JAKARTA - Memasuki usia 20 tahun, Proxsis & Co. menegaskan posisinya sebagai pemain utama dalam industri konsultasi dan solusi digital di Indonesia. Perusahaan tidak hanya menandai pencapaian dua dekade, tetapi juga menatap masa depan dengan langkah ekspansi lini teknologi serta kemungkinan penawaran saham perdana (IPO) dalam 3–5 tahun mendatang, seiring target pertumbuhan 30% pada 2026.
Berdiri pada 2005, Proxsis awalnya berfokus pada pelatihan manajemen dasar. Seiring waktu, perusahaan berkembang menjadi grup usaha lintas sektor dengan layanan mulai dari konsultasi manajemen, digitalisasi proses bisnis, hingga solusi teknologi berbasis AI dan audit.
Menurut Rudi Maulana, Founder Proxsis & Co., pertumbuhan berkelanjutan menjadi fokus utama.
“Kami tidak termotivasi untuk bertahan, tetapi untuk terus bertumbuh. Karena ketika kita bertumbuh, kita akan selalu bertahan,” ujarnya dalam keterangan resmi.
Inovasi Menjadi Budaya Kerja
Inovasi menjadi fondasi dalam strategi Proxsis & Co. Sejumlah proyek berbasis teknologi diluncurkan untuk memperkuat kapabilitas internal sekaligus memberikan nilai tambah bagi klien. Beberapa inisiatif terbaru meliputi:
Project Charter by CPM – mendukung efisiensi proyek dan manajemen portofolio.
Cash Connected oleh unit Akuntan & Techno Proxsis Digital – memperkuat layanan keuangan digital.
Voltaic dari Proxsis Corporate Innovation – mendorong transformasi bisnis berbasis teknologi.
“Inovasi dan teknologi bukan hanya alat, tapi bagian dari budaya kerja kami,” kata Aditya Prima Putera, Presiden Direktur Proxsis & Co. Ia menekankan pentingnya efisiensi, digitalisasi, dan diversifikasi untuk menghadapi dinamika ekonomi global.
Aditya menambahkan, strategi resiliensi dan diversifikasi menjadi krusial agar bisnis tidak tergantung pada satu sektor. Proxsis memperkuat ekosistem lintas unit dan segmen untuk menangkap peluang di berbagai sektor, termasuk BUMN, energi, transportasi, dan sektor publik.
Membangun Ekosistem dan Keberlanjutan
Dalam dua dekade terakhir, Proxsis telah melayani ratusan klien nasional dan multinasional melalui entitas seperti Proxsis Digital, Biztech, dan Proxsis Corporate Innovation. Selain itu, perusahaan juga mulai membangun koperasi karyawan sebagai bagian dari model keberlanjutan berbasis komunitas dan kolaborasi.
Sebagai bentuk apresiasi terhadap mitra strategis, Proxsis memberikan penghargaan “Partner of the Year” kepada sejumlah lembaga, antara lain:
PT Kereta Api Indonesia (Persero)
Direktorat Jenderal Ekosistem Digital – Kominfo
PLN Indonesia Power – TDA
“Penghargaan ini menjadi bentuk apresiasi atas kolaborasi yang mendukung pertumbuhan ekosistem industri berbasis transformasi dan teknologi,” tambah Rudi Maulana.
Tema perayaan dua dekade Proxsis, “A Journey, Achievement & Hope”, mencerminkan filosofi perusahaan bahwa tonggak ini bukan akhir perjalanan, melainkan fondasi untuk menjadi penggerak perubahan di dua dekade selanjutnya.
Strategi Ekspansi dan IPO
Menatap masa depan, Proxsis & Co. menargetkan pertumbuhan 30% pada 2026 melalui ekspansi lini teknologi dan pengembangan layanan konsultasi digital. Perusahaan juga menyiapkan langkah strategis untuk kemungkinan IPO dalam 3–5 tahun mendatang, sebagai bagian dari rencana memperkuat modal dan memperluas jangkauan pasar.
“Proxsis ingin menjadi ecosystem builder di Asia. Konsultasi, pelatihan, dan investasi kami arahkan untuk memberdayakan lebih banyak talenta dan bisnis lokal agar dapat bersaing di level global,” tutup Rudi.
Dengan fokus pada inovasi, diversifikasi, dan keberlanjutan, Proxsis & Co. menegaskan diri sebagai perusahaan yang tidak hanya bertahan, tetapi terus bertumbuh seiring perkembangan teknologi dan kebutuhan pasar. Strategi ini memastikan perusahaan tetap relevan dan kompetitif, sekaligus mendukung transformasi digital di Indonesia dan kawasan Asia.