lebih awal.

Peningkatan Ekspor dan Kuatnya Dukungan Pemerintah

Prekursor nikel yang akan diekspor merupakan campuran cobalt manganese hydroxide (NCM), komponen penting dalam pembuatan baterai EV. PT IWIP, melalui anak perusahaannya, PT Huaneng New Material, menargetkan ekspor hingga 50.000 ton per tahun ke pasar Amerika Utara dan Eropa.

"Proyek ini diharapkan dapat memperkuat ekosistem kendaraan listrik dan memberikan dampak positif bagi ekonomi Indonesia, khususnya di Maluku Utara dan Halmahera Tengah," tambah Agus.

Sebagai bentuk dukungan nyata, PT IWIP tak hanya berfokus pada ekspor prekursor nikel. Kawasan Industri Weda Bay juga sedang dalam pengembangan untuk memperluas kapabilitas manufakturnya. PT REPT Battero Energy Co. Ltd, salah satu perusahaan yang beroperasi di kawasan ini, berencana memproduksi baterai dengan kapasitas awal 8 gigawatt-hour (GWh) pada tahun 2026 dan memperbesar kapasitasnya menjadi 20 GWh pada 2027.

Proyek ini diproyeksikan akan menciptakan sekitar 2.800 lapangan kerja baru, menawarkan peluang ekonomi besar bagi penduduk lokal.

Produksi Tambahan dan Rencana Masa Depan

Di samping itu, Weda Bay akan memproduksi kendaraan khusus seperti off-road pure electric mining dump truck dengan kapasitas baterai mulai 282 kilowatt-hour (kWh) hingga 375 kWh. Proses perakitan truk ini dijadwalkan dimulai pada Desember 2025. Ini menunjukkan bahwa kawasan industri ini memiliki potensi besar dalam diversifikasi produksi dan mendukung pengembangan kendaraan listrik di berbagai sektor.

Dalam lini produksi yang berbeda, PT Kemajuan Aluminium Industry yang berlokasi di Kawasan Industri Weda Bay juga mengembangkan produksi aluminium ingot dengan kapasitas 1 juta ton per tahun. Proyek dengan investasi senilai 655 juta dolar AS ini diharapkan bisa memberikan dampak ekonomi yang signifikan bagi Indonesia, terkhusus di sektor ekspor material.

Komitmen dan Dukungan Pemerintah

Presiden Direktur PT IWIP, Xiang Binghe, mengungkapkan terima kasih kepada pemerintah atas dukungan yang kuat terhadap inisiatif yang dijalankan oleh IWIP. "Keberhasilan IWIP hingga mencapai lebih dari 80.000 karyawan tidak terlepas dari dukungan yang luar biasa dari pemerintah, termasuk Kementerian Perindustrian," ungkap Xiang.

Dukungan pemerintah dalam berbagai aspek, termasuk regulasi dan kebijakan insentif, memungkinkan IWIP dan kawasan industri lainnya berkembang pesat dan menjadi ujung tombak dalam inovasi industri berbasis energi terbarukan di Indonesia.

Optimisme mengiringi langkah-langkah strategis yang diambil ini. Dengan didukung oleh pemerintah dan komitmen dari industri lokal maupun internasional, Indonesia berada di jalur yang tepat untuk menjadi pemain utama dalam rantai pasokan global untuk industri baterai kendaraan listrik. Langkah ini tidak hanya akan mendukung agenda lingkungan nasional, tetapi juga memperkuat posisi ekonomi Indonesia di mata dunia.

Terkini