Pengertian Konsumsi, Contoh, Fungsi, Teori, dan Dampaknya

Jumat, 27 Juni 2025 | 13:44:02 WIB
pengertian konsumsi

JAKARTA - Pengertian konsumsi adalah aktivitas memakai atau mengurangi barang dan jasa guna memenuhi kebutuhan serta memberi kepuasan langsung.

Dalam praktiknya, konsumsi tidak hanya dilakukan oleh individu, tetapi juga oleh berbagai pihak seperti rumah tangga, sektor industri, dan instansi pemerintah yang memanfaatkan produk dan layanan yang tersedia.

Orang yang melakukan aktivitas ini disebut konsumen, yakni siapa pun yang menggunakan barang atau jasa tersebut, baik untuk kepentingan pribadi, kelompok, maupun institusional. 

Proses konsumsi ini mencerminkan interaksi antara kebutuhan manusia dan ketersediaan sumber daya, yang membentuk pola pengeluaran dan pemanfaatan dalam kehidupan sehari-hari.

Dengan memahami lebih dalam tentang pengertian konsumsi, kita dapat melihat bagaimana kegiatan ini berperan penting dalam menunjang keberlangsungan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.

Pengertian Konsumsi

Pengertian konsumsi mengacu pada aktivitas manusia dalam menggunakan barang atau jasa untuk mengurangi kegunaannya demi memenuhi kebutuhan. Tindakan ini bisa dilakukan secara individu maupun bersama-sama. 

Orang yang melakukannya disebut konsumen, sedangkan barang atau jasa yang digunakan berasal dari produsen.

Dalam konteks ekonomi, konsumsi menjadi unsur penting dalam rantai aktivitas ekonomi. Melalui proses ini, manusia memenuhi berbagai keperluan hidup, baik yang bersifat dasar maupun sebagai bentuk pemenuhan nilai sosial dan psikologis. 

Tujuannya tak hanya sebatas keberlangsungan hidup, tetapi juga untuk meraih kepuasan, kenyamanan, dan pengakuan dalam lingkungan sosial.

Perbedaan antara masyarakat tradisional dan modern juga terlihat dari pola konsumsi mereka. 

Masyarakat tradisional cenderung fokus pada pemenuhan kebutuhan pokok sehari-hari, sedangkan masyarakat modern tidak hanya mengonsumsi untuk bertahan hidup, tetapi juga demi kenikmatan dan harga diri.

Definisi Konsumsi Menurut Para Ahli

Untuk memahami secara lebih mendalam makna konsumsi, berikut adalah beberapa definisi konsumsi menurut para ahli di bidang ekonomi:

T. Gilarso (2003)

Menurut T. Gilarso, konsumsi merupakan titik awal sekaligus tujuan akhir dari seluruh aktivitas ekonomi dalam masyarakat. Artinya, segala kegiatan ekonomi berujung pada pemenuhan kebutuhan konsumsi.

Gregory Mankiw (2007)

Gregory Mankiw menyatakan bahwa konsumsi merupakan aktivitas pengeluaran oleh rumah tangga untuk memperoleh barang dan jasa. 

Barang di sini mencakup barang tahan lama seperti perabotan dan kendaraan, serta barang tidak tahan lama seperti makanan dan pakaian. Sementara itu, jasa mencakup kebutuhan tak berwujud secara fisik, contohnya layanan pendidikan.

Kamus Besar Ekonomi (KBBI)

Dalam Kamus Besar Ekonomi, konsumsi didefinisikan sebagai tindakan yang dilakukan oleh individu atau kelompok untuk menggunakan atau mengurangi manfaat dari suatu benda, baik secara langsung maupun tidak langsung, guna mencapai kepuasan atas kebutuhannya.

Samuelson dan Nordhaus (2001)

Menurut Samuelson dan Nordhaus, konsumsi berarti semua bentuk pengeluaran yang ditujukan untuk memperoleh barang dan jasa, baik demi kepuasan maupun kebutuhan. 

Mereka membagi konsumsi menjadi dua jenis: konsumsi yang bersifat rutin, yaitu pengeluaran yang dilakukan secara terus-menerus dalam jangka panjang; serta konsumsi tidak rutin atau sementara, yang merupakan tambahan pengeluaran tak terduga di luar konsumsi yang biasa dilakukan.

Muhamad Abdul Halim

Muhamad Abdul Halim mengartikan konsumsi sebagai seluruh pengeluaran rumah tangga dalam periode tertentu yang ditujukan untuk memperoleh barang dan jasa yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari.

