Mengenal Beragam Jenis Kelamin di Thailand dan Hukumnya

Bru
Selasa, 26 Agustus 2025 | 17:10:23 WIB
jenis kelamin di Thailand

Jenis kelamin di Thailand menarik perhatian dunia berkat budaya yang kaya dan keberagaman identitas gender yang hidup dalam masyarakatnya.

Negara yang dijuluki Negeri Gajah Putih ini dikenal memiliki lingkungan sosial yang inklusif, di mana berbagai ekspresi gender mendapat ruang untuk tampil dan berkembang.

Thailand memiliki citra sebagai negara yang cukup terbuka terhadap keberagaman gender, termasuk keberadaan ladyboy dan identitas lainnya yang tidak selalu sesuai dengan kategori tradisional laki-laki atau perempuan. 

Walaupun belum sepenuhnya diakui secara hukum oleh pemerintah, masyarakat Thailand menunjukkan tingkat toleransi yang tinggi terhadap individu dengan identitas gender beragam. 

Sikap ini menjadikan Thailand sebagai tempat yang relatif aman dan ramah bagi siapa pun, tanpa memandang latar belakang gender mereka.

Fenomena ini memunculkan rasa penasaran dari banyak kalangan, terutama mengenai jumlah identitas gender yang dikenal di negara tersebut. 

Beberapa sumber menyebutkan bahwa Thailand memiliki hingga 18 kategori gender yang diakui secara sosial, meskipun belum secara resmi tercantum dalam regulasi negara. 

Fakta ini mencerminkan bagaimana masyarakat Thailand merayakan keberagaman dalam kehidupan sehari-hari, dengan cara yang unik dan penuh penerimaan.

Dengan pemahaman yang lebih dalam, kita bisa melihat bahwa jenis kelamin di Thailand bukan sekadar klasifikasi biologis, melainkan bagian dari dinamika sosial dan budaya yang terus berkembang dan memberi warna tersendiri dalam kehidupan masyarakatnya.

Ada Berapa Jenis Kelamin di Thailand?

Jenis kelamin di Thailand menjadi topik yang menarik perhatian karena mencerminkan sikap masyarakat yang sangat terbuka terhadap perbedaan, termasuk dalam hal identitas gender. 

Salah satu fenomena yang cukup dikenal adalah keberadaan ladyboy, yaitu pria yang berpenampilan dan berperilaku seperti perempuan. 

Keberadaan mereka bukan hanya diterima, tetapi juga dihargai karena pesona dan keanggunan yang mereka tampilkan, sehingga menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan sosial di berbagai lapisan masyarakat.

Popularitas ladyboy sering kali memicu rasa ingin tahu tentang berapa banyak kategori gender yang dikenal di Thailand. Ada anggapan bahwa negara ini memiliki hingga 18 jenis gender yang diakui secara sosial. 

Untuk memahami hal tersebut, penting untuk membedakan antara istilah “jenis kelamin” dan “gender,” yang sering kali disalahartikan sebagai hal yang sama.

Jenis kelamin merujuk pada aspek biologis yang membedakan laki-laki dan perempuan, seperti struktur kromosom, organ reproduksi, dan hormon. 

Misalnya, laki-laki memiliki testis dan kromosom XY dengan kadar testosteron yang tinggi, sementara perempuan memiliki ovarium, kromosom XX, dan dominasi hormon estrogen. 

Ciri-ciri ini bersifat biologis dan umumnya tidak berubah karena telah ditentukan sejak lahir. Sebaliknya, gender adalah konsep yang lebih lentur dan dipengaruhi oleh norma sosial. 

Gender mencakup identitas, peran, serta ekspresi yang bisa berbeda-beda tergantung pada budaya dan lingkungan masyarakat. 

Di Thailand, istilah “18 gender” sebenarnya merujuk pada 18 kelompok sosial yang mengidentifikasi diri dengan berbagai ekspresi gender, bukan pada klasifikasi biologis. 

Keberagaman ini menunjukkan betapa luas dan dinamisnya pemahaman masyarakat terhadap identitas diri, serta bagaimana norma sosial memberi ruang bagi setiap individu untuk mengekspresikan siapa mereka sebenarnya.

