JAKARTA – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Malang bersama Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD) Kabupaten Malang menggelar edukasi keuangan secara langsung kepada 200 Pekerja Migran Indonesia (PMI) dan calon PMI di Kepanjen, Kabupaten Malang. Kegiatan ini menjadi bagian dari upaya strategis untuk meningkatkan literasi dan inklusi keuangan, khususnya bagi kelompok rentan seperti pekerja migran.
Kepala Kantor OJK Malang, Farid Faletehan, menyebutkan bahwa edukasi keuangan bagi PMI merupakan bagian dari prioritas nasional sebagaimana tercantum dalam Strategi Nasional Literasi Keuangan Indonesia (SNLKI) 2021–2025. PMI dipandang sebagai kelompok strategis karena perannya yang sangat signifikan dalam menopang perekonomian keluarga dan daerah asalnya.
“Kontribusi para PMI tentunya signifikan menjadi sumber penghidupan utama bagi ribuan keluarga di daerah ini. Kami tidak ingin hasil jerih payah tersebut menguap begitu saja karena kurangnya pemahaman keuangan,” kata Farid.
Farid juga mengutip data dari Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) yang mencatat bahwa Kabupaten Malang masuk dalam lima besar daerah asal pekerja migran terbanyak di Indonesia. Fakta ini memperkuat urgensi penguatan literasi keuangan bagi warga Malang yang bekerja atau akan bekerja di luar negeri.
Mengacu pada Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) 2025, Farid menjelaskan bahwa tingkat literasi keuangan masyarakat Indonesia saat ini mencapai 66,46 persen. Sementara tingkat inklusi keuangan berada di angka 80,51 persen. Gap sebesar 14 persen antara pemahaman dan penggunaan produk keuangan dinilai berisiko.
“Artinya, terdapat gap 14 persen masyarakat yang telah menggunakan produk dan jasa keuangan namun belum memiliki pemahaman yang cukup. Kondisi ini membuat kelompok masyarakat tersebut rentan menjadi korban penipuan,” ujarnya.
Kegiatan ini juga menjadi bagian dari Bulan Literasi Keuangan (BLK) 2025 yang dilaksanakan dari Mei hingga Agustus oleh OJK secara nasional. Program ini mencakup berbagai agenda edukasi seperti Financial Literacy Series, Financial Literacy Campaign, dan akan ditutup dengan pemberian Financial Literacy Award. Tujuannya adalah meningkatkan literasi dan inklusi keuangan di seluruh lapisan masyarakat.
Apresiasi Pemerintah Daerah
Turut hadir dalam kegiatan tersebut, Asisten Perekonomian dan Pembangunan Sekretariat Daerah Kabupaten Malang, Prasetyani Arum Anggorowati. Ia mengapresiasi langkah kolaboratif antara OJK dan TPAKD dalam memberikan bekal finansial kepada para pekerja migran.
“Kami mengapresiasi sinergi OJK Malang dengan TPAKD Kabupaten Malang dalam terselenggaranya kegiatan ini. Semoga dalam kesempatan ini kakak-kakak PMI dapat memanfaatkan ilmu yang diberikan agar penghasilan yang nantinya diperoleh dapat dikelola dengan baik,” kata Prasetyani.
Senada dengan itu, Kepala Bagian Perekonomian Setda Kabupaten Malang, Tetuko Luhur Setyo Bathoro, berharap edukasi ini dapat menciptakan efek berganda (multiplier effect) di lingkungan keluarga dan komunitas PMI.
“Mari membangun kesadaran pentingnya literasi keuangan ini kepada keluarga juga agar dana yang kakak PMI kirimkan dapat dikelola dengan baik oleh keluarga,” tutup Tetuko.
Materi Komprehensif dan Praktis
Dalam kegiatan edukasi ini, peserta PMI mendapatkan sejumlah materi praktis dan relevan untuk kehidupan sehari-hari. Materi yang disampaikan antara lain:
Edukasi keuangan dari OJK.
Perencanaan keuangan pribadi oleh seorang Certified Financial Planner.
Pengenalan produk perlindungan dari BPJS Ketenagakerjaan.
Informasi produk tabungan, Kredit Pemilikan Rumah (KPR), dan layanan mobile banking dari Bank Negara Indonesia (BNI) sebagai perwakilan dari pelaku usaha jasa keuangan (PUJK).
Para PMI yang hadir umumnya memiliki tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga dengan bekerja di luar negeri. Namun tanpa perencanaan keuangan yang tepat, tujuan tersebut bisa gagal tercapai. Edukasi seperti ini menjadi langkah awal penting untuk mengarahkan penghasilan mereka ke jalur produktif, termasuk investasi, tabungan, dan perlindungan risiko.
Langkah Strategis untuk Keberlanjutan Ekonomi Daerah
Menurut Farid, literasi keuangan bukan sekadar alat untuk menghindari penipuan, tetapi juga menjadi pondasi bagi penguatan ekonomi masyarakat dari bawah. PMI yang melek finansial cenderung mampu menyusun rencana masa depan yang lebih baik serta menjadi agen literasi bagi komunitasnya.
“Melalui kegiatan edukasi ini, kami berharap para PMI tidak hanya lebih percaya diri dalam mengelola keuangan dan terhindar dari penipuan, tetapi juga mampu memanfaatkan lembaga jasa keuangan secara optimal,” jelas Farid.
OJK menargetkan peningkatan pemahaman finansial ini mampu memberikan dampak jangka panjang baik bagi individu PMI maupun keluarganya. Dampak positif yang diharapkan antara lain pengelolaan remitansi yang lebih bijak, meningkatnya kesejahteraan rumah tangga, hingga kontribusi pada pertumbuhan ekonomi daerah asal PMI.
Arah Pengembangan Selanjutnya
Ke depan, kegiatan serupa akan terus digelar dengan cakupan yang lebih luas serta melibatkan lebih banyak pihak, baik dari lembaga keuangan, pemerintahan daerah, hingga asosiasi pekerja migran. Sinergi lintas sektor ini dipandang penting demi tercapainya target inklusi keuangan nasional secara menyeluruh dan berkelanjutan.
Kegiatan edukasi ini tidak hanya menjadi momentum untuk menumbuhkan kesadaran finansial, tetapi juga bukti nyata perhatian pemerintah dan regulator terhadap kesejahteraan pekerja migran Indonesia yang selama ini menjadi pahlawan devisa. OJK dan TPAKD Kabupaten Malang menegaskan komitmennya untuk terus memberikan pendampingan dan literasi keuangan yang relevan sesuai kebutuhan lapangan.