Produksi gas Medco EP lampaui target efisiensi ditingkatkan

Senin, 20 Oktober 2025 | 11:21:57 WIB
Produksi gas Medco EP lampaui target efisiensi ditingkatkan

JAKARTA - Ketahanan energi nasional tidak hanya ditentukan oleh kapasitas cadangan, tetapi juga kemampuan menjaga kestabilan produksi di tengah fluktuasi permintaan. 

PT Medco E&P Indonesia menjawab tantangan ini dengan menjaga level produksi gas dari Blok Sumatera Selatan (Blok Sumsel) tetap stabil di angka 65 juta kaki kubik per hari (MMSCFD) hingga akhir 2025.

Pihak Medco E&P menyampaikan bahwa volume tersebut telah tercapai sejak 17 Agustus 2025. 

Konsistensi produksi ini dianggap sebagai capaian penting yang melampaui target yang telah ditetapkan pemerintah melalui Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas).

“(Tingkat produksi) kami akan bertahan di sekitar ini ya, 60-65 MMSCFD (hingga akhir 2025), tergantung serapan (dari konsumen),” ujar VP Operation Onshore Medco E&P, Irfan Eka Wardhana.

Produksi Sudah Lampaui Target Nasional

Menurut Irfan, rata-rata produksi dari Blok Sumsel sejak Januari hingga September 2025 mencapai 53,6 juta kaki kubik gas per hari, angka yang menunjukkan konsistensi operasional dari 16 stasiun pengumpul yang dikelola Medco E&P.

Pencapaian tersebut juga secara nyata melampaui target produksi yang ditetapkan oleh SKK Migas sebesar 47,5 MMSCFD, bahkan lebih tinggi dari target yang tercantum dalam APBN 2025 sebesar 45 MMSCFD.

“Medco E&P Indonesia optimis dapat menjaga produksi gas di South Sumatera Block pada level 65 juta standard kaki kubik per hari hingga akhir 2025,” ujar Irfan dalam kesempatan yang sama.

Stabilnya produksi gas ini dinilai menjadi kontribusi penting terhadap pemenuhan kebutuhan energi nasional, khususnya dalam menghadapi potensi kenaikan permintaan dari sektor industri dan pembangkit listrik.

Distribusi Gas Menjangkau Beberapa Konsumen Strategis

Meskipun potensi produksi gas di Blok Sumsel tergolong tinggi, Irfan menyebutkan bahwa tidak seluruh produksi dialokasikan untuk kebutuhan operasional PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN.

Gas yang dihasilkan Medco E&P juga diserap oleh beberapa konsumen besar lainnya, termasuk PT Pupuk Sriwidjaja Palembang (Pusri) dan PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN). 

Kerja sama dengan berbagai off-taker ini menunjukkan strategi diversifikasi pasar yang dijalankan oleh Medco E&P dalam mengamankan serapan produksi.

“Jika seluruh produksi gas sebesar 65 MMSCFD tersebut dimanfaatkan untuk pembangkit listrik, maka dapat mengaliri 80 juta rumah,” kata Irfan memberikan ilustrasi dampak pemanfaatan gas dalam sektor ketenagalistrikan.

Efisiensi Energi dan Penurunan Emisi Jadi Prioritas

Selain fokus pada peningkatan produksi, Medco E&P Indonesia juga menunjukkan komitmen terhadap keberlanjutan lingkungan melalui penurunan emisi gas rumah kaca dari kegiatan operasionalnya. 

Inisiatif ini merupakan bagian dari strategi perusahaan dalam mendukung upaya pengurangan jejak karbon secara nasional.

Hingga 2025, Blok Sumsel disebut berhasil mengurangi emisi gas rumah kaca sebesar 53.864 ton CO? ekuivalen per tahun (tCO2e). Angka tersebut setara dengan emisi tahunan dari sekitar 12 ribu unit mobil.

“Sejauh ini, kami sudah menurunkan hampir 55 ribu ton CO2 ekuivalen per tahun, di mana kalau setaranya, ini untuk ilustrasi ya, setara dengan emisi 12 ribu mobil setahun,” terang Irfan.

Langkah ini dinilai selaras dengan tuntutan global dalam menjalankan operasional industri energi yang lebih bersih dan berkelanjutan. Penggunaan teknologi efisien dan optimalisasi proses produksi menjadi kunci utama dalam inisiatif ini.

Dukungan SKK Migas dan Kolaborasi Multi Pihak

Keberhasilan produksi dan distribusi gas dari Blok Sumsel tidak lepas dari koordinasi antara Medco E&P dengan para pemangku kepentingan. SKK Migas sebagai regulator sektor hulu minyak dan gas memberikan dukungan penuh terhadap upaya tersebut.

Syafei, Kepala Departemen Formalitas dan Komunikasi SKK Migas Perwakilan Sumatera Bagian Selatan, menyatakan bahwa pihaknya terus memperkuat sinergi bersama kontraktor dan lembaga lain guna menjamin kelancaran operasional hulu migas.

“Kami, SKK Migas, dan K3S (Kontraktor Kontrak Kerja Sama) terus melakukan koordinasi bersama seluruh stakeholder, baik pemerintah daerah, masyarakat, maupun lembaga lainnya agar operasi hulu migas ini berjalan lancar,” ungkapnya.

Menurut Syafei, komitmen tersebut sejalan dengan salah satu visi utama pemerintah dalam Asta Cita, yaitu mewujudkan ketahanan dan swasembada energi nasional.

Menjaga Stabilitas Energi Nasional dari Daerah

Blok Sumsel menjadi salah satu wilayah produksi yang strategis dalam mendukung kebutuhan gas domestik. 

Keberhasilan menjaga level produksi dan distribusi dari daerah seperti Musi Rawas menunjukkan bahwa kontribusi energi nasional tidak hanya bersumber dari pusat, tetapi juga dari wilayah-wilayah operasi di daerah.

Medco E&P memegang peran penting dalam ekosistem energi nasional, tidak hanya sebagai produsen gas, tetapi juga sebagai pelaku industri yang bertanggung jawab secara lingkungan dan sosial.

Dengan pencapaian yang melebihi target SKK Migas dan APBN, serta kontribusi terhadap pengurangan emisi gas rumah kaca, Medco E&P menegaskan posisinya sebagai salah satu operator migas yang adaptif dan berkelanjutan.

Produksi gas dari Blok Sumsel yang dikelola oleh Medco E&P bukan hanya soal angka dan capaian teknis. Di balik stabilnya angka 65 MMSCFD, terdapat strategi bisnis, inovasi teknologi, efisiensi operasional, serta komitmen terhadap lingkungan. 

Dengan dukungan SKK Migas dan sinergi berbagai pihak, target energi nasional 2025 bukanlah sesuatu yang mustahil untuk dicapai.

Terkini