Kemenkes Genjot Vaksinasi HPV untuk Cegah Kematian Akibat Kanker Serviks

Jumat, 20 Juni 2025 | 11:34:34 WIB
Kemenkes Genjot Vaksinasi HPV untuk Cegah Kematian Akibat Kanker Serviks

JAKARTA — Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes) mengakselerasi pelaksanaan program vaksinasi Human Papillomavirus (HPV) nasional sebagai upaya konkret dalam menekan angka kematian akibat kanker serviks penyakit mematikan yang menduduki peringkat kedua sebagai penyebab kematian terbanyak bagi perempuan Indonesia setelah kanker payudara.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menegaskan bahwa percepatan vaksinasi HPV merupakan langkah mendesak dan strategis untuk melindungi perempuan Indonesia dari ancaman kanker serviks. Ia menuturkan bahwa satu perempuan Indonesia diperkirakan meninggal setiap 25 menit akibat penyakit tersebut.

"Kanker serviks adalah pembunuh perempuan nomor dua di Indonesia. Diperkirakan setiap 25 menit, satu perempuan Indonesia meninggal akibat penyakit ini," ujar Menkes Budi saat membuka Global Cervical Cancer Elimination Forum 2025 di Bali.

Vaksinasi Nasional Sebagai Kunci

Melihat efektivitas vaksinasi dalam penanganan pandemi COVID-19, Menkes Budi mengadopsi pendekatan serupa untuk menangani kanker serviks. Inspirasi ini mendorong lahirnya program vaksinasi HPV nasional yang resmi.

"Saya belajar dari pandemi, dan mulai mencari tahu apakah ada vaksin untuk kanker serviks. Kami akhirnya meluncurkan program vaksinasi HPV nasional pada Agustus 2023," jelasnya.

Sejak program tersebut diluncurkan, Kemenkes mencatat bahwa lebih dari 5 juta remaja perempuan di seluruh Indonesia telah menerima vaksin HPV. Target ini akan terus diperluas seiring dengan rencana nasional dalam membentuk kekebalan komunitas terhadap HPV.

Produksi Vaksin Dalam Negeri

Untuk menjamin ketersediaan vaksin dalam jangka panjang dan mengurangi ketergantungan terhadap impor, Kemenkes menjalin kemitraan strategis dengan BUMN farmasi Biofarma. Kolaborasi ini mencakup alih teknologi produksi vaksin HPV, yang ditujukan untuk memperkuat kemandirian sistem kesehatan nasional.

"Biofarma telah menandatangani kesepakatan transfer teknologi agar kita bisa memproduksi vaksin HPV sendiri," ungkap Menkes.

Langkah ini sejalan dengan komitmen Indonesia dalam menciptakan ketahanan kesehatan nasional melalui produksi dalam negeri yang lebih efisien dan mandiri.

Skrining Mandiri: Inovasi Akses Kesehatan

Selain mempercepat vaksinasi, Kemenkes juga berinovasi dalam metode skrining kanker serviks. Salah satu terobosan terbaru yang tengah dikembangkan adalah metode skrining mandiri, yang memungkinkan perempuan melakukan deteksi dini dari rumah tanpa perlu mendatangi fasilitas kesehatan.

"Kami akan memperkenalkan metode uji mandiri, jadi perempuan tak perlu lagi datang ke rumah sakit. Bisa dilakukan dari rumah secara mudah," jelas Budi.

Dengan metode ini, diharapkan kesadaran dan partisipasi perempuan dalam melakukan deteksi dini kanker serviks meningkat, terutama bagi mereka yang berada di daerah terpencil dan sulit dijangkau.

Dukungan Internasional

Langkah Indonesia dalam memerangi kanker serviks dengan strategi komprehensif mendapatkan perhatian dan dukungan dari komunitas global. Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Tedros Adhanom Ghebreyesus, menyampaikan apresiasinya atas komitmen kuat Indonesia dalam eliminasi kanker serviks.

"Tantangannya bukan lagi apa yang harus dilakukan, tetapi seberapa cepat dan sejauh mana kita ingin bertindak. Tidak ada satu pun perempuan yang pantas meninggal karena penyakit yang bisa dicegah dan diobati," tegas Tedros dalam forum tersebut.

Ia menambahkan bahwa dunia telah memiliki pengetahuan dan alat yang cukup untuk menghentikan kanker serviks secara total melalui vaksinasi, skrining, serta pengobatan yang tepat.

"Dengan vaksinasi, deteksi dini, dan akses pengobatan, kita bisa menyelamatkan jutaan nyawa perempuan di seluruh dunia. Sekarang tinggal bagaimana kita bertindak cepat dan adil," imbuhnya.

Mendorong Akselerasi Menuju Eliminasi Kanker Serviks

Indonesia saat ini menjadi salah satu negara berkembang yang paling agresif dalam mengadopsi strategi eliminasi kanker serviks berbasis vaksinasi dan inovasi deteksi dini. Program vaksinasi HPV yang menyasar remaja perempuan, dikombinasikan dengan skrining mandiri berbasis rumah tangga, dinilai sebagai formula efektif untuk menurunkan angka kejadian dan kematian akibat kanker serviks secara signifikan dalam jangka menengah hingga panjang.

Pemerintah juga terus melakukan edukasi publik dan kolaborasi lintas sektor, termasuk dengan organisasi kemasyarakatan, lembaga pendidikan, dan pemangku kepentingan lokal untuk memperluas cakupan program.

Langkah ini dinilai sebagai lompatan besar dalam sejarah kebijakan kesehatan perempuan di Indonesia, sekaligus mendukung target global WHO untuk mengeliminasi kanker serviks sebagai masalah kesehatan masyarakat pada tahun 2030.

Menuju Masa Depan Bebas Kanker Serviks

Upaya strategis Kementerian Kesehatan melalui percepatan vaksinasi HPV dan pengembangan skrining mandiri merupakan bukti nyata komitmen Indonesia dalam menjamin masa depan perempuan yang lebih sehat dan produktif. Pemerintah tidak hanya berfokus pada aspek kuratif, tetapi juga secara serius menanamkan pendekatan preventif sebagai dasar kebijakan kesehatan nasional.

Dengan kolaborasi yang kuat antara pemerintah, industri, dan masyarakat, Indonesia berada pada jalur yang tepat untuk mencapai eliminasi kanker serviks dan membangun generasi perempuan yang bebas dari ancaman penyakit mematikan ini.

Terkini

Danantara Jadi Pilar Strategis Kemandirian Fiskal Indonesia

Rabu, 10 September 2025 | 18:30:22 WIB

Hutama Karya Rayakan Harhubnas Dengan Jembatan Ikonik

Rabu, 10 September 2025 | 18:30:21 WIB

Jasa Marga Tingkatkan Layanan Tol Cipularang Padaleunyi

Rabu, 10 September 2025 | 18:30:19 WIB

Waskita Karya Garap Proyek Budidaya Ikan Nila

Rabu, 10 September 2025 | 18:30:17 WIB