Danantara Salurkan Rp165 Triliun ke Proyek Strategis Nasional

Senin, 06 Oktober 2025 | 15:20:11 WIB
Danantara Salurkan Rp165 Triliun ke Proyek Strategis Nasional

JAKARTA - Sovereign wealth fund PT Danantara Investment Management (Persero) mulai memperlihatkan langkah konkret dalam mengelola dan menyalurkan investasinya. Memasuki kuartal IV/2025, perusahaan pelat merah ini menandai awal operasionalnya dengan rencana penyaluran dana jumbo senilai US$10 miliar atau sekitar Rp165,83 triliun hanya dalam tiga bulan pertama, mulai Oktober 2025.

Langkah ini menandai fase baru pengelolaan investasi strategis nasional yang dikendalikan pemerintah melalui Danantara. Menurut laporan Reuters, Chief Investment Officer (CIO) Danantara Indonesia, Pandu Sjahrir, menjelaskan bahwa fokus utama investasi tahap awal akan diarahkan untuk proyek-proyek dalam negeri, dengan porsi mencapai 80% dari total dana investasi.

“Bulan ini adalah pertama kalinya kami menyalurkan modal. Dalam tiga bulan pertama saja, kami sudah harus menginvestasikan hampir US$10 miliar,” ujar Pandu.

Sementara itu, sekitar 20% dana sisanya akan ditempatkan di luar negeri sebagai bagian dari diversifikasi portofolio Danantara.

Fokus pada Proyek Strategis: Energi, Infrastruktur, dan Pengelolaan Sampah

Dalam tahap awal operasionalnya, Danantara telah menyiapkan sejumlah proyek strategis lintas sektor. Beberapa di antaranya adalah pembangunan desa haji di Arab Saudi, proyek energi hulu bersama PT Pertamina (Persero), serta proyek pengolahan sampah menjadi energi listrik (waste to energy).

Proyek-proyek tersebut diharapkan mulai berjalan menjelang akhir 2025, sekaligus menandai kiprah awal Danantara sebagai katalis pembiayaan jangka panjang bagi proyek-proyek berorientasi keberlanjutan.

Salah satu inisiatif terbesar Danantara adalah pengembangan proyek Pengolahan Sampah Menjadi Energi Listrik (PSEL) di 33 kabupaten/kota di Indonesia. Sebanyak 8 proyek PSEL pertama akan mulai diluncurkan pada akhir Oktober 2025.

Kapasitas masing-masing proyek PSEL ditargetkan mencapai 1.000 ton sampah per hari, dengan kebutuhan investasi sebesar Rp2–Rp3 triliun per titik, termasuk infrastruktur pendukungnya. Jika seluruh proyek terealisasi, total nilai investasi mencapai kisaran Rp66–Rp99 triliun.

Selain didanai langsung oleh Danantara, pembiayaan proyek PSEL juga akan membuka ruang partisipasi pihak swasta dan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD). Pandu menegaskan bahwa proses pemilihan mitra akan dilakukan secara transparan melalui mekanisme tender terbuka.

Dorong Likuiditas Pasar Saham Nasional

Selain membiayai proyek infrastruktur dan energi, Danantara juga berkomitmen memperkuat ekosistem keuangan nasional melalui pengembangan pasar modal Indonesia. Pandu Sjahrir menyoroti pentingnya meningkatkan likuiditas perdagangan saham agar mampu bersaing dengan negara-negara di kawasan Asia.

Saat ini, rata-rata nilai transaksi harian di Bursa Efek Indonesia (BEI) berada di kisaran US$1 miliar, jauh tertinggal dibandingkan India yang mencapai US$10–US$11 miliar per hari.

“Kami membutuhkan pasar modal yang kuat agar private market bisa masuk, karena pasar saham merupakan sarana untuk mengalirkan kembali modal tersebut,” jelas Pandu.

Pernyataan ini mempertegas visi Danantara untuk berperan aktif sebagai penyedia likuiditas (liquidity provider) di pasar saham nasional — sebagaimana telah disampaikan Pandu sebelumnya pada April 2025.

Langkah ini diharapkan tidak hanya memperkuat struktur pasar modal, tetapi juga membuka akses lebih luas bagi investor domestik maupun global untuk menanamkan modal di Indonesia.

BEI Sambut Baik Peran Danantara

Rencana Danantara untuk ikut meningkatkan likuiditas pasar saham mendapat sambutan positif dari Bursa Efek Indonesia (BEI). Meski saat ini regulasi hanya memperbolehkan Anggota Bursa (AB) untuk berperan sebagai liquidity provider, BEI menilai keterlibatan Danantara dapat mendorong sinergi antara BUMN dan sektor keuangan nasional.

“Namun, BEI menyambut baik Danantara untuk mendorong dan mendukung Anggota Bursa yang merupakan anak dari BUMN untuk turut serta menjadi liquidity provider, tidak hanya untuk perusahaan lighthouse, tetapi juga untuk saham-saham yang masuk ke dalam Daftar Efek Liquidity Provider Saham,” ujar Nyoman, perwakilan BEI, Senin, 23 Juni 2025.

Dengan dukungan BEI, langkah Danantara diharapkan dapat memperkuat stabilitas dan daya saing pasar modal Indonesia, sekaligus menjadi jembatan antara investasi publik dan proyek pembangunan nasional.

Danantara dan Arah Investasi Nasional

Kehadiran Danantara sebagai sovereign wealth fund (SWF) menandai era baru dalam pengelolaan investasi negara. Dengan modal awal besar dan dukungan pemerintah, Danantara diposisikan sebagai penggerak utama investasi jangka panjang di sektor strategis seperti energi, logistik, infrastruktur, serta teknologi lingkungan.

Melalui strategi investasi terukur, Danantara tidak hanya bertujuan meningkatkan return on investment, tetapi juga memastikan dampak ekonomi dan sosial yang berkelanjutan. Model pembiayaan yang inklusif — melibatkan BUMN, BUMD, dan swasta — diharapkan memperkuat kolaborasi lintas sektor untuk mempercepat transformasi ekonomi nasional.

Dengan nilai investasi awal mencapai Rp165 triliun, Danantara kini berada di garda depan upaya Indonesia menuju kemandirian finansial dan keberlanjutan ekonomi.

“Kami optimistis bahwa investasi ini bukan hanya tentang angka, tetapi tentang membangun ekosistem ekonomi yang lebih tangguh dan berdaya saing,” ujar Pandu Sjahrir menegaskan.

Langkah agresif Danantara pada awal operasionalnya menandai komitmen kuat pemerintah untuk mengakselerasi proyek-proyek nasional dan memperkuat pasar keuangan domestik. Dengan fokus ganda pada investasi infrastruktur strategis dan penguatan pasar saham, Danantara diharapkan menjadi katalis utama pertumbuhan ekonomi Indonesia di masa depan.

Terkini