4 Faktor Penyebab Kekalahan Timnas Indonesia dari Arab Saudi

Kamis, 09 Oktober 2025 | 16:02:02 WIB
4 Faktor Penyebab Kekalahan Timnas Indonesia dari Arab Saudi

JAKARTA - Hasil kurang memuaskan harus diterima Timnas Indonesia pada laga perdana Grup B Ronde 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia. Meski sempat memberikan perlawanan sengit, skuad Garuda harus takluk 2-3 dari tuan rumah Arab Saudi di Stadion King Abdullah Sports City, Jeddah.

Dua gol dari Kevin Diks melalui titik putih (menit 11 dan 88) sempat membuat asa Indonesia tetap hidup. Namun, tiga gol balasan dari Waheb Saleh (17’), serta dua gol Firas Al-Buraikan (36’ dan 62’) menjadi penentu kemenangan The Green Falcons.

Bagi Timnas Indonesia, hasil ini jelas menjadi pukulan telak. Selain kehilangan poin berharga, kekalahan tersebut membuat mereka harus menghadapi laga hidup-mati melawan Irak pada partai terakhir Grup B, Minggu (12/10/2025) dini hari WIB.

Di balik hasil tipis 2-3 ini, ada sejumlah catatan yang bisa ditarik sebagai penyebab utama kegagalan Garuda mencuri poin di Jeddah. Berikut empat faktor krusial yang menjadi pembeda pertandingan.

1. Gol Balasan Cepat dari Tuan Rumah

Awal laga sebenarnya berjalan ideal bagi Indonesia. Eksekusi penalti Kevin Diks di menit ke-11 membuat Timnas unggul lebih dulu dan sempat membangkitkan kepercayaan diri tim.

Namun keunggulan itu tidak bertahan lama. Arab Saudi berhasil memanfaatkan kelengahan lini belakang Indonesia. Gol Waheb Saleh di menit ke-17 dan gol kedua lewat Firas Al-Buraikan pada menit ke-36 mengubah momentum pertandingan.

Kapten Timnas, Jay Idzes, mengakui gol cepat balasan lawan cukup memukul mental rekan-rekannya.

“Pertandingan ini sangat menantang bagi kami. Saya merasa setelah unggul 1-0, kami terlalu cepat memberikan mereka kesempatan untuk mencetak gol. Terlalu cepat, dengan dua gol,” ujar Idzes seusai laga.

Ketika tim kehilangan konsentrasi dalam tempo singkat, hasilnya bisa fatal. Dan itulah yang terjadi pada Garuda di babak pertama.

2. Banyak Tembakan dari Luar Kotak Penalti

Pertahanan Indonesia sebenarnya cukup rapat ketika mengawal pergerakan di dalam kotak penalti. Duet Kevin Diks dan Jay Idzes beberapa kali mampu menahan gempuran Salem Al-Dawsari dkk.

Namun Arab Saudi cerdik mencari alternatif. Mereka lebih sering melepas tembakan jarak jauh yang akhirnya berbuah gol. Tendangan keras Waheb Saleh dari luar kotak penalti menjadi titik balik. Sementara gol ketiga Al-Buraikan pun berawal dari bola muntah hasil sepakan jarak jauh Musab Al-Juwair.

Kiper Maarten Paes dibuat sibuk sepanjang pertandingan dengan serangan jarak jauh lawan. Bahkan sebuah sepakan keras Saleh Aboulshamat di babak pertama nyaris menambah gol andai tidak membentur mistar gawang.

Strategi tembakan jarak jauh ini terbukti efektif menembus pertahanan Indonesia yang sebetulnya solid di dalam kotak penalti.

3. Ruang Kosong di Antarlini

Kelemahan lain yang terlihat jelas adalah renggangnya koordinasi antarlini. Arab Saudi beberapa kali dengan mudah memanfaatkan ruang kosong di antara gelandang dan bek Indonesia.

