Gejala tumor usus besar sering kali sulit dikenali karena awalnya mirip dengan gangguan pencernaan biasa.
Namun, pertumbuhan jaringan jinak di usus besar atau rektum ini dapat berkembang menjadi kanker kolorektal yang serius. Banyak orang tidak menyadari bahwa keluhan yang dirasakan bisa jadi tanda awal tumor pada saluran pencernaan tersebut.
Oleh sebab itu, penting untuk memahami dengan baik tanda-tanda yang mungkin muncul serta faktor-faktor risiko yang dapat memperburuk kondisi ini.
Mengenali gejala tumor usus besar sejak tahap awal akan membantu mencegah perkembangan penyakit dan memungkinkan penanganan medis yang lebih cepat dan tepat.
Gejala Tumor Usus Besar
Keberadaan benjolan di bagian usus besar sebaiknya tidak diabaikan, karena bisa saja berupa polip, lipoma, atau hamartoma. Meski sebagian besar bersifat jinak, ada juga jenis yang berpotensi ganas dan berkembang menjadi kanker.
Untuk itu, mengenali gejala tumor usus besar menjadi langkah penting agar kamu dapat lebih sigap dalam mengantisipasi risiko yang mungkin timbul sejak dini.
Ada darah ketika buang air besar (BAB)
Jika kamu melihat darah saat buang air besar, terutama bila disertai sembelit atau frekuensi BAB yang meningkat, hal ini bisa menjadi tanda adanya luka di rektum.
Kondisi ini umumnya muncul akibat gesekan terus-menerus dari tinja yang keras atau karena terlalu sering buang air besar hingga memicu iritasi.
Warna darah juga bisa menjadi petunjuk apakah kondisinya tergolong ringan atau serius. Jika darah terlihat di permukaan tinja, kemungkinan besar itu berkaitan dengan sembelit atau diare.
Namun, apabila feses berwarna lebih gelap, bisa jadi itu merupakan darah dari dalam saluran pencernaan yang menandakan adanya pertumbuhan tidak normal di usus besar.
Berat badan turun drastis
Penurunan berat badan yang mencolok tanpa penyebab jelas bisa menjadi pertanda adanya penyakit serius seperti gangguan pada usus besar atau bagian akhir dari sistem pencernaan.
Hal ini biasanya disebabkan oleh rasa mual, muntah, atau gangguan pencernaan lain yang muncul berulang kali dan berdampak pada nafsu makan.
Jika kamu mengalami penurunan berat badan secara cepat disertai gejala mencurigakan lainnya, sebaiknya segera periksakan ke dokter karena bisa jadi itu merupakan sinyal adanya kondisi kronis yang perlu penanganan.
Kebiasaan buang air besar yang berubah
Masalah seperti diare atau sembelit memang umum terjadi dan biasanya dapat diatasi dengan pengobatan sederhana.
Misalnya, diare bisa ditangani dengan cairan elektrolit atau obat dari dokter, sedangkan sembelit dapat diatasi dengan mengonsumsi makanan kaya serat atau menggunakan pencahar.
Namun, jika kedua kondisi ini terus berulang dan tidak membaik meski sudah diobati, hal tersebut patut dicurigai sebagai tanda gangguan pada usus besar.
Dalam kasus seperti ini, pola BAB cenderung tidak stabil, berganti-ganti antara sembelit dan diare yang terjadi terus-menerus.
Mengalami sakit perut
Gejala lainnya yang bisa muncul adalah nyeri perut yang datang secara berulang. Dalam beberapa kasus, penderita juga mengeluhkan rasa mual, perut terasa sesak karena gas (kembung), hingga mengalami muntah.
Apabila keluhan seperti ini terus terjadi tanpa penyebab yang pasti, sebaiknya segera periksakan ke dokter agar bisa diketahui penyebab utamanya.
Anemia
Pertumbuhan jaringan tidak normal di area usus besar maupun rektum bisa menyebabkan pendarahan yang tidak disadari, termasuk saat buang air besar.
Jika pendarahan ini berlangsung lama, maka jumlah sel darah merah dalam tubuh dapat menurun dan memicu anemia, yakni kondisi ketika kadar hemoglobin rendah sehingga suplai oksigen ke seluruh tubuh tidak mencukupi.
Rendahnya sel darah merah bisa menimbulkan berbagai keluhan, seperti tubuh mudah lelah, terasa lemas, hingga mengalami kesulitan bernapas yang dapat mengganggu aktivitas harian.
Penyebab Tumor Usus Besar
Para pakar memperkirakan bahwa salah satu penyebab munculnya tumor pada usus berasal dari pertumbuhan sel yang terlalu cepat di lapisan usus. Sel-sel ini kemudian terakumulasi di area usus besar dan berkembang menjadi benjolan.
Para ahli meyakini bahwa terbentuknya tumor di area usus dapat dipicu oleh proses pertumbuhan sel di lapisan usus yang berlangsung secara berlebihan.
Penumpukan sel ini kemudian menimbulkan massa di usus besar yang berujung pada terbentuknya benjolan.
Ada sejumlah kondisi yang bisa meningkatkan kemungkinan seseorang mengembangkan tumor di usus besar, di antaranya:
Obesitas atau berat badan berlebih
Individu dengan berat badan berlebihan atau yang mengalami obesitas berisiko lebih tinggi mengalami gangguan ini dibandingkan mereka yang memiliki bobot tubuh ideal.
Dengan demikian, kelebihan berat badan termasuk salah satu faktor pemicu munculnya tumor di area usus besar.
Riwayat keluarga yang pernah menderita tumor
Faktor keturunan juga memiliki pengaruh besar. Jika ada anggota keluarga yang pernah didiagnosis dengan tumor usus besar, maka risiko bagi anggota keluarga lain juga akan meningkat.