Contoh Kegiatan Konsumsi dalam Kehidupan Sehari-hari

Kegiatan konsumsi bisa dilakukan oleh siapa pun, tanpa memandang jenis kelamin, usia, tingkat kekayaan, maupun status sosial. 

Berikut ini beberapa contoh nyata dari aktivitas konsumsi atau penggunaan barang dan jasa yang umum dijumpai dalam kehidupan sehari-hari:

  • Seseorang membeli daging ayam untuk diolah menjadi sup atau kari.
  • Seorang ibu membeli pakaian baru untuk keluarganya menjelang perayaan hari besar keagamaan.
  • Seorang pelajar membeli sepatu untuk digunakan saat bersekolah.
  • Seorang pria mendatangi tempat cukur karena merasa rambutnya sudah terlalu panjang.
  • Seorang pegawai memesan layanan ojek daring untuk menuju tempat kerja.

Setiap individu memiliki kebiasaan konsumsi yang berbeda-beda. Pola ini dipengaruhi oleh berbagai faktor di lingkungan sekitar.

Fungsi Konsumsi

Konsumsi adalah suatu aktivitas yang dilakukan oleh manusia dengan cara menggunakan serta mengurangi manfaat dari barang maupun jasa, baik secara bertahap maupun sekaligus, dengan tujuan untuk mencukupi kebutuhan hidup dan memperoleh rasa puas.

Berikut ini merupakan beberapa tujuan dari kegiatan konsumsi:

Menghabiskan atau Mengurangi Nilai Guna Barang Sekaligus

Kategori ini mencakup barang atau jasa yang digunakan hingga habis dalam satu kali pemakaian. 

Contohnya termasuk makanan dan minuman, yang jika tidak dikonsumsi dengan segera akan mengalami penurunan mutu, menjadi basi, kadaluarsa, atau bahkan tidak bisa digunakan lagi. 

Barang-barang semacam ini tidak dirancang untuk bertahan lama, sehingga nilai gunanya akan hilang sepenuhnya jika tidak dikonsumsi secara langsung.

Mengurangi Nilai Guna Barang dan Jasa secara Bertahap

Termasuk dalam kategori ini adalah barang-barang yang penggunaannya tidak langsung habis dalam satu waktu, melainkan berkurang nilainya secara perlahan seiring penggunaan. 

Contoh dari jenis ini adalah kendaraan seperti mobil dan motor, pakaian, serta perabotan rumah tangga seperti kursi, meja, dan lemari. 

Barang-barang ini dapat digunakan berulang kali dalam jangka waktu lama, dan nilainya menurun secara bertahap.

Pemenuhan Kebutuhan Jasmani dan Rohani

Tujuan penting dari konsumsi juga mencakup pemenuhan kebutuhan baik fisik maupun batin. 

Kebutuhan fisik bisa berupa makan, minum, atau berolahraga, sedangkan kebutuhan rohani mencakup kegiatan seperti membaca, menikmati hiburan, beribadah, atau mencari ketenangan melalui buku dan aktivitas spiritual lainnya. 

Memenuhi dua aspek ini dapat meringankan beban tubuh serta pikiran seseorang, karena keseimbangan antara jasmani dan rohani menjadi hal yang sangat penting dalam kehidupan manusia.

Memuaskan Kebutuhan secara Fisik

Aktivitas konsumsi juga dilakukan untuk memenuhi keperluan tubuh secara langsung. 

Contohnya termasuk pembelian produk pelangsing untuk menjaga bentuk tubuh, penggunaan obat-obatan yang berkaitan dengan penampilan, serta membeli pakaian yang indah agar terlihat menarik. 

Pemenuhan semacam ini menjadi bagian penting dalam menjaga citra diri dan kenyamanan fisik seseorang.

Mendukung Aktivitas Produksi

Kecenderungan masyarakat untuk menggunakan barang dan jasa tertentu secara tidak langsung merangsang produsen untuk terus melakukan kegiatan produksi. 

Permintaan yang muncul dari sisi konsumen menjadi dorongan bagi produsen untuk memenuhi kebutuhan tersebut. 

Interaksi ini menciptakan hubungan timbal balik yang saling menguntungkan antara pelaku produksi dan konsumen, karena yang satu menginginkan keuntungan, sementara yang lain mencari kepuasan.

Membantu Menyesuaikan Rumusan Tarif Upah Minimum untuk Pekerja

Tingkat konsumsi masyarakat digunakan sebagai referensi oleh pemerintah dalam menetapkan kebijakan terkait upah minimum. Pola konsumsi ini juga bermanfaat dalam menyusun kebijakan pajak serta dalam menghitung anggaran belanja negara. 