Patrick Kluivert, pelatih Timnas Indonesia, menilai faktor ini sebagai salah satu penyebab utama timnya gagal mempertahankan keunggulan.

“Kami tidak bertahan dengan baik di antara lini, dan para winger lawan mendapat terlalu banyak ruang. Hal seperti itu seharusnya tidak terjadi, tetapi nyatanya terjadi,” ucap Kluivert.

“Setelah unggul 1-0, kami kesulitan menemukan kembali bentuk permainan kami, dan kemudian kami kebobolan beberapa gol mudah. Lagi, sesuatu yang tidak boleh terjadi di level ini,” tambahnya.

Minimnya pressing ketat di area tengah membuat Arab Saudi lebih leluasa menguasai bola dan mengatur tempo.

4. Efektivitas Serangan Lawan

Jika dilihat dari permainan, Arab Saudi sebenarnya tidak mendominasi secara mutlak. Namun efektivitas serangan mereka jauh lebih tinggi dibanding Indonesia.

Menurut statistik Fotmob, Arab Saudi mencatat 17 tembakan dengan 10 di antaranya mengarah ke gawang. Dari jumlah itu, mayoritas berasal dari dalam kotak penalti, sementara sisanya dari luar kotak.

Bandingkan dengan Indonesia yang hanya mencatat 10 tembakan, dengan lima saja yang tepat sasaran. Meski Kevin Diks berhasil mengonversi dua penalti, secara keseluruhan Garuda kalah efektif dalam memanfaatkan peluang.

Arab Saudi mampu memaksimalkan setiap ruang yang ditinggalkan lawan. Dan di level kualifikasi Piala Dunia, detail kecil seperti itu menjadi pembeda hasil akhir.

Laga Penentuan Kontra Irak

Dengan kekalahan ini, Indonesia berada dalam posisi sulit. Laga terakhir kontra Irak pada Minggu (12/10/2025) dini hari WIB menjadi krusial. Kick-off akan berlangsung pukul 02.30 WIB di Jeddah, Arab Saudi, yang menjadi tuan rumah terpusat Grup B.

Irak, tim peringkat 58 dunia, tentu bukan lawan mudah. Namun sejarah menunjukkan Indonesia masih punya peluang. Garuda pernah menahan Irak 1-1 di putaran sebelumnya, bahkan sempat menumbangkan mereka 2-0 di Piala Asia U-23 2024.

Harapan tetap ada, tetapi kemenangan menjadi syarat mutlak bila ingin menjaga asa lolos ke putaran final Piala Dunia 2026. Patrick Kluivert dan anak asuhnya harus segera memperbaiki kelemahan yang terlihat kontra Arab Saudi, terutama soal konsentrasi, ruang kosong, dan efektivitas serangan.

Kekalahan 2-3 dari Arab Saudi bukan hanya soal skor tipis, tetapi juga cermin kelemahan mendasar yang harus segera dibenahi Timnas Indonesia. Empat faktor utama—gol cepat balasan, tembakan jarak jauh, ruang kosong antarlini, serta efektivitas serangan—menjadi catatan penting menjelang laga penentuan melawan Irak.

Dengan evaluasi cepat dan perbaikan di sektor-sektor krusial, bukan mustahil Garuda bisa bangkit. Laga melawan Irak akan menjadi ujian mental dan kualitas sejati, apakah Timnas Indonesia mampu menjaga mimpi tampil di Piala Dunia 2026 tetap hidup.

Terkini

Cara Retur Barang di Lazada 2025

Kamis, 09 Oktober 2025 | 23:59:19 WIB

15 Usaha Sampingan Karyawan Pabrik yang Menguntungkan

Kamis, 09 Oktober 2025 | 23:58:58 WIB

10 Harga Kamera Digital DSLR Terbaik 2025

Kamis, 09 Oktober 2025 | 23:57:56 WIB