Air Terjun Sarasah Murai Tahan Kemarau, Daya Tarik Wisata

Senin, 23 Juni 2025 | 10:40:11 WIB
Air Terjun Sarasah Murai Tahan Kemarau, Daya Tarik Wisata

JAKARTA - Air Terjun Sarasah Murai di kawasan Lembah Harau, Kabupaten Limapuluh Kota, Sumatera Barat, terus menjadi destinasi unggulan bagi para pencinta wisata alam. Berada dalam kawasan Taman Wisata Alam Lembah Harau, air terjun ini tetap mengalir meskipun musim kemarau melanda, menjadikannya satu dari sedikit air terjun yang bertahan di tengah pengeringan sumber air lainnya di wilayah tersebut.

Dengan ketinggian bertingkat hingga tujuh susun dan aliran air yang jernih, Sarasah Murai menawarkan pengalaman wisata yang menyegarkan dan alami, hanya sekitar 150 kilometer dari pusat Kota Padang. Setiap akhir pekan, lokasi ini ramai dipadati pengunjung lokal maupun wisatawan dari luar daerah yang ingin melepas penat di tengah suasana alam yang masih asri.

“Kami memilih datang ke Sarasah Murai karena airnya tetap mengalir meski musim kemarau. Anak-anak juga bisa bermain air dengan aman karena alirannya tidak terlalu deras,” ujar salah satu pengunjung.

Daya Tarik Air Terjun Tujuh Tingkat

Salah satu keunikan utama Air Terjun Sarasah Murai adalah bentuknya yang bertingkat tujuh. Setiap tingkat memiliki kolam kecil alami yang terbentuk dari kikisan batuan selama ratusan tahun. Aliran airnya yang terus mengucur membuat kawasan ini tetap hijau dan sejuk, bahkan ketika banyak air terjun lain di Lembah Harau kering.

Keindahan alami ini membuat Sarasah Murai sering dijadikan lokasi foto, kegiatan trekking ringan, hingga piknik keluarga. Para pengunjung biasanya menikmati perjalanan mendaki yang cukup menantang ke beberapa tingkatan atas untuk menikmati pemandangan lembah yang spektakuler.

“Ini seperti surga tersembunyi di Sumatera Barat. Jalurnya cukup menantang, tapi setelah sampai di atas, semua terbayar dengan pemandangannya,” ujar seorang wisatawan muda yang datang bersama komunitas pecinta alam.

Akses Menuju Lokasi Semakin Mudah

Air Terjun Sarasah Murai dapat dijangkau dengan kendaraan pribadi maupun angkutan umum dari Kota Padang dengan waktu tempuh sekitar 3,5 hingga 4 jam. Dari gerbang utama kawasan Lembah Harau, wisatawan hanya perlu menempuh perjalanan sekitar 20 menit dengan berjalan kaki menuju lokasi air terjun.

Pemerintah daerah dan pengelola kawasan wisata juga terus berupaya memperbaiki infrastruktur jalan dan jalur pendakian. Tujuannya agar akses ke lokasi tetap aman dan nyaman bagi semua kalangan usia.

“Kami terus melakukan penataan di jalur menuju Sarasah Murai, termasuk pemasangan papan petunjuk dan perbaikan jalur setapak yang licin. Ini bagian dari komitmen kami menghadirkan wisata berbasis alam yang aman dan berkelanjutan,” jelas seorang perwakilan pengelola.

Tantangan Pengelolaan dan Konservasi

Meskipun potensi wisatanya besar, kawasan Sarasah Murai juga menghadapi tantangan dari sisi konservasi. Lonjakan jumlah pengunjung di akhir pekan dan musim liburan seringkali menyebabkan masalah kebersihan dan kerusakan ekosistem lokal, terutama pada jalur pendakian dan area di sekitar air terjun.

Pengelola bersama pihak Taman Wisata Alam Lembah Harau kini lebih gencar mengkampanyekan wisata bertanggung jawab. Pengunjung diminta untuk tidak meninggalkan sampah, tidak memetik tanaman liar, serta tidak melakukan vandalisme pada batuan atau dinding tebing.

“Kami mengimbau semua pengunjung untuk ikut menjaga kelestarian tempat ini. Jangan buang sampah sembarangan, karena sekali rusak, butuh waktu lama untuk memulihkannya,” ujar salah satu penjaga taman wisata.

Daya Dukung Ekonomi Lokal

Wisata Air Terjun Sarasah Murai juga berkontribusi signifikan terhadap ekonomi masyarakat sekitar. Banyak warga yang membuka usaha kecil di sepanjang jalur wisata, mulai dari warung makan, penyewaan alas duduk, jasa pemandu lokal, hingga penyedia penginapan sederhana.

Model pariwisata ini mendorong berkembangnya ekonomi berbasis komunitas. Selain menambah pendapatan masyarakat, juga membangun rasa memiliki terhadap aset wisata alam yang ada di lingkungan mereka.

“Kami warga sekitar ikut merasakan dampaknya. Banyak pengunjung yang belanja di warung atau minta kami jadi penunjuk jalan. Ini berkah kalau dikelola dengan baik,” ujar seorang warga setempat.

Potensi Wisata Edukasi dan Petualangan

Dengan bentang alam yang khas dan keberagaman hayati, Sarasah Murai juga cocok dikembangkan sebagai destinasi wisata edukatif, khususnya bagi pelajar dan mahasiswa yang mempelajari ekologi, geologi, dan konservasi alam.

Beberapa kelompok pecinta alam dan komunitas pendaki juga menjadikan tempat ini sebagai lokasi pelatihan atau pengenalan alam bagi anggota baru. Potensi ini menjadi peluang tambahan bagi pemerintah daerah untuk mengembangkan paket wisata yang lebih variatif dan berbasis edukasi.

Kolaborasi Jaga Kelestarian Alam

Keberadaan Air Terjun Sarasah Murai sebagai satu dari sedikit air terjun yang tetap mengalir saat musim kemarau menjadi aset penting dalam ekosistem pariwisata Lembah Harau. Namun, menjaga kelestarian dan kualitas lingkungan di sekitar air terjun tetap menjadi prioritas utama.

Upaya berkelanjutan dari pengelola, pemerintah, dan masyarakat lokal sangat diperlukan agar destinasi ini tetap lestari dan dinikmati oleh generasi berikutnya. Wisata yang bertanggung jawab dan sadar lingkungan menjadi kunci utama untuk masa depan pariwisata berbasis alam yang berkelanjutan di Sumatera Barat.

Dengan pendekatan kolaboratif dan kepedulian bersama, Sarasah Murai bukan hanya menjadi tempat rekreasi, tapi juga simbol harmoni antara manusia dan alam.

Terkini

12 Contoh Bisnis Jasa yang Menghasilkan Keuntungan Tinggi

Jumat, 05 September 2025 | 21:07:23 WIB

Daftar Terbaik Mobil 2 Pintu Paling Direkomendasikan

Jumat, 05 September 2025 | 20:59:45 WIB

BMKG Peringatkan Cuaca Ekstrem di Seluruh Indonesia

Jumat, 05 September 2025 | 14:17:53 WIB

Update Harian Harga Sembako Jawa Timur

Jumat, 05 September 2025 | 14:23:17 WIB

Panduan Praktis Daftar Bansos BPNT 2025

Jumat, 05 September 2025 | 14:27:30 WIB