JAKARTA – Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS diproyeksikan akan menguat pada Jumat (6/12/2024), bergerak di kisaran Rp15.850 - Rp15.910 per dolar AS. Prediksi ini disampaikan oleh Direktur PT Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi, yang menyatakan bahwa meskipun fluktuatif, rupiah memiliki peluang ditutup menguat.
Dalam risetnya, Ibrahim menjelaskan beberapa faktor yang memengaruhi pergerakan rupiah:
Eksternal: Pidato Ketua Federal Reserve AS, Jerome Powell, yang menyoroti kekuatan ekonomi AS dan sinyal kehati-hatian terkait kemungkinan pelonggaran suku bunga. Selain itu, ketidakpastian geopolitik dan fokus pada data tenaga kerja AS turut menjadi perhatian investor.
Domestik: Polemik seputar rencana kenaikan PPN 12% pada 2025 dianggap dapat menekan daya beli masyarakat.
Pada perdagangan Kamis (5/12/2024), rupiah ditutup menguat di level Rp15.862 per dolar AS. Pada Jumat pagi (6/12/2024), mata uang ini melanjutkan tren positifnya, dibuka di posisi Rp15.859 per dolar AS, naik 0,02% dibandingkan penutupan sebelumnya.
Rupiah Menguat di Tengah Tren Positif Mata Uang Asia
Penguatan rupiah sejalan dengan tren positif mata uang Asia lainnya, seperti peso Filipina (+0,24%), baht Thailand (+0,48%), dan dolar Hong Kong (+0,03%). Namun, yen Jepang dan won Korea Selatan mengalami pelemahan masing-masing sebesar 0,1% dan 0,26%.
Hingga siang hari, rupiah terus bertahan di zona hijau, menguat 0,09% ke posisi Rp15.839 per dolar AS. Pada penutupan perdagangan Jumat sore, rupiah berhasil menguat lebih lanjut sebesar 0,06%, ditutup di level Rp15.845 per dolar AS.
Indeks dolar AS yang sempat melemah ke 106,07 pada Kamis, kembali mengalami pergerakan naik tipis ke level 105,74 di akhir pekan ini.
Tetap pantau perkembangan nilai tukar rupiah dan pergerakan pasar global untuk mengetahui tren selanjutnya.