Kota Batam, Kepulauan Riau, baru-baru ini menunjukkan langkah maju dalam penggunaan energi terbarukan, khususnya tenaga surya. Panel surya tersebar luas di atap kawasan industri, perguruan tinggi, serta fasilitas komunal dan rumah warga. Namun, terbatasnya potensi energi terbarukan di Batam memicu perlunya interkoneksi dengan Pulau Sumatera, wilayah yang lebih kaya akan sumber daya energi terbarukan.
Pembangunan PLTS di Batam
Batam saat ini memanfaatkan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) melalui solar panel atap atau photovoltaic (PV) rooftop, yang menyumbang 2,5 MWaC atau sekitar 0,42 persen dari total kebutuhan listrik kota yang mencapai 665,7 MW. Sekretaris Perusahaan PLN Batam, Zulhamdi menjelaskan, "PLN Batam berkomitmen dalam menerapkan energi terbarukan, diwujudkan dengan berbagai intensif," kata Zulhamdi, Jumat, 1 Desember 2024. Namun, untuk mencapai target bauran energi terbarukan 23 persen pada tahun 2025, sumber daya ini tidaklah mencukupi.
Mengembangkan Potensi Energi Terbarukan
Rencana jangka panjang mengedepankan interkoneksi energi terbarukan dari Pulau Sumatera ke Batam. Energi baru terbarukan (EBT) akan disalurkan melalui kabel bawah laut. Menghadapi keterbatasan, Elder dari PLN Batam juga membuka peluang inovasi teknologi di masa depan untuk pendistribusian energi, misalnya melalui baterai, “seperti kita beli galon,” jelas Zulhamdi.
Zainal Arifin, Ketua Mobilitas Energi Terbarukan METI, menambahkan bahwa potensi EBT sangat tergantung pada karakteristik alamiah masing-masing daerah. "Potensi di Sumatra Utara misalnya, lebih banyak dari hidroelectric, sedangkan di Batam terbatas pada panel surya." Dengan demikian, interkoneksi energi antar daerah menjadi solusi pemecah masalah distribusi energi nasional.
Mengatasi Tantangan Interkoneksi
Namun, konsep interkoneksi tidak lepas dari kendala. Zainal mengemukakan bahwa kendala utama adalah belum terbentuknya transmisi yang memadai. “Transmisi ini adalah jalan tol yang harus dibangun pemerintah untuk pemerataan energi terbarukan di Indonesia,” tegasnya. Pembangunan infrastruktur transmisi bukan semata proyek mencari keuntungan, “ini sama dengan membangun sekolah, jalan umum,” tambahnya. Dibutuhkan niat dari pemerintah untuk membangun jaringan transmisi yang mampu menghubungkan pusat energi terbarukan dengan area yang membutuhkan suplai energi tersebut.
Ketua ESDM Provinsi Kepulauan Riau, M. Darwin, melihat rencana interkoneksi ini sebagai jembatan Kepri menuju sistem grid nasional, dengan manfaat meningkatkan kehandalan pasokan listrik dan mengurangi defisit daya. “Itu akan mengurangi penggunaan ruang dan pembakaran energi fosil di Kepri,” ucap Darwin.
Ketertarikan Dunia Internasional
Ketertarikan terhadap potensi energi terbarukan di Kepulauan Riau ternyata tidak hanya berasal dari dalam negeri. Perusahaan dari Denmark dan Australia, misalnya, sedang mengembangkan energi gelombang laut di Natuna. "Mereka masih dalam tahapan kajian dan penjajakan kerjasama dengan PLN," tambah Darwin. Meski demikian, tantangan utama berupa minimnya kajian tentang pengembangan EBT di daerah kepulauan serta biaya yang mahal masih menjadi penghalang.
Menghimpun Potensi EBT di Batam dan Sumatra
Melihat ke potensi yang ada, Batam dan Sumatra memegang peranan penting dalam peta energi terbarukan Indonesia. Upaya interkoneksi antar pulau ini menjadi langkah strategis untuk mengatasi ketidaksesuaian antara potensi dan permintaan energi terbarukan di berbagai daerah. Dengan potensi besar air, angin, dan gelombang laut, serta ketersediaan silika untuk panel surya, Kepri memiliki beragam sumber yang bisa dioptimalkan. Desakan METI untuk interkoneksi daerah mengisyaratkan bahwa langkah ini tidak hanya memperkuat posisi Batam dalam peta energi nasional tetapi juga menjadi model pengembangan energi terbarukan yang berkelanjutan di Indonesia.
Masa depan energi terbarukan di Indonesia tampak menjanjikan seiring semakin banyaknya kolaborasi lintas daerah dan nasional yang dihibahkan untuk membangun infrastruktur yang dibutuhkan. Transformasi ini memerlukan integrasi kebijakan yang mendukung pengembangan dan distribusi energi bersih dan berkelanjutan yang ramah lingkungan, agar visi energi terbarukan Indonesia dapat terwujud sepenuhnya.