Ahli Ungkap Bahaya Kesehatan Jika Bantal Tak Diganti

Senin, 06 Oktober 2025 | 10:07:46 WIB
Ahli Ungkap Bahaya Kesehatan Jika Bantal Tak Diganti

JAKARTA - Bantal mungkin terlihat sebagai benda sederhana yang menemani waktu tidur setiap malam. Namun, di balik fungsinya sebagai penopang kepala dan leher, benda ini ternyata bisa menjadi “sarang” masalah kesehatan jika tidak diganti secara berkala. 

Banyak orang tidak menyadari bahwa bantal memiliki masa kedaluwarsa dan pemakaian terlalu lama bisa berujung pada gangguan kesehatan, mulai dari alergi kulit hingga infeksi paru-paru.

Fenomena ini dijelaskan oleh Dr. Manan Vora, ahli bedah ortopedi, pendidik kesehatan, sekaligus salah satu pendiri NutriByte Wellness. Dalam wawancaranya dengan Hindustan Times Minggu, 5 Oktober 2025, ia menekankan pentingnya memperhatikan umur pakai bantal. “Wajar saja jika bantal memiliki tanggal kedaluwarsa, karena bantal bersentuhan langsung dengan wajah dan mulut selama delapan hingga 10 jam setiap hari,” ungkapnya.

Bantal: Tempat Berkumpulnya Sel Kulit dan Mikroorganisme

Selama tidur, tubuh secara alami melepaskan berbagai zat. Yang jarang disadari adalah bahwa semua itu bisa tertinggal di bantal. Menurut Dr. Vora, setiap malam bantal mengumpulkan sel kulit mati, air liur, sekresi tubuh, minyak, dan tungau debu. Jika tidak dibersihkan atau diganti secara teratur, penumpukan ini akan menjadi tempat berkembang biaknya mikroorganisme.

Masalahnya tidak berhenti di situ. Banyak bantal dibuat dari bahan sintetis seperti busa poliuretan, dan seiring waktu, bahan ini dapat mengalami degradasi. “Banyak bantal terbuat dari bahan sintetis seperti busa poliuretan, dan seiring waktu, bahan-bahan tersebut dapat terurai dan melepaskan senyawa organik,” jelas Vora.

Proses penguraian tersebut dapat memperburuk kondisi kebersihan bantal, menciptakan lingkungan yang ideal bagi pertumbuhan jamur dan bakteri. Dalam jangka panjang, hal ini dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan yang tidak boleh dianggap sepele.

Dari Jerawat hingga Infeksi Paru-Paru

Efek negatif penggunaan bantal yang tidak pernah diganti bisa bermacam-macam. Dr. Vora memperingatkan bahwa bantal kotor bukan hanya menyebabkan ketidaknyamanan ringan, tetapi juga dapat memicu komplikasi kesehatan.

“Jika bantal tidak dibersihkan atau diganti secara teratur, bantal dapat menyebabkan komplikasi kulit seperti jerawat, alergi, iritasi, dan dalam kasus yang jarang terjadi, bahkan infeksi paru-paru yang serius,” katanya.

Yang lebih mengkhawatirkan, paparan jangka panjang terhadap bantal kotor dapat menimbulkan risiko fatal. “Jika seseorang terpapar bantal kotor dalam jangka waktu yang lama, mereka dapat terkena infeksi paru-paru yang fatal,” tambahnya.

Kondisi ini terutama berisiko tinggi bagi mereka yang memiliki sistem kekebalan tubuh lemah atau memiliki riwayat gangguan pernapasan seperti asma. Oleh karena itu, mengganti bantal secara teratur bukan sekadar urusan kenyamanan tidur, tetapi juga langkah preventif untuk menjaga kesehatan.

Setiap Bahan, Umur Pakainya Berbeda

Tidak semua bantal diciptakan sama, dan hal ini berpengaruh pada daya tahannya. Dr. Vora menjelaskan bahwa umur pakai bantal bergantung pada bahan pembuatannya.

Bantal poliester: bertahan antara 6 bulan hingga 2 tahun.

Bantal bulu: sekitar 1 hingga 3 tahun.

Bantal busa memori: 2 hingga 3 tahun.

Bantal lateks: sekitar 3 hingga 4 tahun.

Bantal buckwheat (sekam gandum): yang paling tahan lama, mencapai 3 hingga 5 tahun.

Perbedaan ini penting diperhatikan oleh pengguna. Bantal yang terlihat masih layak pakai belum tentu aman bagi kesehatan jika sudah melewati masa idealnya. Selain kehilangan kemampuan menopang kepala dan leher, bantal lama juga berpotensi menumpuk lebih banyak kotoran dan mikroorganisme.

Lebih Dekat dari Gawai, Lebih Penting untuk Diperhatikan

Dalam kehidupan sehari-hari, banyak orang fokus menjaga kebersihan benda-benda yang sering disentuh seperti ponsel atau laptop. Namun, bantal justru memiliki kontak yang lebih intens dan langsung dengan tubuh, terutama wajah dan saluran pernapasan.

“Bantal lebih dekat dengan pemakainya daripada gawai atau peralatan apa pun, maka penting untuk mengetahui kapan saatnya menggantinya demi kualitas tidur dan kebersihan yang lebih baik,” jelas Vora.

Kualitas tidur sendiri sangat bergantung pada kondisi bantal. Bantal yang sudah usang biasanya kehilangan penyangga yang dibutuhkan untuk menjaga posisi kepala dan leher tetap sejajar. Akibatnya, seseorang bisa mengalami nyeri leher atau bahkan gangguan tidur akibat posisi yang tidak nyaman.

Kebersihan dan Kesehatan Dimulai dari Hal Sederhana

Meski terdengar sepele, kebersihan bantal merupakan bagian penting dari gaya hidup sehat. Kebiasaan sederhana seperti mencuci sarung bantal secara rutin, menjemur bantal di bawah sinar matahari, dan menggantinya sesuai rekomendasi dapat memberikan dampak signifikan terhadap kesehatan.

Selain itu, penting juga untuk memperhatikan tanda-tanda bantal sudah saatnya diganti, seperti munculnya bau tidak sedap, perubahan bentuk yang signifikan, atau munculnya gejala alergi setelah tidur.

Seiring berjalannya waktu, bantal pasti akan menua, menumpuk kotoran, dan kehilangan fungsinya sebagai penopang yang ideal. Oleh karena itu, kesadaran untuk menggantinya secara berkala menjadi langkah penting untuk mencegah gangguan kesehatan jangka panjang.

Bantal mungkin terlihat sebagai bagian kecil dari rutinitas tidur, tetapi dampaknya terhadap kesehatan tidak bisa dianggap remeh. Penumpukan sel kulit mati, debu, dan mikroorganisme dapat menyebabkan masalah kulit hingga gangguan pernapasan serius.

Dengan memahami masa pakai bantal dan menggantinya secara teratur, kita tidak hanya menjaga kebersihan tempat tidur, tetapi juga melindungi diri dari risiko kesehatan yang tidak terlihat. Sebuah langkah sederhana yang bisa memberikan manfaat besar untuk kesehatan tubuh secara keseluruhan.

Terkini