JAKARTA – Sosok inspiratif dan inovatif, Ridwan Nontji, tengah mendapat sorotan publik setelah Koordinator Nasional Aliansi Relawan Prabowo-Gibran (ARPG), Syafrudin Budiman, mengusulkannya untuk posisi strategis sebagai komisaris di salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Usulan ini diklaim sejalan dengan program unggulan pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka dalam Asta Cita, yang menitikberatkan pada ketahanan pangan dan kewirausahaan.
Syafrudin Budiman menyatakan bahwa langkah ini merupakan bagian dari komitmen ARPG untuk mendukung program pemerintah dalam membangun kemandirian bangsa. "ARPG berkomitmen mengawal program pemerintah dengan mendorong kemandirian bangsa melalui swasembada pangan, kewirausahaan, dan pengembangan industri kreatif demi meningkatkan perekonomian nasional," ujarnya saat diwawancarai di Jakarta, Selasa, 17 Desember 2024.
Ridwan Nontji lahir di Ongka pada 9 November 1983, dan menempuh pendidikan ekonomi di Universitas Islam Indonesia serta meraih gelar MBA dari Universitas Gadjah Mada. Ia diakui sebagai pemimpin muda yang sukses di bidang ketahanan pangan dan pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Dalam perannya sebagai Ketua Umum Pemuda Tani Indonesia (PTI) Kabupaten Parigi Moutong dan Ketua BPC Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Parigi Moutong, Ridwan telah membawa berbagai inovasi untuk meningkatkan produktivitas pertanian di Indonesia.
Selain itu, Ridwan memiliki visi besar untuk membangun ketahanan pangan nasional. Melalui Pemuda Tani Indonesia, ia aktif mengkampanyekan beberapa program penting seperti pengembangan komoditas unggulan daerah yang berbasis potensi wilayah dan teknologi pertanian modern. Ridwan juga fokus pada pemberdayaan petani melalui pendampingan teknis, bantuan sarana produksi, serta pemanfaatan inovasi teknologi pertanian. "Kami ingin mewujudkan swasembada pangan berkelanjutan dan menarik minat generasi milenial dan Gen Z untuk berkontribusi di sektor pertanian modern," jelas Ridwan.
Usulan Syafrudin Budiman untuk mengangkat Ridwan sebagai komisaris BUMN bukan tanpa alasan. Ridwan telah menunjukkan komitmen kuat dalam memperjuangkan peningkatan ketahanan pangan, yang dianggap sebagai isu krusial dalam menjaga keberlanjutan ekonomi nasional. Seperti diketahui, pemerintah Indonesia saat ini fokus pada penguatan sektor pangan dan kewirausahaan sebagai upaya meningkatkan daya saing ekonomi nasional di tengah perubahan iklim global yang tidak menentu.
Ridwan juga menyoroti pentingnya inovasi dalam penanganan pascapanen dan pengendalian dampak perubahan iklim untuk menjaga stabilitas produksi pangan. Langkah ini dinilai vital untuk menjamin ketahanan dan keberlanjutan pasokan pangan di masa depan.
Dengan meningkatnya perhatian terhadap sektor ekonomi kreatif dan kewirausahaan, peran Ridwan sebagai pemimpin muda potensial dianggap bisa memberikan dampak positif bagi kemajuan sektor tersebut. Banyak pihak yang berharap, jika terpilih menjadi komisaris BUMN, Ridwan dapat memainkan peran strategis dalam mendorong berbagai kebijakan inovatif yang berdampak luas bagi masyarakat, terutama dalam hal ketahanan pangan dan pemberdayaan UMKM.
Dukungan yang diberikannya kepada para petani muda juga membuka jalan untuk menjembatani generasi milenial dan Gen Z dengan sektor pertanian modern yang lebih inovatif dan berkelanjutan. Kehadiran Ridwan diyakini dapat menjadi katalisator dalam menciptakan terobosan baru yang sesuai dengan kebutuhan pasar dan pengembangan ekonomi di era digital.
Untuk itu, langkah ARPG dalam mengusulkan Ridwan Nontji sebagai komisaris BUMN mendapat banyak dukungan. Ini menjadi momentum untuk menggali potensi kreatif dan kepemimpinan dari anak muda berprestasi yang siap memajukan Indonesia, terutama di sektor pertanian dan ekonomi kreatif.
Dapat dipastikan, jika terpilih, Ridwan Nontji akan membawa angin segar dan inovasi baru yang diperlukan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi nasional bercorak digital dan berbasis pada kemandirian pangan serta kewirausahaan yang berkelanjutan.