Oleh karena itu, perilaku konsumsi dapat berpengaruh terhadap penentuan standar ekonomi secara nasional.

Sebagai Titik Awal dan Akhir Kegiatan Ekonomi

Kegiatan konsumsi memegang peranan penting dalam sistem ekonomi, karena menjadi penggerak sekaligus penutup dari proses tersebut. 

Misalnya, ketika seseorang berniat membeli ponsel, maka transaksi pembelian itu menjadi bagian dari aktivitas ekonomi. 

Setelah barang tersebut diperoleh dan keinginannya terpenuhi, maka siklus ekonomi pada konteks tersebut dianggap selesai.

Ciri-ciri Barang Konsumsi

Barang konsumsi merupakan jenis barang yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari agar individu sebagai konsumen dapat merasakan kepuasan sesuai keinginannya. 

Barang-barang kebutuhan yang tergolong dalam kategori ini memiliki beberapa karakteristik tertentu, antara lain:

  • Barang konsumsi memiliki fungsi, nilai, dan volume yang akan berkurang atau habis seiring pemakaian. Penggunaannya dapat dibedakan berdasarkan seberapa cepat barang tersebut habis. 

Ada barang yang langsung habis saat digunakan satu kali, seperti makanan dan minuman. 

Sementara itu, ada pula barang yang bisa digunakan berulang kali namun secara perlahan akan mengalami kerusakan atau keausan, seperti pakaian, sepatu, celana, ember, televisi, dan lain-lain.

  • Barang konsumsi digunakan secara langsung untuk mencukupi kebutuhan manusia. 

Barang-barang seperti palu, traktor, atau cangkul tidak masuk dalam kategori ini karena digunakan dalam proses produksi, bukan untuk konsumsi langsung oleh individu.

  • Barang konsumsi berguna untuk membantu kehidupan sehari-hari. Sebagai contoh, kendaraan roda dua yang dipakai untuk berangkat dari rumah menuju tempat kerja termasuk dalam barang konsumsi karena langsung digunakan untuk memenuhi kebutuhan mobilitas.

Barang konsumsi juga harus dikategorikan sebagai barang ekonomi, yaitu barang yang diperoleh melalui pengorbanan tertentu. Contohnya seperti membeli makanan, pakaian, atau minuman dengan uang di pasar atau toko. 

Berbeda dengan oksigen atau sinar matahari yang meskipun berguna, tidak termasuk barang konsumsi karena keduanya tersedia secara cuma-cuma dan tidak diperoleh melalui transaksi ekonomi.

Ciri-ciri Kegiatan Konsumsi

Tidak semua individu mampu mengenali apakah suatu aktivitas tergolong dalam perilaku konsumtif apabila tidak memahami ciri-cirinya secara jelas. 

Salah satu contohnya adalah ketika seseorang menjalankan aktivitas ekonomi tertentu tanpa sadar bahwa itu merupakan bagian dari perilaku konsumsi. 

Berikut ini merupakan penjabaran mengenai beberapa ciri yang umum ditemukan dalam kegiatan konsumtif:

Dilakukan secara Langsung

Salah satu ciri utama dari kegiatan konsumsi adalah pelaksanaannya yang bersifat langsung, dengan tujuan memenuhi berbagai kebutuhan yang dirasakan oleh masyarakat. 

Tidak hanya sebatas kebutuhan pokok, perilaku konsumtif juga muncul sebagai bentuk pencarian kepuasan pribadi. 

Namun, secara alami manusia cenderung tidak pernah merasa benar-benar puas karena keinginan untuk mencoba hal baru terus ada. Sebagai contoh, seseorang yang sudah memiliki sepeda motor mungkin kemudian ingin memiliki mobil. 

Ketika mobil sudah dimiliki, penggunaan motor bisa jadi berkurang atau bahkan ditinggalkan.

Barang Konsumsi Diperoleh melalui Pengorbanan atau Pembelian

Barang yang digunakan dalam kegiatan konsumsi umumnya diperoleh melalui pengorbanan, seperti dengan cara membelinya di toko atau tempat penjualan lainnya. 

Misalnya, untuk mendapatkan pakaian, tas, celana, atau barang lainnya, seseorang harus mengunjungi toko dan mengeluarkan sejumlah uang. 

