Wakil PM Rusia Temui Presiden Prabowo, Dorong Penambahan Frekuensi Penerbangan Langsung Moskow-Jakarta dan Perluasan Kerja Sama Ekonomi

Selasa, 15 April 2025 | 22:27:38 WIB
Wakil PM Rusia Temui Presiden Prabowo, Dorong Penambahan Frekuensi Penerbangan Langsung Moskow-Jakarta dan Perluasan Kerja Sama Ekonomi

JAKARTA — Hubungan bilateral Indonesia dan Rusia kembali menunjukkan geliat baru setelah Wakil Perdana Menteri Rusia, Denis Manturov, melakukan kunjungan resmi ke Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat. Dalam pertemuan dengan Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto, sejumlah agenda strategis dibahas, termasuk permintaan Rusia untuk menambah frekuensi penerbangan langsung antara kedua negara dan memperluas kerja sama di sektor keuangan serta investasi.

Kunjungan Manturov ini menjadi momentum penting sebagai dialog tingkat tinggi pertama antara pemerintah Rusia dan Indonesia sejak pandemi COVID-19. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan bahwa pertemuan tersebut mencerminkan komitmen kedua negara untuk mempererat kerja sama bilateral, terutama dalam bidang transportasi udara, perdagangan, pariwisata, dan sistem keuangan.

“Ini merupakan high level dialog pertama dari Rusia dengan Indonesia pasca pandemi. Dalam pertemuan ini, Wakil PM Rusia meminta agar frekuensi penerbangan langsung antara Indonesia dan Rusia dapat ditingkatkan,” ungkap Airlangga dalam keterangannya kepada media di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta.
 

Usulan Penerbangan Langsung Moskow-Jakarta
 

Salah satu isu utama yang diangkat dalam pembahasan tersebut adalah aksesibilitas transportasi udara. Manturov secara khusus meminta agar pemerintah Indonesia memetakan destinasi-destinasi potensial di Tanah Air yang cocok untuk dijadikan rute penerbangan langsung dari Moskow. Usulan ini ditujukan untuk memperlancar arus kunjungan wisatawan Rusia ke Indonesia sekaligus membuka peluang mobilitas bisnis yang lebih dinamis.

“Rusia berharap ada pemetaan destinasi yang cocok untuk penerbangan langsung dari Moskow. Tentu ini berpotensi mendorong pariwisata dan perdagangan antar kedua negara,” tutur Airlangga.

Menurut data dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), sebelum pandemi, Rusia termasuk dalam 20 besar negara penyumbang wisatawan mancanegara ke Indonesia. Destinasi favorit wisatawan Rusia antara lain Bali, Yogyakarta, dan Lombok. Namun hingga kini, belum terdapat frekuensi penerbangan langsung reguler yang menghubungkan Moskow dengan Jakarta atau kota-kota besar lainnya di Indonesia.
 

Permintaan Fasilitas Keuangan untuk Turis Rusia
 

Dalam pertemuan tersebut, Rusia juga menyampaikan keinginan untuk membangun sistem keuangan bilateral yang dapat mempermudah transaksi bagi turis asal Rusia selama berada di Indonesia. Menurut Airlangga, sistem ini diharapkan bisa menjadi bagian dari kesepakatan kerja sama keuangan dua negara.

“Mereka mencari jalan supaya turis Rusia bisa dipermudah dengan suatu mekanisme pembayaran yang disepakati bersama. Hal ini berkaitan dengan sistem keuangan dan pertukaran nilai antar negara,” ujarnya.

Pihak Rusia disebut tertarik agar turis mereka bisa melakukan pembayaran di Indonesia tanpa harus selalu bergantung pada sistem pembayaran internasional berbasis dolar atau euro. Hal ini mengarah pada kemungkinan kerja sama sistem pembayaran lintas negara, seperti melalui interkoneksi sistem keuangan antar bank sentral, termasuk penggunaan mata uang lokal atau digital.
 

Penguatan Kerja Sama Investasi
 

Selain isu penerbangan dan sistem keuangan, Rusia juga mengemukakan ketertarikannya untuk menjajaki peluang investasi di berbagai sektor di Indonesia. Potensi kerja sama ini mencakup bidang infrastruktur, industri berat, teknologi pertahanan, serta energi terbarukan. Airlangga menyatakan bahwa pemerintah Indonesia siap untuk mengeksplorasi seluruh kemungkinan investasi yang saling menguntungkan.

