APBN 2024 Ditutup dengan Defisit Rp 507,8 Triliun, Lebih Rendah dari Perkiraan Awal

Senin, 06 Januari 2025 | 14:02:15 WIB
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati

JAKARTA - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati melaporkan bahwa Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tahun 2024 mencatat defisit sebesar Rp 507,8 triliun, setara 2,29% dari Produk Domestik Bruto (PDB). Angka tersebut mencerminkan kinerja yang lebih baik dibandingkan proyeksi sebelumnya pada semester I-2024, yang sempat diperkirakan mencapai 2,70% PDB.

“Defisit APBN berhasil kami kendalikan kembali ke angka 2,29%, sesuai desain awal. Sebelumnya, sempat diprediksi akan meningkat ke 2,70%, namun kami mampu membawa kembali pada level yang sehat,” ujar Sri Mulyani dalam konferensi pers realisasi APBN 2024 yang digelar di Jakarta, Senin (6/1).

Defisit anggaran mencerminkan ketimpangan antara pendapatan negara yang tercatat sebesar Rp 2.842,5 triliun dan belanja negara yang mencapai Rp 3.350,3 triliun sepanjang tahun 2024. Meski demikian, pendapatan negara mencatatkan pertumbuhan sebesar 2,1% dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu (year on year).

“Pendapatan negara yang kami raih berasal dari pajak, bea cukai, dan penerimaan negara bukan pajak (PNBP). Meski ada tekanan pada penerimaan pajak, kami berhasil melakukan pemulihan yang cukup baik,” ungkapnya.

Belanja negara juga menunjukkan peningkatan signifikan sebesar 7,3% dibandingkan tahun sebelumnya, mencerminkan komitmen pemerintah dalam mendorong pembangunan dan layanan publik.

Sri Mulyani menegaskan bahwa kondisi APBN 2024 tetap menjadi pilar penting dalam mendukung visi pembangunan nasional di bawah pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka.

“Laporan ini masih bersifat non-audited, berdasarkan data sementara yang kami terima dan hitung. Namun, hasil ini menunjukkan bahwa APBN terus berperan sebagai instrumen stabilisasi ekonomi yang efektif,” jelasnya.
Dengan kondisi APBN yang terkendali, pemerintah berkomitmen untuk terus menjaga keberlanjutan fiskal serta memperkuat fondasi ekonomi Indonesia.

Pemerintah optimistis bahwa realisasi positif ini akan memberikan dampak berkelanjutan bagi stabilitas dan pertumbuhan ekonomi nasional di tahun-tahun mendatang.

(kkz/kkz)

Terkini