Selain dari toko, barang konsumsi juga dapat dibeli dari warung atau penjual lokal seperti makanan dan minuman siap santap, misalnya bakso, nasi kuning, mie ayam, teh, jus, dan sebagainya. 

Pembelian tersebut mengharuskan adanya biaya transaksi yang berperan sebagai alat tukar dalam proses ekonomi.

Nilai Barang dan Jasa akan Menurun atau Habis setelah Digunakan

Dalam aktivitas konsumsi, barang atau jasa yang digunakan akan mengalami penurunan nilai secara bertahap, bahkan bisa habis sepenuhnya. 

Contohnya adalah buku yang digunakan untuk menulis tugas sekolah atau pakaian yang lama-kelamaan akan mengalami kerusakan. 

Pakaian, misalnya, tidak bisa bertahan selamanya karena benangnya bisa menjadi rapuh akibat sering dicuci atau terpapar sinar matahari. Karena itu, nilai dari barang konsumsi cenderung berkurang seiring waktu.

Memiliki Nilai Guna yang Penting

Produk atau barang yang termasuk dalam kegiatan konsumsi memiliki nilai manfaat yang besar dalam mencukupi kebutuhan masyarakat. 

Walaupun barang tersebut digunakan untuk tujuan yang bermanfaat, nilainya akan terus berkurang karena sering digunakan. 

Barang konsumsi dapat dikelompokkan menjadi dua jenis. Jenis pertama adalah barang yang habis dalam sekali pakai, seperti makanan dan minuman. 

Jenis kedua adalah barang yang nilai gunanya habis secara perlahan karena dipakai berulang, contohnya pakaian dan buku.

Faktor yang Mempengaruhi Konsumsi

Pola konsumsi merujuk pada cara seseorang menyusun kebutuhannya terhadap barang dan jasa berdasarkan penghasilan yang diterima dalam jangka waktu tertentu. 

Setiap individu memiliki pola konsumsi yang berbeda, tergantung pada besar kecilnya pendapatan yang dimiliki.

Seseorang akan mengurutkan kebutuhannya mulai dari yang paling utama hingga yang sekunder. 

Kebutuhan pokok meliputi hal-hal yang esensial seperti makan, pendidikan, dan kesehatan. Sementara itu, kebutuhan sekunder mencakup hal-hal seperti hiburan dan rekreasi.

Jika pendapatan seseorang menurun, maka prioritas utama dalam konsumsi akan beralih, dengan fokus pada kebutuhan pokok terlebih dahulu, sedangkan kebutuhan sekunder akan dipangkas. 

Hal ini bisa menekan kebiasaan konsumsi yang berlebihan, karena perilaku konsumtif yang tidak terkendali dapat memberikan dampak negatif pada kondisi ekonomi pribadi seseorang. Adapun beberapa faktor yang mempengaruhi pola konsumsi adalah:

Penghasilan

Besar kecilnya penghasilan sangat mempengaruhi pola konsumsi. Semakin tinggi penghasilan, seseorang akan cenderung mengkonsumsi lebih banyak barang dan jasa, sebaliknya jika penghasilan menurun, konsumsi akan berkurang.

Tingkat Pendidikan

Pendidikan berperan penting dalam mempengaruhi cara seseorang berpikir dan bertindak dalam hal konsumsi. Mereka yang memiliki tingkat pendidikan tinggi cenderung memiliki tingkat konsumsi yang lebih tinggi juga.

Harga Barang dan Jasa

Harga barang dan jasa mempengaruhi keputusan konsumsi. Jika harga barang atau jasa lebih mahal, biasanya orang akan lebih selektif dan mengurangi konsumsi mereka, sedangkan jika harga lebih terjangkau, konsumsi cenderung meningkat.

Jumlah Keluarga

Semakin banyak anggota keluarga, semakin besar pula tingkat konsumsi, karena kebutuhan akan barang dan jasa meningkat.

Jenis Kelamin

Kebutuhan konsumsi antara pria dan wanita berbeda, yang dapat mempengaruhi jenis dan jumlah barang yang dikonsumsi.

Selera dan Gaya

Selera pribadi dan gaya hidup seseorang juga dapat meningkatkan tingkat konsumsi, terutama dalam hal berbusana atau barang-barang yang berkaitan dengan gaya hidup.

Adat Istiadat dan Kebiasaan

Kebiasaan yang berlaku di suatu daerah atau budaya dapat memengaruhi pola konsumsi masyarakatnya.

