JAKARTA - Momen Idul Adha selalu identik dengan penyediaan daging kurban yang melimpah. Daging tersebut biasanya diolah menjadi berbagai masakan khas bersantan seperti rendang, opor ayam, atau gulai. Namun, tidak jarang makanan bersantan ini tidak habis dalam satu kali konsumsi dan disimpan untuk dipanaskan kembali di hari berikutnya. Bahkan, banyak yang memanaskan makanan ini lebih dari satu kali demi kepraktisan.
Namun, dokter spesialis penyakit dalam dari Mayapada Hospital, dr. Ray Rattu, SpPD, memberikan peringatan tegas terkait kebiasaan memanaskan makanan bersantan berulang kali. Menurutnya, praktik ini sangat tidak disarankan karena berpotensi meningkatkan kadar kolesterol dalam tubuh hingga berdampak buruk pada kesehatan.
“Disarankan maksimal makanan bersantan hanya dipanaskan satu kali dan tidak lebih dari 24 jam setelah penyimpanan. Jika dipanaskan berulang kali, apalagi mengandung santan yang kaya lemak, akan menyebabkan kejenuhan komponen di dalam makanan tersebut,” ujar dr. Ray, sebagaimana dikutip dari detikHealth.
Risiko Kolesterol dan Asam Lemak Jenuh dari Santan yang Dipanaskan Berulang
Penjelasan dr. Ray mengacu pada perubahan kimiawi yang terjadi saat makanan bersantan dipanaskan ulang berkali-kali. Santan yang mengandung lemak jenuh mudah mengalami oksidasi dan pembentukan asam lemak jenuh yang dapat meningkatkan kadar kolesterol. Kondisi ini mirip dengan fenomena minyak goreng yang dipanaskan berulang kali, di mana kandungan lemak jenuh juga mengalami perubahan berbahaya.
“Munculnya asam lemak jenuh ini meningkatkan kadar kolesterol dalam makanan. Jika dikonsumsi terus menerus, bisa berdampak buruk pada kesehatan pembuluh darah dan jantung,” tegasnya.
Kadar kolesterol yang tinggi dikenal sebagai faktor risiko utama berbagai penyakit kardiovaskular seperti hipertensi, serangan jantung, dan stroke. Oleh karena itu, menjaga asupan makanan, khususnya yang mengandung lemak jenuh, menjadi hal krusial untuk kesehatan jangka panjang.
Tips Menyimpan dan Mengolah Sisa Makanan Bersantan agar Aman Dikonsumsi
Selain memperhatikan cara memanaskan makanan bersantan, dr. Ray juga menekankan pentingnya teknik penyimpanan yang tepat untuk mengurangi risiko pertumbuhan bakteri yang bisa menyebabkan keracunan makanan.
“Sisa makanan sebaiknya disimpan dalam kulkas dengan suhu di bawah 4 derajat Celsius. Pada suhu tersebut, pertumbuhan bakteri dapat diminimalisir sehingga makanan lebih aman untuk dikonsumsi kembali,” jelasnya.
Menurutnya, meski bakteri tidak sepenuhnya mati di bawah suhu beku, suhu rendah pada kulkas berfungsi sebagai pengawet alami yang memperlambat proses pembusukan makanan.
“Jadi, suhu dingin di kulkas bukan hanya sekadar mendinginkan, tapi juga berperan sebagai pengawet alami untuk menjaga kualitas makanan,” tambah dr. Ray.
Bahaya Memanaskan Ulang Makanan Lebih dari Sekali
Memanaskan makanan lebih dari satu kali tidak hanya merusak kandungan nutrisi dalam makanan, tetapi juga dapat memicu pembentukan senyawa berbahaya yang berpotensi merusak organ tubuh.
Dr. Ray mengingatkan bahwa praktik tersebut terutama berisiko untuk makanan yang mengandung santan dan lemak tinggi. “Selain kolesterol, ada risiko munculnya senyawa lain yang bisa menyebabkan radikal bebas dan peradangan dalam tubuh,” ujarnya.
Hal ini penting diperhatikan karena makanan bersantan seperti rendang atau gulai sering kali menjadi pilihan favorit saat Idul Adha dan momen perayaan lainnya. Kebiasaan menghangatkan makanan tersebut berulang-ulang untuk menghindari pemborosan justru bisa menimbulkan efek samping kesehatan yang serius.
Alternatif Aman Memanaskan Makanan Bersantan
Untuk menjaga kesehatan sekaligus tetap menikmati hidangan khas bersantan, dr. Ray menyarankan agar masyarakat menghindari memanaskan makanan lebih dari satu kali dan segera menghabiskan makanan dalam 24 jam setelah dimasak atau dipanaskan ulang.
“Kalau memungkinkan, masaklah sesuai kebutuhan agar tidak banyak sisa. Jika ada sisa makanan, simpan dengan benar dan panaskan hanya sekali saat akan dimakan,” sarannya.
Selain itu, saat memanaskan, gunakan metode yang merata dan pastikan suhu makanan mencapai minimal 74 derajat Celsius untuk membunuh bakteri dan mikroorganisme yang mungkin berkembang.
Kesadaran Pentingnya Pola Makan Sehat Saat Perayaan
Idul Adha memang momen penuh berkah dengan hidangan lezat yang menggoda selera. Namun, penting bagi masyarakat untuk tetap memperhatikan aspek kesehatan dalam mengonsumsi makanan, terutama yang tinggi kandungan lemak dan santan.
Konsultan gizi dan kesehatan juga sering mengingatkan bahwa pola makan seimbang dengan asupan lemak yang terkendali sangat diperlukan untuk menjaga kesehatan jantung dan pembuluh darah.
“Memperhatikan cara pengolahan dan konsumsi makanan bersantan sangat penting agar tidak memicu gangguan kesehatan seperti kolesterol tinggi,” ujar dr. Ray.
Meskipun santapan khas Idul Adha seperti rendang dan gulai sangat menggugah selera, memanaskan makanan bersantan berulang kali sangat tidak dianjurkan. Untuk menjaga kesehatan, batasi pemanasan ulang hanya satu kali dalam kurun waktu 24 jam dan simpan makanan di suhu kulkas yang tepat.
Dengan menerapkan tips penyimpanan dan pemanasan yang benar, masyarakat dapat menikmati hidangan lebaran tanpa mengorbankan kesehatan jangka panjang.