18 Jenis Gender di Thailand

Di Thailand, terdapat beragam identitas gender yang diakui secara sosial, dengan jumlah mencapai 18 kategori yang masing-masing memiliki ciri khas dan definisi tersendiri. Berikut penjelasan mengenai tujuh di antaranya:

1. Laki-laki 

Kategori ini merujuk pada individu dengan ciri biologis seperti testis, penis, prostat, kromosom XY, serta kadar hormon testosteron yang tinggi. Identitas ini sesuai dengan definisi biologis umum tentang laki-laki.

2. Perempuan 

Sama halnya dengan laki-laki, identitas ini mengacu pada individu yang memiliki vagina, rahim, ovarium, kromosom XX, dan dominasi hormon estrogen. Karakteristik ini mencerminkan definisi biologis perempuan.

3. Tom 

Merupakan perempuan yang berpenampilan menyerupai laki-laki dan memiliki ketertarikan terhadap perempuan dengan gaya feminim. Tom biasanya menjalin hubungan dengan individu yang dikenal sebagai Dee.

4. Dee 

Perempuan yang cenderung tampil dengan gaya feminim dan memiliki ketertarikan terhadap Tom, yaitu perempuan yang berpenampilan tomboy atau maskulin.

5. Tom Gay 

Kategori ini merujuk pada individu Tom yang memiliki ketertarikan seksual tidak hanya kepada Dee, tetapi juga kepada sesama Tom dan perempuan lainnya.

6. Tom Gay King 

Mirip dengan Tom Gay, namun memiliki penampilan yang lebih maskulin atau dominan. Biasanya tampil lebih gagah dibandingkan Tom Gay biasa.

7. Bi 

Mengacu pada perempuan yang memiliki ketertarikan seksual terhadap laki-laki maupun perempuan. Dalam konteks ini, istilah Bi digunakan secara khusus untuk perempuan yang memiliki orientasi biseksual.

8. Boat 

Jika istilah Bi digunakan untuk perempuan yang tertarik pada sesama jenis maupun lawan jenis, maka Boat adalah padanannya untuk laki-laki yang memiliki ketertarikan seksual terhadap pria dan wanita.

9. Gay Queen 

Kategori ini merujuk pada laki-laki yang memiliki penampilan serta gestur tubuh yang cenderung feminim, dan memiliki ketertarikan terhadap pria.

10. Gay King 

Berbanding terbalik dengan Gay Queen, Gay King adalah laki-laki yang tampil dengan gaya maskulin dan memiliki ketertarikan seksual terhadap sesama pria.

11. Tom Gay Queen 

Identitas ini digunakan oleh individu yang mengidentifikasi dirinya sebagai Tom dan memiliki ketertarikan terhadap Tom lain yang berpenampilan feminim.

12. Tom Gay Two Way 

Merupakan perempuan yang berpenampilan seperti laki-laki dan memiliki ketertarikan terhadap sesama jenis maupun lawan jenis, baik yang bergaya maskulin maupun feminim. 

Mereka bisa berperan sebagai Tom Gay King atau Tom Gay Queen, tergantung konteks hubungan.

13. Lesbian 

Kategori ini merujuk pada perempuan yang memiliki ketertarikan seksual terhadap perempuan lainnya.

14. Kathoey (Ladyboy) 

Istilah ini cukup dikenal luas dan merujuk pada laki-laki yang telah menjalani prosedur medis seperti operasi plastik untuk mengubah penampilan fisik agar menyerupai perempuan.

15. Adam 

Adam adalah laki-laki yang memiliki ketertarikan terhadap Tom, yaitu perempuan yang berpenampilan maskulin atau menyerupai laki-laki.

16. Angee 

Istilah ini digunakan untuk merujuk pada individu yang secara fisik dan penampilan menyerupai perempuan, namun memiliki ketertarikan terhadap perempuan dengan gaya maskulin atau tomboy.

17. Cherry 

Kategori ini menggambarkan perempuan yang tertarik secara seksual kepada laki-laki yang memiliki ekspresi feminim, seperti pria gay atau individu yang tampil menyerupai perempuan.

18. Samyaan 

Merupakan sebutan bagi perempuan yang memiliki ketertarikan terhadap perempuan lain, baik yang berpenampilan maskulin seperti Tom, maupun yang mengidentifikasi sebagai lesbian atau perempuan secara umum.

