JAKARTA - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memastikan seluruh SPBU swasta kini telah memulai proses negosiasi pembelian Bahan Bakar Minyak (BBM) murni atau base fuel dengan Pertamina. Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi, Laode Sulaeman, menyatakan bahwa ini merupakan kemajuan penting, mengingat sebelumnya masih ada SPBU yang belum melakukan negosiasi. Beberapa waktu lalu, hanya BP-AKR dan VIVO yang sepakat mengikuti proses tersebut.
Menurut Laode, informasi terakhir yang diterima dari Pertamina menunjukkan bahwa semua SPBU swasta sudah melakukan negosiasi. "Kalau informasi terakhir yang saya dapat dari Pertamina, semua sudah bernegosiasi. Kalau sebelumnya kan ada satu yang masih belum. Sekarang sudah semuanya bernegosiasi," ujarnya. Dengan langkah ini, diharapkan proses distribusi BBM murni di pasar akan lebih lancar dan terkoordinasi.
Perubahan Mekanisme Lelang
Dalam proses negosiasi, terjadi perubahan mekanisme lelang yang sebelumnya dilakukan secara serentak. Laode menjelaskan, kini Pertamina berkomunikasi langsung dengan masing-masing badan usaha (BU) swasta. "Jadi terakhir kan kemarin lelang. Lelang itu basisnya menggunakan seluruh yang mengusulkan lelang satu kali. Nah, sekarang sedang dirubah mekanismenya. Jadi masing-masing badan perusahaan swasta nanti yang berkomitmen dengan Pertamina," jelasnya.
Mekanisme baru ini diharapkan mempermudah proses negosiasi. Jika sebelumnya beberapa pihak harus menunggu kesepakatan serentak, kini setiap SPBU bisa menjalani pertemuan dan negosiasi langsung. Langkah ini bertujuan menghindari risiko mundurnya salah satu pihak saat lelang digabungkan, sehingga proses menjadi lebih fleksibel dan efektif.
Proses Negosiasi Masih Berjalan
Meski semua SPBU telah memulai negosiasi, Laode menegaskan bahwa hasil akhir belum dapat diumumkan. "Tapi hasil akhirnya seperti apa nanti kita tunggu. Dia sampai dulu di SPBU-nya baru kita sampaikan," katanya. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun ada kemajuan, pihak Pertamina dan SPBU masih menuntaskan proses internal untuk memastikan setiap kesepakatan jelas dan menguntungkan semua pihak.
Pentingnya proses ini juga berkaitan dengan kepastian pasokan BBM murni bagi konsumen. Dengan negosiasi yang tuntas, diharapkan SPBU swasta bisa memastikan ketersediaan BBM murni secara berkelanjutan. Hal ini menjadi langkah strategis bagi pemerintah dan Pertamina dalam menjaga stabilitas energi nasional.
Optimisme Penyelesaian Akhir Oktober
Laode optimis bahwa dengan mekanisme baru, proses negosiasi akan membuahkan hasil lebih baik. Ia berharap semua SPBU swasta dapat mencapai kesepakatan yang konkret pada akhir Oktober. "Mungkin hari Jumat insyaallah itu sudah ada hasil yang lebih konkret. Pertamina secara private antara masing-masing Pertamina dengan badan swasta. Optimis, nanti kita tunggu saja," ujarnya.
Optimisme ini didasari pengalaman sebelumnya, di mana negosiasi serentak kerap menghadapi hambatan karena perbedaan kesiapan masing-masing SPBU. Dengan pendekatan satu per satu, Pertamina dan SPBU swasta dapat menyesuaikan kebutuhan, target, dan kapasitas masing-masing, sehingga hasil negosiasi lebih realistis dan dapat diterapkan segera.