Menu MBG Viral dan Unik yang Jadi Sorotan Publik

Rabu, 08 Oktober 2025 | 13:43:18 WIB
Menu MBG Viral dan Unik yang Jadi Sorotan Publik

JAKARTA - Program Makan Bergizi Gratis (MBG) kembali mencuri perhatian publik. Bukan karena polemik yang sempat menyertainya, melainkan karena deretan menu yang viral dan menjadi bahan pembicaraan luas di media sosial. Mulai dari kombinasi lauk yang tak biasa hingga cara pemesanan menu yang tak konvensional, berbagai hal terkait program ini ramai dibahas oleh masyarakat.

Program MBG sendiri merupakan salah satu upaya pemerintah dalam menyediakan asupan gizi seimbang bagi siswa sekolah. Tujuan utamanya adalah memastikan setiap anak mendapatkan nutrisi yang cukup untuk mendukung tumbuh kembang mereka sekaligus membantu meningkatkan konsentrasi belajar. 

Namun, meski niatnya positif, pelaksanaannya di lapangan tak jarang memunculkan cerita-cerita menarik, bahkan kontroversial, seperti yang terjadi baru-baru ini.

Menu Kentang Rebus dan Keripik Pangsit yang Bikin Heboh

Viralnya menu MBG kembali terjadi di Depok, Jawa Barat. Sebuah unggahan yang ramai dibicarakan memperlihatkan sajian makan siang siswa yang dinilai tak biasa: kentang rebus, potongan wortel, keripik pangsit, dan saus tomat. Menu tersebut disalurkan ke UPTD SDN Mampang 1, Pancoran Mas, Depok.

Kepala Sekolah, Iwan Setiawan, menjelaskan bahwa program MBG di sekolahnya baru berjalan sekitar satu minggu. Ia menegaskan bahwa menu yang diberikan tetap mengandung karbohidrat dan protein meskipun tampilannya sederhana.

"Kebetulan hari ini karbonya nasinya diganti dengan kentang hari ini. Terus, ada gorengan (keripik pangsit), tapi di dalam gorengannya itu ada telur juga, ada daging juga, ada tahu juga," ujar Iwan Setiawan, Senin 6 Oktober 2025.

Ia juga menyebut bahwa penyusunan menu dilakukan oleh Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang memiliki standar sendiri. Perbedaan selera, menurutnya, menjadi alasan mengapa sebagian orang tua merasa kurang puas.

"Cuma yang hari ini ada orang tua yang tidak sesuai dengan selera, itu aja sih sebenarnya," jelas Iwan.

SPPG pun telah memberikan klarifikasi langsung kepada pihak sekolah. Iwan mengatakan pihaknya telah menyampaikan masukan kepada dapur penyedia MBG agar menginformasikan menu harian kepada orang tua siswa sebelumnya.

"Mungkin nanti masukan-masukan yang dari orang tua itu bisa ke cover gitu," ujarnya.

Menu Burger, Spageti, hingga Semangka Tipis

Selain kentang rebus dan keripik pangsit, sejumlah menu lain dari program MBG juga sempat menjadi bahan perbincangan. Misalnya, menu burger dan spageti yang dianggap tidak sesuai dengan konsep pangan lokal.

Meski menu ini menuai kritik, pihak BGN menegaskan bahwa burger dan spageti diberikan atas permintaan siswa. Langkah tersebut diambil untuk mengatasi kejenuhan siswa terhadap nasi sebagai sumber karbohidrat.

Menu unik lain yang tak kalah viral adalah potongan semangka tipis. Dalam sebuah video yang ramai dibicarakan di media sosial, seorang siswa memperlihatkan sepotong semangka yang sangat tipis hingga disebut-sebut mirip kartu.

Video tersebut memicu beragam reaksi warganet, mulai dari komentar lucu hingga kritik terhadap kualitas makanan yang disediakan dalam program MBG. Banyak yang mempertanyakan apakah porsi tersebut sesuai dengan anggaran yang digelontorkan untuk program ini.

Bisa Pilih Menu Lewat DM Instagram

Tak hanya soal isi menu, metode penyajian MBG di beberapa wilayah juga menarik perhatian. Di Cinere, Depok, misalnya, SPPG setempat memberikan kesempatan kepada siswa untuk memilih menu sesuai Angka Kecukupan Gizi (AKG) melalui direct messages (DM) di Instagram.

Kepala SPPG Cinere, Afif Maulana Rivai, mengatakan bahwa pihaknya secara rutin berkomunikasi dengan sekolah untuk mengetahui menu apa yang paling diminati siswa.

"Kita selalu memantau ke sekolah bersama dengan ahli gizi, puskesmas, dan pihak sekolah. Kita menanyakan kepada para siswa, kira-kira mereka kesukaannya apa. Nah, setelah itu, nanti ahli gizi dari SPPG Cinere itu menghitung komposisi dari gizi yang akan kita masak," kata Afif, dikutip dari Antara.

SPPG juga melakukan pengawasan harian dengan membawa lembar formulir berisi evaluasi menu yang diberikan.

"Setiap hari itu kita membawa lembar formulir untuk kita berikan ke pihak sekolah. Pihak sekolah itu nanti wajib mengisi tentang menu-menu yang akan kita berikan pada hari itu, jadi mereka berhak mengisi sesuai dengan apa yang mereka rasakan pada menu hari itu, misal bau seperti apa, rasanya seperti apa, atau kurang apa," tambahnya.

Antara Kreativitas dan Kritik

Fenomena viralnya menu MBG menunjukkan bahwa program ini berjalan dinamis di lapangan. Di satu sisi, ada upaya dari penyelenggara untuk menghadirkan variasi menu agar siswa tidak bosan. Di sisi lain, muncul pula kritik mengenai tampilan dan kualitas sajian yang terkadang dianggap kurang sesuai dengan ekspektasi.

Respons masyarakat terhadap program ini pun beragam. Sebagian memandangnya sebagai langkah positif pemerintah untuk memastikan anak-anak mendapatkan gizi seimbang. Namun, sebagian lainnya menilai perlu adanya evaluasi menyeluruh agar pelaksanaan MBG benar-benar tepat sasaran.

Yang jelas, perbincangan seputar MBG menunjukkan tingginya perhatian publik terhadap isu gizi anak dan kualitas makanan di sekolah. 

Terlepas dari pro dan kontra yang ada, berbagai cerita unik dan viral dari program ini menjadi pengingat bahwa penyediaan makanan bergizi bukan hanya soal nutrisi, tetapi juga soal selera, kreativitas, dan komunikasi antara penyelenggara dengan masyarakat.

Program MBG mungkin masih menyisakan sejumlah pekerjaan rumah, mulai dari peningkatan kualitas menu hingga sosialisasi kepada orang tua. Namun, upaya ini tetap menjadi langkah penting dalam membangun generasi muda yang sehat, cerdas, dan siap menghadapi masa depan.

Terkini