JAKARTA - Premier League bukan hanya kompetisi yang menampilkan kualitas sepak bola terbaik di dunia, tetapi juga menjadi panggung bagi para miliarder untuk unjuk kekuatan finansial. Kekayaan para pemilik klub kini dianggap sebagai salah satu faktor penentu kesuksesan sebuah tim.
Jika dulu suporter lebih fokus pada permainan di lapangan, sekarang perhatian juga tertuju pada siapa sosok di balik kepemilikan klub.
Fakta di lapangan menunjukkan bahwa tanpa sokongan dana besar, sulit bagi sebuah klub untuk bersaing. Dari belanja pemain bintang, perbaikan fasilitas latihan, hingga proyek jangka panjang, semuanya membutuhkan modal yang sangat besar.
Tak heran, beberapa tim yang diakuisisi oleh konsorsium atau miliarder dunia kini mampu menjelma menjadi kekuatan baru di Inggris maupun Eropa.
Artikel ini mengulas tujuh klub Premier League dengan pemilik paling tajir melintir, mulai dari konsorsium Timur Tengah, taipan Amerika Serikat, hingga investor lokal Inggris.
Newcastle United: Era Baru di Bawah PIF Arab Saudi
Newcastle United mengalami perubahan besar sejak diambil alih oleh konsorsium yang dipimpin oleh Saudi Public Investment Fund (PIF) bersama RB Sports & Media serta PCP Capital Partners. Dengan kepemilikan mayoritas mencapai 80 persen, dana sebesar £300 juta dikeluarkan untuk menguasai klub.
Gabungan kekayaan konsorsium ini diperkirakan mencapai £489 miliar, menjadikan Newcastle salah satu klub terkaya di dunia. Ambisi besar langsung terlihat melalui belanja pemain dan peningkatan fasilitas. The Magpies kini dipandang sebagai calon kekuatan baru, tidak hanya di Premier League tetapi juga di kancah Eropa.
Manchester United: Kekayaan Besar, Hubungan dengan Fans Renggang
Tidak banyak pemilik klub yang menuai kontroversi seperti keluarga Glazer di Manchester United. Setelah Malcolm Glazer wafat, kendali beralih ke anaknya, Joel dan Avram Glazer. Meski mereka mengeluarkan dana besar untuk membeli pemain mahal seperti Paul Pogba, Jadon Sancho, hingga Antony, fans kerap menuding mereka mengabaikan kondisi Old Trafford dan fasilitas klub.
Pada Februari 2024, Sir Jim Ratcliffe membeli 27% saham United. Dengan kekayaan pribadi mencapai £12,7 miliar ditambah harta keluarga Glazer, total aset kepemilikan mencapai sekitar £20,2 miliar. Meski United menjadi klub dengan pemilik terkaya kedua di liga, hubungan dengan suporter masih penuh ketegangan, termasuk aksi protes yang sempat mengguncang Old Trafford.
Manchester City: Kejayaan Bersama Sheikh Mansour
Transformasi Manchester City menjadi salah satu kekuatan terbesar di dunia terjadi sejak Sheikh Mansour dari Uni Emirat Arab membeli klub pada 2008. Mansour, yang juga menjabat sebagai Wakil Perdana Menteri UEA sekaligus anggota keluarga kerajaan Abu Dhabi, membawa City ke era keemasan.
Dalam 17 tahun terakhir, City berhasil meraih banyak gelar bergengsi: Premier League, FA Cup, League Cup, hingga Liga Champions. Lebih dari sekadar klub, City kini menjadi simbol kesuksesan global melalui City Football Group, yang juga memiliki klub lain di berbagai negara seperti Girona (Spanyol) dan Palermo (Italia). Dominasi mereka bahkan dianggap telah melampaui Manchester United di lapangan.
