JAKARTA - Pemerintah melalui Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus mendorong industri furnitur nasional untuk merebut peluang besar di pasar global. Langkah ini dianggap strategis untuk mendukung pertumbuhan sektor industri agro serta perekonomian nasional secara keseluruhan.
Pernyataan ini disampaikan langsung oleh Direktur Jenderal Industri Agro Kementerian Perindustrian, Putu Juli Ardika, saat membuka Indo Wood Expo 2025 Surabaya Edition, yang merupakan pameran industri kehutanan dan teknologi pengolahan kayu terbesar di Indonesia.
“Industri agro memainkan peranan penting dalam perekonomian nasional. Pada triwulan pertama tahun 2025, sektor ini berkontribusi sebesar 52,19% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) industri pengolahan non-migas. Salah satu penopangnya adalah industri furnitur,” kata Putu dalam sambutannya di Surabaya.
Kontribusi Ekspor dan Pertumbuhan Industri Furnitur
Sebagai sub sektor dari industri agro, industri furnitur mencatatkan kinerja yang menjanjikan. Kontribusi industri furnitur mencapai 1,15% terhadap PDB sektor industri pengolahan non-migas, dengan pertumbuhan sebesar 2,07% dibanding tahun sebelumnya.
Tak hanya dari sisi kontribusi terhadap PDB, kinerja ekspor industri furnitur Indonesia juga menunjukkan tren yang menggembirakan. “Nilai ekspor furnitur Indonesia (HS 9401-9403) meningkat dari USD 1,85 miliar menjadi USD 1,91 miliar naik sekitar 3%,” ungkap Putu.
Potensi Pasar Global yang Masif
Lebih lanjut, Putu mengungkapkan bahwa pasar global furnitur sangat potensial dan harus dimanfaatkan secara maksimal oleh para pelaku industri dalam negeri. Merujuk data dari Expert Market Research, nilai pasar furnitur dunia mencapai USD 660 miliar dan diproyeksikan tumbuh sebesar 4,9% per tahun hingga 2034.
“Kondisi ini merupakan peluang besar bagi industri furnitur Indonesia untuk meningkatkan ekspor dan memperluas pangsa pasar global,” tegasnya.
Tantangan dan Strategi Hadapi Persaingan Internasional
Meski potensi besar terbuka lebar, industri furnitur Indonesia juga dihadapkan pada berbagai tantangan yang tak bisa diabaikan. Di antaranya adalah hambatan logistik akibat dinamika geopolitik global, regulasi lingkungan seperti European Union Deforestation Regulation (EUDR), hambatan non-tarif di negara tujuan ekspor, serta persaingan dari produk furnitur impor berbahan logam dan plastik.
Putu menekankan pentingnya inovasi dan adaptasi terhadap tren industri furnitur yang semakin berorientasi pada keberlanjutan lingkungan dan teknologi. “Untuk menjawab tantangan dan tren pasar furnitur yang mengarah pada produk ramah lingkungan, desain modular dan cerdas (smart features), serta sistem pemasaran berbasis teknologi seperti Augmented Reality (AR) dan 3D printing, bisa menjadi solusinya. Oleh karena itu, Kemenperin terus mendorong transformasi teknologi di sektor ini,” jelas Putu.
Program Restrukturisasi Mesin Dukung Produktivitas
Sebagai bagian dari strategi meningkatkan daya saing industri furnitur nasional, Kemenperin telah melaksanakan program restrukturisasi mesin/peralatan industri pengolahan kayu. Program ini memberikan insentif berupa penggantian sebagian biaya pembelian mesin hingga 30% untuk mesin lokal dan 15% untuk mesin impor yang memenuhi kriteria.
“Sebanyak 33 perusahaan telah memanfaatkan program ini, dengan total reimburse sebesar Rp20,6 miliar,” ungkap Putu.
Dampaknya pun mulai terlihat. Berdasarkan data dari perusahaan-perusahaan peserta program, terjadi peningkatan efisiensi proses hingga 11%, peningkatan mutu produk hingga 21%, serta peningkatan produktivitas hingga 24%.
“Pemerintah juga terus memfasilitasi pengembangan industri furnitur melalui penyediaan bahan baku, pelatihan SDM, riset pasar, serta kebijakan fiskal seperti tax holiday, super deduction tax, dan kemudahan ekspor-impor,” imbuhnya.
Indo Wood Expo 2025 Jadi Ajang Strategis
Dalam kesempatan tersebut, Putu berharap agar penyelenggaraan Indo Wood Expo 2025 Surabaya Edition dapat menjadi ajang strategis bagi pelaku industri untuk mengakses teknologi terbaru, bahan baku unggulan, dan memperluas jaringan pasar ekspor.
“Saya mengucapkan selamat kepada HIMKI, Pablo Publishing & Exhibition, dan Dyandra Promosindo atas terselenggaranya pameran ini. Semoga sukses dan membawa manfaat luas bagi industri furnitur nasional,” pungkasnya.
Dorongan Berkelanjutan untuk Furnitur Indonesia
Langkah pemerintah ini menjadi sinyal kuat bahwa industri furnitur Indonesia harus siap menghadapi tantangan global dan bertransformasi ke arah yang lebih kompetitif. Dengan dukungan teknologi, kebijakan fiskal yang mendukung, serta akses pasar yang terus diperluas, Indonesia berpotensi besar untuk menjadi pemain utama di industri furnitur global dalam satu dekade ke depan.
Dengan potensi pasar global yang masif dan pertumbuhan yang menjanjikan, pelaku industri furnitur nasional diharapkan mampu menjawab tantangan sekaligus merebut peluang yang ada dengan strategi yang tepat, efisien, dan inovatif.