Percepatan Penyerapan Gabah: Langkah Strategis untuk Melindungi Petani dari Dampak Surplus

Rabu, 05 Februari 2025 | 12:06:40 WIB
Percepatan Penyerapan Gabah: Langkah Strategis untuk Melindungi Petani dari Dampak Surplus

Jakarta - Dalam upaya melindungi petani dari potensi kerugian akibat surplus produksi gabah, Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, mendesak percepatan penyerapan gabah oleh Badan Urusan Logistik (Bulog). Langkah ini dianggap krusial untuk menjaga stabilitas harga pangan serta mendukung kesejahteraan petani. Pernyataan ini disampaikan Mentan saat memberikan keterangan pers di Komplek Istana Kepresidenan, Jakarta, pada Selasa lalu, 4 Februari 2025.

Menurut Andi Amran, kondisi surplus gabah yang terjadi saat ini merupakan tantangan yang perlu segera diatasi. "Badan Pusat Statistik kemarin mengumumkan bahwa produksi beras Januari, Februari, Maret itu naik 50 persen dibanding tahun lalu, dengan total produksi mencapai 8 juta ton," kata Amran, mengutip data terbaru yang menunjukkan lonjakan produksi yang signifikan.

Situasi yang dipaparkan oleh Menteri Pertanian ini direspon dengan cepat oleh Presiden, yang telah memanggilnya untuk membahas strategi pengelolaan surplus tersebut. "Ke depan, kami diperintahkan oleh Bapak Presiden untuk mempercepat penyerapan gabah. Karena ini adalah momentum yang paling baik," tegas Amran, menekankan urgensi intervensi pemerintah melalui Bulog.

Lebih lanjut, BPS memperkirakan bahwa produksi hingga April diproyeksikan mencapai 13 hingga 14 juta ton. Dengan demikian, terdapat surplus sekitar 4 juta ton dalam periode Januari hingga April. Surplus ini, jika tidak dikelola dengan baik, dapat menyebabkan penurunan harga gabah yang merugikan petani.

Salah satu masalah yang dihadapi adalah ketidakstabilan harga gabah di tingkat petani. Amran menjelaskan bahwa rata-rata harga gabah saat ini berada di bawah Harga Pembelian Pemerintah (HPP) sebesar Rp6.500 per kilogram. "Tetapi kalau kita bedah per provinsi, di 70 persen provinsi itu harga gabah di bawah HPP. Kemudian kurang lebih 30 persen di atas HPP," jelasnya, menyoroti disparitas harga yang terjadi antar wilayah.

Untuk mengatasi tantangan ini, Kementerian Pertanian (Kementan) berkolaborasi dengan Bulog dan Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk melakukan pemantauan secara intensif. Langkah ini dilakukan untuk menjamin bahwa penyerapan gabah berjalan efektif dan mencapai sasaran yang diinginkan. "Insya Allah, kami akan maraton memantau bersama pihak terkait untuk menyelesaikan persoalan ini," ujar Amran, menyatakan komitmen pemerintah dalam menjaga kesejahteraan petani.

Tidak hanya berhenti pada penyerapan, Mentan juga mengingatkan pentingnya memperbaiki infrastruktur pertanian dan distribusi hasil pangan. Hal ini demi memastikan hasil produksi yang melimpah dapat dikelola dan disalurkan dengan efisien ke pasar-pasar yang membutuhkan.

Di sisi lain, Amran juga menyerukan kepada petani untuk tetap optimis dan proaktif dalam menghadapi tantangan ini. Dukungan dari pemerintah diharapkan dapat memberikan kepastian dan rasa aman bagi petani dalam menjual hasil bumi mereka. Melalui sinergi antara pemerintah dan petani, diharapkan tercipta keseimbangan di pasar sehingga harga gabah tidak anjlok dan kesejahteraan petani tetap terjaga.

Inisiatif percepatan penyerapan gabah ini merupakan bagian dari komitmen pemerintah Indonesia dalam mencapai ketahanan pangan dan menstabilkan ekonomi pedesaan. Dengan langkah-langkah strategis yang tengah digalakkan, diharapkan surplus gabah yang awalnya menjadi ancaman dapat berubah menjadi peluang untuk meningkatkan cadangan pangan nasional dan menekan impor. Kehadiran Bulog yang lebih proaktif diharapkan dapat menjadi solusi jangka pendek dan panjang bagi permasalahan surplus ini.

Melalui berbagai kebijakan yang diterapkan, pemerintah terus berupaya untuk menjaga keseimbangan antara produksi dan permintaan. Penyerapan gabah yang cepat dan strategi pengelolaan surplus menjadi kunci dalam memastikan keberlanjutan rantai pasokan pangan nasional. Sebagaimana yang dinyatakan oleh Menteri Andi Amran Sulaiman, percepatan penyerapan gabah adalah langkah krusial untuk melindungi petani dari dampak buruk surplus produksi.

Terkini

Samsung Galaxy S25 FE Andalkan Teknologi AI Modern

Minggu, 07 September 2025 | 11:28:23 WIB

Huawei Mate X6 Ponsel Lipat Premium Terbaru

Minggu, 07 September 2025 | 11:28:21 WIB

Realme C65 Smartphone Performa AI Terjangkau

Minggu, 07 September 2025 | 11:28:19 WIB

Infinix Hot 50 Performa Kencang Desain Stylish

Minggu, 07 September 2025 | 11:28:15 WIB

iQOO 13 Smartphone Flagship Harga Terjangkau

Minggu, 07 September 2025 | 11:28:14 WIB