JAKARTA - Bagi seorang Cristiano Ronaldo, gol sudah menjadi identitas yang melekat erat sepanjang kariernya. Dari awalnya hanya dikenal sebagai winger lincah yang bertugas mengirim umpan silang, megabintang asal Portugal itu menjelma menjadi mesin gol yang tak pernah berhenti mencetak rekor.
Evolusi peran itulah yang membuatnya mampu mengoleksi deretan Sepatu Emas di berbagai kompetisi elite, baik domestik maupun Eropa.
Tidak hanya di satu negara, Ronaldo berhasil membuktikan kapasitasnya di empat liga berbeda: Premier League bersama Manchester United, LaLiga bersama Real Madrid, Serie A bersama Juventus, hingga Saudi Pro League bersama Al-Nassr. Torehan itu membuatnya jadi satu-satunya pesepak bola modern yang konsisten menaklukkan tantangan lintas kompetisi.
Terbaru, musim 2024/2025 menjadi bukti bahwa ketajaman Ronaldo belum habis. Ia mengakhiri musim dengan status top skor Saudi Pro League berkat 25 gol yang dicetak. Trofi individu ini menjadi koleksi Sepatu Emas keduanya di Arab Saudi, setelah sebelumnya mencetak 35 gol pada musim 2023/2024.
Jejak emas Ronaldo semakin panjang dan mengukuhkan dirinya sebagai salah satu striker paling produktif dalam sejarah sepak bola. Mari menelusuri rekam jejaknya.
1. Awal Kegemilangan: Sepatu Emas Bersama Manchester United
Cristiano Ronaldo pertama kali meraih penghargaan Sepatu Emas pada musim 2007/2008 ketika berseragam Manchester United. Saat itu ia membukukan 31 gol di Premier League. Catatan tersebut bukan hanya mengantarnya menjadi top skor liga, tetapi juga mempersembahkan Sepatu Emas Eropa untuk kali pertama.
Raihan individu ini berbanding lurus dengan sukses tim. Di musim yang sama, Manchester United berhasil menjuarai Premier League sekaligus memenangkan Liga Champions. Ronaldo bahkan mencetak gol penting di partai final melawan Chelsea, semakin menegaskan perannya sebagai pilar utama Setan Merah.
2. Real Madrid: Ladang Panen Gol dan Rekor
Kepindahan Ronaldo ke Real Madrid pada musim panas 2009 menjadi titik balik kariernya. Di klub ibu kota Spanyol ini, ia benar-benar menjelma sebagai predator kelas dunia. Musim 2010/2011, Ronaldo langsung mencetak 40 gol di LaLiga dan menyabet Sepatu Emas Eropa keduanya.
Meski gelar pencetak gol terbanyak sempat direbut Lionel Messi pada 2011/2012 dan 2012/2013, Ronaldo kembali bangkit dengan menjadi top skor LaLiga musim 2013/2014 berkat 31 gol. Musim berikutnya (2014/2015), ia mengamuk dengan torehan 48 gol hanya di kompetisi liga. Hasilnya, Ronaldo meraih Sepatu Emas Eropa untuk keempat kalinya.
Di Real Madrid pula ia memantapkan reputasinya di ajang Liga Champions, di mana ia lima kali menjadi top skor kompetisi tersebut.
3. Petualangan Baru di Italia Bersama Juventus
Usai meraih segalanya di Spanyol, Ronaldo memilih tantangan baru dengan bergabung ke Juventus pada 2018. Harga transfer fantastis tak sia-sia, sebab ia langsung membantu Bianconeri mempertahankan dominasi di Serie A musim 2018/2019 dan 2019/2020.
Namun, gelar top skor baru tiba pada musim ketiga, ketika Ronaldo mencetak 29 gol di Serie A. Catatan ini membuatnya jadi pemain pertama dalam sejarah yang meraih Sepatu Emas di tiga liga top berbeda: Premier League, LaLiga, dan Serie A.
4. Ketajaman Tak Pudar di Saudi Pro League
Setelah sempat kembali ke Manchester United namun gagal menemukan performa terbaik, Ronaldo mengambil langkah mengejutkan dengan pindah ke Al-Nassr pada Desember 2022. Namun, keputusan ini justru membuka bab baru penuh kejayaan.
Musim 2023/2024, ia mencetak 35 gol sekaligus memecahkan rekor Abderrazak Hamdallah (34 gol) di Saudi Pro League. Musim berikutnya, meski sudah berusia 40 tahun, Ronaldo tetap unggul di daftar top skor dengan 25 gol, mengalahkan nama-nama besar seperti Ivan Toney (23 gol) dan Karim Benzema (21 gol).
Sayangnya, prestasi individu itu tidak diikuti keberhasilan tim. Al-Nassr gagal lolos ke ajang AFC Champions League Elite, tetapi Ronaldo tetap jadi sorotan utama.
5. Dominasi di Eropa dan Level Internasional
Kehebatan Ronaldo tidak berhenti di kompetisi domestik. Di Liga Champions Eropa, ia tercatat enam kali menjadi top skor, lima di antaranya saat membela Real Madrid. Torehan itu membuktikan konsistensinya melawan klub-klub terbaik dunia.
Sementara di level internasional, Ronaldo juga menorehkan catatan manis. Pada Euro 2020, ia keluar sebagai pemenang Sepatu Emas dengan mencetak lima gol. Meski jumlahnya sama dengan Patrik Schick, Ronaldo unggul karena menorehkan satu assist lebih banyak dan memiliki menit bermain lebih sedikit.
Ronaldo dan Keteguhan di Usia 40 Tahun
Banyak pemain memilih pensiun atau meredup saat memasuki usia kepala empat. Namun, Ronaldo justru masih bersaing di level kompetitif tertinggi. Tentu gaya mainnya telah beradaptasi, lebih efisien, dan memaksimalkan insting di kotak penalti.
Dengan catatan rekor gol dan koleksi Sepatu Emas di berbagai liga, Ronaldo telah meninggalkan warisan besar bagi sepak bola modern. Pertanyaan yang tersisa kini adalah: berapa lama lagi ia bisa mempertahankan ketajamannya dan menambah koleksi rekor?
Satu hal yang pasti, jejak emas Cristiano Ronaldo di dunia sepak bola akan sulit ditandingi oleh generasi berikutnya.