BMKG Ingatkan Warga Aceh Siaga Hujan Berkepanjangan

Senin, 20 Oktober 2025 | 16:17:04 WIB
BMKG Ingatkan Warga Aceh Siaga Hujan Berkepanjangan

JAKARTA - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Kelas I SIM Banda Aceh mengeluarkan imbauan kepada masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap bencana hidrometeorologi.

Hujan yang terus mengguyur sejumlah wilayah Aceh sejak pekan lalu diperkirakan akan berlangsung hingga beberapa hari ke depan.

Prakirawan BMKG Aceh, Amat Komi, menjelaskan, hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang berkepanjangan dapat memicu potensi bencana seperti banjir, tanah longsor, serta angin kencang. "Waspada potensi bencana hidrometeorologi seperti banjir, tanah longsor, angin kencang, dan lainnya akibat hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang terus-menerus maupun dengan durasi lama," ujarnya, Senin.

Sejumlah wilayah di Aceh sudah mengalami hujan ringan hingga lebat sejak 15 Oktober 2025, dan berdasarkan prakiraan BMKG, kondisi ini akan tetap terjadi hingga 22 Oktober 2025 di beberapa daerah.

Daerah yang Berpotensi Terkena Dampak

BMKG memperinci wilayah yang perlu mewaspadai hujan deras dan angin kencang. Hari ini, daerah yang diprediksi terkena hujan ringan hingga lebat termasuk Kabupaten Aceh Barat, Aceh Besar, Aceh Jaya, Aceh Tengah, Aceh Tenggara, Bireuen, Gayo Lues, Pidie, Simeulue, Kota Banda Aceh, dan Sabang.

Untuk Selasa, 21 Oktober 2025, hujan diperkirakan melanda Aceh Tamiang, Aceh Tenggara, Aceh Timur, Aceh Utara, dan Kota Langsa. Sedangkan Rabu, 22 Oktober 2025, wilayah yang berpotensi mengalami hujan antara lain Aceh Tamiang, Aceh Tenggara, Aceh Timur, Bireuen, Gayo Lues, Pidie, dan Pidie Jaya.

Amat Komi menekankan, masyarakat di daerah pegunungan dan sekitar aliran sungai perlu meningkatkan kewaspadaan. Jika terlihat awan tebal hitam dan hujan mulai turun, warga disarankan untuk segera meninggalkan wilayah lereng maupun daerah aliran sungai yang rawan bencana.

Faktor Pemicu Hujan Berkepanjangan

Fenomena hujan berkepanjangan ini terjadi karena beberapa faktor meteorologi yang aktif di wilayah Aceh. Salah satunya adalah monsoon Asia yang saat ini aktif, serta nilai pole mode yang terpantau negatif. Kondisi tersebut memicu meningkatnya aktivitas konvektif di Indonesia bagian barat, termasuk Aceh.

Selain itu, gelombang atmosfer rossby ekuatorial, adanya belokan angin dan konvergensi di wilayah Aceh, serta suhu muka laut yang hangat di Samudera Hindia barat Sumatera dan perairan timur Aceh turut meningkatkan potensi penguapan. "Beberapa kondisi tersebut dapat berkontribusi terhadap proses pembentukan awan hujan di wilayah Aceh," jelas Amat Komi.

Peningkatan uap air yang signifikan dari laut hangat ini menjadi faktor tambahan yang memperkuat intensitas dan durasi hujan di wilayah Aceh. Kombinasi kondisi atmosfer dan laut ini membuat curah hujan diperkirakan akan lebih tinggi dari biasanya dalam beberapa hari ke depan.

Imbauan dan Persiapan Masyarakat

BMKG meminta warga untuk menyiapkan langkah mitigasi bencana. Warga di daerah rawan banjir dan longsor diminta menyiapkan rute evakuasi, memastikan persediaan kebutuhan pokok, dan selalu memantau informasi cuaca terkini melalui aplikasi resmi BMKG maupun kanal komunikasi lokal.

Selain itu, masyarakat diimbau untuk menghindari aktivitas di lereng bukit, pinggir sungai, dan daerah yang mudah tergenang air. Pihak berwenang diharapkan meningkatkan koordinasi dengan posko bencana setempat untuk memantau perkembangan situasi secara cepat.

Amat Komi juga menekankan pentingnya kewaspadaan bagi seluruh lapisan masyarakat. Masyarakat yang menemukan indikasi bahaya, seperti tanah retak atau aliran air deras, diimbau segera melaporkannya kepada pihak berwenang. Dengan kesiapsiagaan ini, risiko korban akibat bencana hidrometeorologi dapat diminimalkan.

Hujan berkepanjangan yang melanda Aceh menjadi pengingat pentingnya kesiapsiagaan bencana. Dengan memperhatikan peringatan BMKG dan menyiapkan langkah mitigasi, masyarakat dapat mengurangi potensi kerugian materiil maupun risiko jiwa. Ke depan, pemantauan dan kesadaran akan kondisi cuaca akan menjadi kunci dalam menghadapi fenomena alam yang semakin ekstrem.

Terkini