Sebagai contoh, jika seorang ayah mengidap tumor pada usus besar, maka tidak menutup kemungkinan anaknya pun akan mengalami kondisi serupa di masa mendatang.
Kebiasaan merokok
Merokok menjadi salah satu pemicu munculnya tumor pada bagian usus besar. Zat karsinogenik yang terdapat dalam asap rokok bisa memicu peradangan serta menyebabkan perubahan pada sel tubuh menjadi abnormal.
Bahkan, bukan hanya bagi mereka yang aktif merokok, paparan asap rokok pada orang di sekitarnya juga berpotensi menimbulkan masalah kesehatan yang sama.
Memiliki riwayat penyakit Crohn
Peradangan yang berlangsung secara kronis di saluran cerna, terutama usus besar, turut memperbesar kemungkinan terbentuknya tumor. Contohnya pada seseorang yang pernah mengidap kondisi peradangan seperti kolitis ulseratif atau Crohn.
Riwayat penyakit semacam ini turut mempertinggi risiko terjadinya kanker kolorektal atau pertumbuhan massa jinak di bagian usus besar.
Sering mengonsumsi minuman beralkohol
Minuman beralkohol, seperti halnya rokok, memiliki kandungan zat berbahaya yang mampu memicu peradangan dan mengganggu keseimbangan normal sel tubuh.
Kebiasaan mengonsumsi alkohol dalam jumlah berlebih dan secara berkelanjutan dapat memperbesar risiko terbentuknya tumor maupun kanker pada usus besar.
Pengobatan Tumor Usus
Biasanya, pengobatan tumor usus besar dilakukan melalui prosedur operasi. Meskipun begitu, dalam beberapa kasus, tumor ini berpotensi muncul kembali. Berikut beberapa metode penanganan yang sering digunakan untuk mengatasi kondisi ini:
- Operasi minimal invasive
Teknik ini diterapkan untuk tumor berukuran kecil. Lewat prosedur kolonoskopi, massa tumor dapat diangkat dengan sayatan kecil.
- Kemoterapi
Proses ini melibatkan pemberian obat-obatan khusus yang bertujuan menghancurkan sel-sel tumor atau kanker dalam tubuh.
- Kolektomi
Jika tumor berukuran cukup besar, sebagian usus besar akan dipotong dan kemudian bagian yang sehat akan disambungkan kembali.
- Radioterapi
Metode ini menggunakan paparan sinar X untuk membunuh sel-sel kanker di area yang terdampak.
- Terapi suportif
Dilakukan untuk mengurangi rasa nyeri yang dirasakan akibat tumor pada usus besar.
- Imunoterapi
Pengobatan ini melibatkan pemberian sel buatan (sel rekombinan) untuk memperkuat sistem imun agar mampu melawan pertumbuhan sel kanker.
Kapan Harus ke Dokter?
Kamu disarankan untuk segera berkonsultasi ke dokter apabila mengalami gejala-gejala yang terus muncul dan menimbulkan kekhawatiran sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya.
Diskusikan juga dengan dokter mengenai waktu yang tepat untuk mulai menjalani pemeriksaan terkait tumor usus besar.
Secara umum, pemeriksaan rutin terhadap kanker usus besar dianjurkan dimulai pada usia sekitar 50 tahun.
Namun, jika kamu memiliki faktor risiko tambahan seperti riwayat penyakit serupa dalam keluarga, dokter mungkin akan menyarankan pemeriksaan dilakukan lebih dini atau lebih sering.
Pencegahan Tumor Usus
Tumor pada saluran pencernaan, baik itu di usus halus, usus buntu, maupun usus besar, bisa dicegah dengan menerapkan pola hidup yang sehat.
Meskipun kamu sudah memiliki tumor di usus, gaya hidup sehat tetap bisa menurunkan kemungkinan berkembangnya menjadi kanker kolon. Beberapa langkah pencegahan yang dapat dilakukan antara lain:
- Perbanyak konsumsi makanan bergizi seperti sayuran, buah, dan makanan tinggi serat. Kandungan vitamin serta mineral dalam makanan tersebut mampu membantu menurunkan risiko munculnya tumor dan kanker.
- Hindari atau kurangi konsumsi alkohol dan sebisa mungkin berhenti merokok.
- Lakukan olahraga rutin minimal 30 menit setiap hari. Jika belum terbiasa, mulailah secara bertahap hingga bisa mencapai durasi tersebut.
- Pertahankan berat badan dalam kisaran ideal karena berat badan berlebih dapat meningkatkan risiko munculnya berbagai penyakit, termasuk tumor pada usus besar.
Itulah beberapa langkah yang dapat diterapkan untuk mencegah terjadinya tumor usus besar.
Mengingat pentingnya kesehatan, maka penting juga mengenali sejak dini berbagai tanda yang dapat mengarah pada tumor usus agar tidak terlambat mengetahuinya.
Meski sudah menjalani pola hidup sehat, kamu tetap tidak bisa memprediksi kapan penyakit akan muncul. Oleh karena itu, langkah terbaik untuk menghindari tumor usus adalah dengan melakukan pemeriksaan skrining kanker secara berkala.
Skrining ini berguna untuk mendeteksi pertumbuhan sel abnormal yang belum menunjukkan gejala. Dengan cara ini, tumor dapat terdeteksi lebih awal sebelum menyebar dan bisa segera ditangani dengan tepat.
Sebagai penutup, mewaspadai gejala tumor usus besar sejak dini penting dilakukan agar penanganan bisa segera dilakukan sebelum kondisi berkembang menjadi lebih serius.