Tingkat Bunga

Beberapa ahli ekonomi klasik berpendapat bahwa tingkat bunga berhubungan dengan konsumsi. Mereka percaya bahwa tingkat bunga yang tinggi dapat mendorong orang untuk menabung, sementara itu konsumsi akan menurun.

Teori Konsumsi

1. Teori Konsumsi Keynes – John Maynard Keynes (1930)

John Maynard Keynes mengemukakan teori konsumsi yang mengaitkan tingkat konsumsi dengan pendapatan yang diterima seseorang. 

Ia berpendapat bahwa fungsi konsumsi dapat digambarkan berdasarkan pendapatan yang ada. Beberapa asumsi dalam teori ini adalah sebagai berikut:

  • Kecenderungan mengkonsumsi marginal menunjukkan bahwa jumlah konsumsi dari pendapatan berkisar antara nol hingga satu. Artinya, ketika pendapatan meningkat, konsumsi dan tabungan seseorang juga akan meningkat.
  • Rasio konsumsi terhadap pendapatan (kecenderungan mengkonsumsi rata-rata) cenderung menurun seiring meningkatnya pendapatan, karena sebagian pendapatan disisihkan untuk tabungan. 

Pendapat Keynes menyebutkan bahwa orang dengan penghasilan tinggi cenderung menabung lebih banyak dibandingkan mereka yang berpenghasilan rendah.

  • Pendapatan sebagai penentu utama konsumsi—Keynes berpendapat bahwa tingkat konsumsi seseorang lebih dipengaruhi oleh pendapatan dibandingkan oleh tingkat bunga.

2. Ernst Engel

Teori dari Ernst Engel menyatakan bahwa ketika pendapatan meningkat, proporsi pengeluaran untuk makanan akan menurun. 

Dalam hukum Engel, kesejahteraan seseorang meningkat jika perbandingan pengeluaran untuk makanan semakin menurun, sementara pengeluaran untuk barang non-makanan justru meningkat. 

Beberapa faktor yang mempengaruhi pergeseran pola konsumsi ini antara lain:

  • Pendapatan perkapita
  • Selera konsumen
  • Harga barang, terutama barang pelengkap dan pengganti
  • Tanggapan terhadap harga barang

Barang konsumsi dikelompokkan menjadi tiga kategori:

  • Superior good: Barang yang permintaan meningkat lebih cepat dari kenaikan pendapatan.
  • Inferior good: Barang yang permintaan menurun dengan kenaikan pendapatan.
  • Normal good: Barang umum seperti makanan dan pakaian yang permintaan bertambah seiring dengan kenaikan pendapatan.

Engel merumuskan beberapa kesimpulan, salah satunya adalah: ketika pendapatan meningkat, persentase pengeluaran untuk konsumsi akan cenderung menurun. 

Sebaliknya, pengeluaran untuk kebutuhan lain seperti pendidikan, rekreasi, dan barang mewah akan meningkat.

3. Teori Konsumsi Siklus Hidup

Teori ini dikembangkan oleh Franco Modigliani, Albert Ando, dan Richard Blumberg pada 1950. Mereka menyatakan bahwa konsumsi adalah aktivitas sepanjang hidup seseorang. 

Faktor sosial ekonomi, seperti situasi rumah tangga, memengaruhi pola konsumsi individu atau keluarga tersebut.

4. Teori Pendapatan Permanen

Teori ini berpendapat bahwa konsumsi seseorang dipengaruhi oleh pendapatan yang diharapkan dalam jangka panjang, bukan hanya pendapatan sesaat. 

Pendapatan permanen merujuk pada rata-rata pendapatan yang diharapkan seseorang dalam waktu yang panjang, dan konsumsi akan berhubungan secara proporsional dengan pendapatan tersebut.

5. Teori Pendapatan Relatif

Teori ini, yang dikembangkan oleh James Duessenberry pada 1949, menekankan pada pengaruh psikologis terhadap pola konsumsi masyarakat. 

Menurut teori ini, tingkat konsumsi dipengaruhi oleh tingkat pendapatan yang diperoleh di masa lalu, terutama yang tertinggi. 

Pola konsumsi saat ini cenderung dipengaruhi oleh pola konsumsi sebelumnya, sehingga tingkat konsumsi tidak hanya bergantung pada pendapatan saat ini, tetapi juga pada pengalaman pendapatan masa lalu.

Dampak Positif dan Negatif Perilaku Konsumsi

Perilaku konsumsi atau kegiatan konsumsi dipengaruhi oleh berbagai faktor yang dapat menentukan seberapa tinggi atau rendah tingkat konsumsi seseorang. 