Keberagaman identitas ini mencerminkan betapa luasnya spektrum ekspresi gender yang diterima secara sosial di Thailand. 

Sikap masyarakat yang terbuka dan toleran terhadap berbagai bentuk identitas menjadikan negara ini sebagai salah satu contoh inklusivitas dalam konteks gender.

Namun, tidak semua negara memiliki pandangan serupa. Di sejumlah wilayah dengan nilai-nilai yang lebih konservatif, keberagaman gender sering kali sulit diterima. 

Perbedaan pemahaman dan norma sosial dapat menimbulkan perdebatan, terutama di masyarakat yang masih memegang teguh konsep gender yang kaku dan tradisional.

Identitas gender bukan hanya soal bagaimana seseorang melihat dirinya, tetapi juga berkaitan erat dengan peran sosial, ekspektasi budaya, dan lingkungan tempat tinggal. 

Setiap komunitas memiliki cara tersendiri dalam mendefinisikan dan memperlakukan ekspresi gender, menjadikan isu ini kompleks dan sensitif di berbagai belahan dunia.

Hukum Jenis-Jenis Gender di Thailand

Thailand dikenal luas sebagai negara yang memiliki tingkat penerimaan sosial tinggi terhadap keberagaman identitas gender. 

Dengan adanya 18 kategori gender yang dikenal secara sosial, negara ini dianggap sebagai salah satu wilayah yang paling terbuka terhadap ekspresi gender yang beragam. 

Keunikan ini menjadikan Thailand sebagai sorotan dalam diskusi global mengenai inklusivitas dan identitas.

Namun, meskipun masyarakatnya menunjukkan sikap terbuka, sistem hukum di Thailand belum sepenuhnya mengakui identitas gender di luar klasifikasi biologis laki-laki dan perempuan. 

Berdasarkan informasi dari Hukum Online, warga Thailand memiliki kebebasan untuk mengekspresikan identitas gender sesuai dengan preferensi pribadi mereka. 

Akan tetapi, pengakuan tersebut hanya berlaku secara sosial dan tidak tercatat dalam dokumen resmi negara.

Artinya, meskipun seseorang telah menjalani perubahan fisik atau mengidentifikasi diri dengan gender tertentu seperti Ladyboy, status hukum mereka tetap mengikuti jenis kelamin biologis yang ditetapkan saat lahir. 

Konsekuensinya, individu tersebut tetap harus menjalankan kewajiban hukum yang berlaku untuk jenis kelamin biologisnya. 

Misalnya, laki-laki yang mengidentifikasi sebagai Ladyboy tetap diwajibkan mengikuti program wajib militer dan, dalam konteks keagamaan Buddha, masih bisa diminta menjalani peran sebagai biksu.

Selain itu, pembatasan juga berlaku dalam penggunaan fasilitas umum. Meskipun penampilan fisik telah berubah, individu tetap harus menggunakan toilet sesuai dengan jenis kelamin biologis mereka. 

Hal ini menunjukkan bahwa meskipun masyarakat Thailand menerima keberagaman gender secara sosial, regulasi negara belum sepenuhnya mendukung pengakuan identitas gender yang lebih luas.

Meski demikian, sejak tahun 2002, Thailand mulai menunjukkan kemajuan dalam perlindungan hak-hak kelompok transgender dan LGBT. 

Salah satu langkah penting adalah penghapusan homoseksualitas dari daftar gangguan mental dalam hukum nasional. 

Thailand juga menjadi pelopor di Asia Tenggara dalam mengakui pernikahan sesama jenis, sebuah kebijakan yang mendapat perhatian internasional dan menandai langkah progresif dalam mendukung keberagaman orientasi seksual dan identitas gender.

Kebijakan ini memang menimbulkan perdebatan, namun secara keseluruhan menunjukkan bahwa Thailand sedang bergerak menuju sistem yang lebih inklusif, meskipun tantangan dalam aspek legal dan sosial masih perlu diatasi.

Sebagai penutup, jenis kelamin di Thailand mencerminkan keberagaman identitas yang unik, menunjukkan bagaimana budaya dapat membentuk pemahaman sosial yang inklusif.

Terkini