JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada Rabu, 15 Oktober 2025 diproyeksikan berpeluang menguat terbatas setelah mengalami koreksi cukup dalam pada perdagangan sebelumnya.
MNC Sekuritas menilai, penguatan IHSG masih terbuka meski tren koreksi jangka pendek belum sepenuhnya usai.
Berdasarkan analisis teknikal, MNC Sekuritas menyebut IHSG saat ini berada pada fase awal pembentukan wave (2) dari wave 3 label hitam. Kondisi tersebut menandakan masih ada potensi pelemahan lanjutan sebelum melanjutkan tren kenaikan berikutnya.
Area support IHSG hari ini berada di 8.022 dan 7.913, sementara resistance terdekat di 8.169 hingga 8.260. Dalam pandangan analis, level 8.092–8.166 menjadi area penting untuk diuji sebelum terjadi kenaikan lanjutan.
Rekomendasi Saham Pilihan MNC Sekuritas
MNC Sekuritas memberikan empat rekomendasi saham pilihan untuk perdagangan hari ini, yaitu CDIA, ISAT, JSMR, dan RATU. Saham-saham tersebut dipilih berdasarkan analisis teknikal dan potensi penguatan harga jangka pendek.
Untuk saham CDIA, direkomendasikan speculative buy di rentang Rp1.805–Rp1.925 per saham dengan target Rp2.050–Rp2.130 dan batas kerugian di bawah Rp1.785. ISAT disarankan buy on weakness di area Rp1.690–Rp1.750 dengan target Rp1.910–Rp2.050 serta stop loss di bawah Rp1.615.
Adapun JSMR direkomendasikan buy on weakness di kisaran Rp3.740–Rp3.780 dengan target Rp3.950–Rp4.090 dan batas kerugian di bawah Rp3.700. Sedangkan RATU disarankan beli di area Rp7.725–Rp8.350 dengan target Rp10.050–Rp11.250 serta stop loss di bawah Rp7.275.
Pandangan dan Proyeksi dari BNI Sekuritas
BNI Sekuritas memperkirakan IHSG akan bergerak di kisaran support 7.925–8.000 dan resistance 8.100–8.130 pada perdagangan Rabu ini. Head of Retail Research BNI Sekuritas, Fanny Suherman, menyampaikan bahwa IHSG berpeluang teknikal rebound menuju level 8.100.
Namun, apabila gagal menembus resistance kuat di 8.100, masih ada potensi koreksi ke area 7.800. “IHSG berpotensi teknikal rebound hari ini ke 8.100, tapi jika gagal menembus resistance kuat di 8.100, masih potensi kembali koreksi ke kisaran 7.800,” ujarnya dalam riset harian.
BNI Sekuritas juga merekomendasikan beberapa saham yang patut dicermati, seperti GZCO, SCMA, BWPT, BKSL, MINA, dan HRUM. Untuk GZCO, area beli direkomendasikan di Rp320–Rp336 dengan target Rp360–Rp370, sementara SCMA disarankan beli di Rp390–Rp400 dengan target Rp412–Rp424.
Pergerakan IHSG dan Sektor Unggulan di Pasar
Pada perdagangan Selasa, 14 Oktober 2025, IHSG ditutup melemah signifikan sebesar 1,95% atau turun 160,68 poin ke level 8.066,52. Berdasarkan data IPOT Platinum Club, indeks sempat bergerak di rentang 7.974,03 hingga 8.284,91 dengan nilai transaksi mencapai Rp32,02 triliun.
Investor asing mencatatkan jual bersih (net sell) sebesar Rp1,38 triliun di seluruh pasar, dengan Rp1,32 triliun terjadi di pasar reguler. Saham-saham perbankan menjadi target utama aksi jual asing, seperti BBRI Rp424,1 miliar, BBCA Rp305,4 miliar, CDIA Rp259,4 miliar, BMRI Rp240,4 miliar, dan CUAN Rp157,7 miliar.
Sebaliknya, saham sektor tambang dan konsumer justru banyak diborong asing. Di antaranya ANTM dengan pembelian Rp60,3 miliar, NCKL Rp57 miliar, MDKA Rp55 miliar, AADI Rp46,8 miliar, dan JPFA Rp34,3 miliar. Dari kelompok KOMPAS100, saham FILM memimpin penguatan 13,93%, diikuti ENRG 8,54% dan NCKL 6,19%.
Rekomendasi Saham Lain dan Kebijakan Bursa Efek
OSO Sekuritas dalam riset hariannya menjagokan tiga saham potensial, yakni MTEL, AKRA, dan CASA. Ketiganya menunjukkan sinyal golden cross pada indikator stochastic, yang menandakan potensi penguatan harga jangka pendek.
Untuk saham MTEL, OSO Sekuritas merekomendasikan beli di Rp560–Rp570 dengan target Rp590 dan batas kerugian di bawah Rp545. Sementara itu, AKRA disarankan beli di kisaran Rp1.070–Rp1.080 dengan target Rp1.100 dan cut loss di bawah Rp1.055.
Adapun saham CASA direkomendasikan beli dengan target Rp1.095, area beli di Rp1.070–Rp1.075, serta stop loss di bawah Rp1.055. Selain itu, Bursa Efek Indonesia (BEI) juga mengumumkan pembukaan kembali perdagangan beberapa saham yang sebelumnya disuspensi.
BEI menegaskan bahwa beberapa saham seperti AYLS, TRUE, dan PGLI kembali dibuka, sedangkan ASPI dan MORA diberlakukan suspensi sementara. Penghentian tersebut bertujuan memberi waktu bagi investor untuk mempertimbangkan informasi terkini dari emiten terkait.
Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna, menjelaskan adanya rencana penyesuaian klasifikasi ukuran perusahaan (size) dalam menentukan free float minimum bagi calon emiten. Penyesuaian tersebut diharapkan membuat kebijakan lebih relevan dengan kapitalisasi pasar saat IPO.