“Rusia juga ingin memetakan bentuk kerja sama investasi di berbagai bidang. Tentu ini menjadi sinyal positif untuk penguatan hubungan ekonomi jangka panjang antara kedua negara,” tambah Airlangga.
 

Bahas Perjanjian Dagang Eurasia Free Trade Agreement
 

Topik lain yang menjadi sorotan dalam dialog bilateral tersebut adalah rencana perjanjian perdagangan bebas antara Indonesia dan negara-negara anggota Uni Ekonomi Eurasia (Eurasian Economic Union/EAEU), yang dikenal dengan Eurasia Free Trade Agreement (FTA). Dalam pertemuan, disepakati bahwa pembahasan mendalam akan dilanjutkan dalam kunjungan balasan Presiden Prabowo ke Saint Petersburg, Rusia.

“Dalam kunjungan Presiden ke Saint Petersburg nanti, seluruh materi pembahasan mengenai Eurasia Free Trade Agreement diharapkan bisa diselesaikan,” terang Airlangga.

EAEU merupakan blok ekonomi yang terdiri dari Rusia, Belarus, Kazakhstan, Armenia, dan Kirgizstan. Kerja sama dalam kerangka FTA ini akan membuka peluang besar bagi produk ekspor Indonesia untuk masuk ke pasar Eurasia dengan tarif yang lebih kompetitif.
 

Komitmen Meningkatkan Hubungan Bilateral
 

Kunjungan Wakil PM Rusia ini menjadi sinyal kuat bahwa hubungan diplomatik dan ekonomi antara Indonesia dan Rusia memasuki babak baru yang lebih strategis. Dengan permintaan penambahan frekuensi penerbangan, kemudahan sistem keuangan, dan kerja sama investasi, kedua negara menunjukkan keinginan untuk memperluas spektrum kerja sama di luar sektor tradisional seperti perdagangan komoditas.

Presiden Prabowo Subianto sendiri menyambut baik usulan dari pihak Rusia dan menyampaikan komitmen Indonesia untuk terus menjalin hubungan bilateral yang saling menguntungkan dan konstruktif. Kunjungan ini juga dipandang sebagai bagian dari strategi kebijakan luar negeri Indonesia yang berorientasi pada keseimbangan kerja sama global.
 

Peluang dan Tantangan ke Depan
 

Meskipun terdapat sejumlah peluang menjanjikan, penguatan kerja sama bilateral Indonesia-Rusia tetap menghadapi sejumlah tantangan, termasuk perbedaan sistem keuangan, regulasi penerbangan internasional, dan geopolitik global yang fluktuatif. Namun dengan pendekatan diplomatik yang terbuka dan fokus pada kepentingan bersama, Indonesia dan Rusia diyakini mampu merumuskan skema kerja sama yang konkret.

Langkah selanjutnya yang dinantikan adalah tindak lanjut teknis dari usulan Rusia, termasuk studi kelayakan rute penerbangan langsung, penyusunan mekanisme sistem keuangan bilateral, serta pematangan naskah kerja sama dagang Eurasia FTA. Pemerintah Indonesia akan mengoordinasikan langkah-langkah lanjutan ini melalui kementerian dan lembaga terkait, termasuk Kementerian Perhubungan, Bank Indonesia, serta Kementerian Luar Negeri.

Melalui diplomasi yang aktif dan pragmatis, hubungan Indonesia dan Rusia diproyeksikan semakin erat, baik dalam bidang ekonomi, perdagangan, hingga pertukaran antar masyarakat. Kunjungan Denis Manturov ke Jakarta diyakini akan menjadi fondasi penting dalam membangun jembatan kerja sama masa depan yang lebih kuat antara kedua negara.

Terkini

Prabowo Subianto Komitmen Dirikan 500 Sekolah Rakyat

Jumat, 12 September 2025 | 12:04:05 WIB

Kemenpar Dorong Bangka Belitung Jadi Destinasi Wisata Dunia

Jumat, 12 September 2025 | 12:04:03 WIB

Menbud Umumkan 27 September Sebagai Hari Komedi Nasional

Jumat, 12 September 2025 | 12:04:02 WIB

Cara Praktis Menonaktifkan WhatsApp Akun 2025

Jumat, 12 September 2025 | 12:04:00 WIB

Hari Ini Keenam Shio Raih Keberuntungan Luar Biasa

Jumat, 12 September 2025 | 12:03:59 WIB