Selain itu, kegiatan konsumsi ini juga memiliki dampak positif dan negatif tergantung pada bagaimana individu atau rumah tangga mengkonsumsi barang, berdasarkan prinsip ekonomi dan motif ekonomi yang mereka pegang. 

Berikut adalah rangkuman mengenai aspek positif dan negatif dari perilaku konsumsi:

1. Dampak Positif dari Perilaku Konsumsi

Terdapat tiga aspek positif dari perilaku konsumsi, yaitu:

  • Meningkatkan kelangsungan siklus ekonomi: Perilaku konsumsi yang baik dapat menjaga kelancaran hubungan antara konsumen dan produsen dalam perekonomian.
  • Mendorong kemajuan perekonomian: Kegiatan konsumsi dapat meningkatkan aktivitas ekonomi dan membuat perekonomian lebih dinamis.
  • Mempercepat perputaran barang dan jasa: Konsumsi yang terus berlangsung akan mempercepat arus distribusi barang dan jasa di pasar.

Bagi produsen, dampak positif dari perilaku konsumsi adalah meningkatnya produksi barang dan jasa untuk memenuhi permintaan pasar. Sedangkan bagi konsumen, konsumsi dapat memastikan pemenuhan kebutuhan hidup mereka. 

Sikap konsumtif yang bijak dari konsumen juga dapat menciptakan permintaan yang pada gilirannya mendorong pertumbuhan ekonomi suatu negara.

2. Dampak Negatif dari Perilaku Konsumsi

Namun, perilaku konsumsi juga memiliki dampak negatif. Berikut adalah tiga dampak negatif dari perilaku konsumsi:

  • Kebiasaan boros: Perilaku konsumsi yang tidak terkendali dapat menyebabkan individu menjadi tidak hemat, bahkan boros.
  • Berisiko terjebak utang: Kebiasaan boros tersebut dapat berujung pada kondisi di mana seseorang terjebak dalam utang piutang yang sulit dilunasi.
  • Menurunkan minat untuk menabung: Perilaku konsumsi yang berlebihan dapat mengurangi motivasi seseorang untuk menabung, yang pada akhirnya akan mengurangi sumber dana untuk investasi, terutama di bank.

Secara keseluruhan, penting untuk bijak dalam melakukan kegiatan konsumsi, baik untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari maupun keinginan pribadi.

Konsumsi dan Kegiatan Konsumsi

Konsumsi dan kegiatan konsumsi memang memiliki perbedaan, meskipun keduanya saling terkait. 

Konsumsi adalah tindakan yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan individu atau kelompok, sedangkan kegiatan konsumsi adalah bagian dari pendapatan rumah tangga yang digunakan untuk membeli barang dan jasa serta kebutuhan lainnya.

Konsumsi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kegiatan ekonomi manusia. Kedua hal ini memiliki hubungan erat dan dipengaruhi oleh faktor yang sama, seperti sosial, besarnya pendapatan, selera atau gaya hidup, adat istiadat, harga barang dan jasa yang akan dibeli, jumlah anggota keluarga, serta tingkat pendidikan.

Teori-teori Konsumsi

Kegiatan konsumsi dapat dijelaskan melalui empat teori utama, yaitu:

  • Teori Konsumsi Siklus Hidup
  • Teori Pendapatan Permanen
  • Teori Pendapatan Relatif
  • Teori Konsumsi Keynes

Keempat teori ini membahas bagaimana konsumsi pada individu atau rumah tangga dipengaruhi oleh berbagai faktor sesuai dengan prinsip yang diterapkan dalam masing-masing teori konsumsi.

Sebagai penutup, pengertian konsumsi mencakup aktivitas manusia dalam menggunakan barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan hidup, yang dipengaruhi oleh berbagai faktor ekonomi dan sosial.

Terkini

Oppo Reno12 F 5G: Hp Mid Range dengan AI Canggih

Jumat, 12 September 2025 | 13:35:14 WIB

Samsung Galaxy F17 5G: Smartphone Terjangkau Fitur Lengkap

Jumat, 12 September 2025 | 13:35:12 WIB

Lima Upgrade iPhone 17 yang Membuatnya Menarik

Jumat, 12 September 2025 | 13:35:10 WIB

Review Xiaomi 14T Pro: Kamera Leica dan HyperCharge

Jumat, 12 September 2025 | 13:35:09 WIB

Redmi Note 14 4G: Spesifikasi Lengkap dan Performa Stabil

Jumat, 12 September 2025 | 13:35:06 WIB