Arsenal: Kebangkitan Bersama Stan Kroenke
Nama Stan Kroenke sering disebut ketika membicarakan Arsenal. Pemilik klub asal Amerika Serikat ini membangun kekayaannya dari bisnis real estate, serta menikahi Ann Walton, pewaris jaringan Walmart. Meski sempat dikritik karena minim investasi, Kroenke kini mulai menunjukkan komitmen besar terhadap Arsenal.
Puncaknya terjadi saat Arsenal memecahkan rekor transfer klub dengan mendatangkan Declan Rice dari West Ham seharga £105 juta pada musim panas 2023. Di bawah arahan Mikel Arteta, The Gunners kini kembali menjadi penantang serius gelar Premier League. Kroenke sendiri juga memiliki klub olahraga lain seperti LA Rams (NFL), Denver Nuggets (NBA), dan Colorado Rapids (MLS), menjadikannya sosok berpengaruh di dunia olahraga global.
Crystal Palace: Stabilitas di Tangan Investor Amerika
Sebelum kedatangan Steve Parish pada 2010, Crystal Palace menghadapi kesulitan finansial besar. Namun, sejak promosi ke Premier League pada 2013, klub ini berhasil bertahan di kasta tertinggi selama lebih dari satu dekade.
Tonggak sejarah mereka terjadi pada akhir musim 2024/25 ketika Palace meraih FA Cup, trofi besar pertama dalam sejarah klub. Musim panas lalu, pemilik New York Jets, Woody Johnson, membeli 43% saham Palace. Selain itu, investor Amerika lainnya, Josh Harris dan David Blitzer, tetap berperan penting dalam struktur kepemilikan. Dengan kombinasi pengusaha kuat ini, masa depan Palace tampak cerah baik di lapangan maupun bisnis.
Chelsea: Revolusi Besar di Bawah Todd Boehly
Setelah era Roman Abramovich berakhir, Todd Boehly resmi mengambil alih Chelsea dengan nilai fantastis mencapai £4,2 miliar. Tak berhenti di situ, Boehly juga menggelontorkan dana lebih dari £1,5 miliar untuk belanja pemain baru.
Sebagai pengusaha asal Amerika Serikat dan pendiri Elridge Industries, Boehly membawa strategi berbeda: fokus pada pengembangan pemain muda berbakat. Meski awal kepemimpinannya penuh gejolak, kehadiran pelatih Enzo Maresca mengubah situasi. Chelsea sukses bangkit dengan menjuarai UEFA Europa Conference League dan FIFA Club World Cup 2025, menandai kebangkitan The Blues di era baru.
Fulham: Konsistensi di Era Shahid Khan
Shahid Khan, pemilik Fulham, juga dikenal sebagai pemilik klub NFL Jacksonville Jaguars serta co-owner promosi gulat AEW bersama putranya, Tony Khan. Tony sendiri berperan sebagai direktur sepak bola di Craven Cottage.
Dalam satu dekade terakhir, Fulham memang kerap naik-turun antara Premier League dan Championship. Namun, keputusan cerdas keluarga Khan datang saat menunjuk Marco Silva sebagai manajer. Pelatih asal Portugal itu berhasil menjaga stabilitas tim dan membuat Fulham kompetitif di Premier League. Dengan struktur kepemilikan yang kuat, klub ini berpeluang terus berkembang di masa depan.
Kehadiran pemilik superkaya telah mengubah wajah Premier League menjadi lebih kompetitif dan glamor. Dari ambisi besar Newcastle bersama PIF, dominasi Manchester City dengan Sheikh Mansour, hingga proyek jangka panjang Arsenal dan Chelsea di bawah miliarder Amerika, semua membuktikan bahwa kekuatan finansial kini berperan penting dalam kesuksesan sebuah klub.
Bagi para suporter, yang terpenting bukan hanya siapa pemilik klub, tetapi bagaimana investasi mereka bisa membawa tim kesayangan ke arah lebih baik. Pada akhirnya, perpaduan antara kekuatan finansial, strategi manajemen, dan dukungan fans lah yang menentukan kejayaan di Premier League