PT Pertamina (Persero) sedang memimpin dalam transisi energi dengan meningkatkan penggunaan energi hijau untuk mendukung keberlanjutan serta mencapai Net Zero Emisi Pemerintah Indonesia tahun 2060. Upaya ini juga merupakan bagian dari strategi untuk mengembangkan inovasi di Ibu Kota Nusantara (IKN) dan mencapai tujuan menjadi pusat global. Fadjar Djoko Santoso, Wakil Presiden Komunikasi Korporat Pertamina, menyoroti potensi besar Indonesia dalam sumber energi terbarukan. Mulai dari gas, energi nabati, hingga Natural-Based Solution (NBS), semuanya diarahkan untuk menjadi opsi energi rendah karbon yang ramah lingkungan di masa depan. Pertamina, melalui Perusahaan Gas Negara, telah mempersiapkan infrastruktur jaringan gas (jargas) di IKN untuk memasok energi ke 166 tower perumahan ASN dan 34 rumah tapak menteri. Selain itu, mereka terus mengembangkan potensi energi terbarukan di IKN dengan mendirikan pusat riset dan inovasi berkelanjutan. Fadjar menjelaskan bahwa Pertamina saat ini mengelola beragam portofolio energi bersih rendah karbon di Indonesia, disesuaikan dengan karakteristik geografi setiap wilayahnya. Upaya ini sejalan dengan komitmen Pertamina untuk mempercepat transisi energi menuju energi bersih di Indonesia. Pertamina juga aktif dalam mengembangkan pembangkit listrik berbasis geothermal, biogas dari limbah kelapa sawit, tenaga surya, dan berbagai sumber energi rendah karbon lainnya. Mereka juga memanfaatkan gas sebagai bahan bakar transisi untuk rumah tangga, industri, dan transportasi, dengan peningkatan penggunaan gas untuk rumah tangga yang signifikan sejak 2021. Di sektor transportasi, Pertamina telah menyediakan Stasiun Pengisian Bakar Gas (BBG) di berbagai kota besar, memungkinkan penggunaan bahan bakar rendah emisi untuk mendukung transportasi publik. Selain itu, mereka sedang mengembangkan bioenergi dari bahan nabati dan energi hidrogen untuk kendaraan listrik. Pertamina juga fokus pada inisiatif energi negatif karbon seperti proyek Carbon Capture Utilization and Storage (CCUS) dan penggunaan Natural-Based Solution (NBS). Melalui subholding Pertamina New and Renewable Energy, mereka juga aktif dalam perdagangan karbon di Bursa Efek Indonesia, berperan sebagai market aggregator untuk mencapai target Net Zero Emisi Indonesia lebih cepat. Secara keseluruhan, Pertamina sebagai pemimpin dalam transisi energi, komitmen mereka terhadap target Net Zero Emisi 2060 tercermin dalam upaya konkret untuk mencapai Sustainable Development Goals (SDGs) dengan menerapkan Environmental, Social & Governance (ESG) di seluruh operasi mereka.