GAIKINDO Tegaskan Kebijakan Tarif Impor Donald Trump Tak Berdampak Langsung ke Industri Otomotif Nasional

Senin, 14 April 2025 | 21:36:46 WIB
GAIKINDO Tegaskan Kebijakan Tarif Impor Donald Trump Tak Berdampak Langsung ke Industri Otomotif Nasional

JAKARTA - Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (GAIKINDO) memastikan bahwa kebijakan tarif impor resiprokal yang digagas Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump tidak memberikan dampak langsung terhadap industri otomotif nasional. Penegasan ini disampaikan oleh Sekretaris Umum GAIKINDO, Kukuh Kumara, dalam menanggapi isu yang berkembang terkait potensi gangguan ekspor-impor kendaraan akibat rencana Trump menaikkan tarif masuk untuk produk otomotif dari luar negeri.

Menurut Kukuh, industri otomotif Indonesia saat ini tidak memiliki jalur ekspor langsung ke pasar Amerika Serikat. Oleh karena itu, kebijakan Trump yang bernada proteksionis tersebut tidak secara langsung menyentuh aktivitas bisnis pelaku otomotif dalam negeri.

“Industri otomotif nasional tidak melakukan ekspor langsung ke Amerika Serikat, jadi dampaknya tidak bersifat langsung terhadap kegiatan industri otomotif di Indonesia,” tegas Kukuh Kumara.

Lebih lanjut, Kukuh menjelaskan bahwa mobil-mobil asal Amerika Serikat yang masuk ke pasar Indonesia juga hadir dalam bentuk Completely Built Up (CBU), artinya sudah dalam bentuk jadi dan bukan dalam bentuk terurai (CKD) yang dirakit di Tanah Air. Dengan demikian, keterkaitan antara kebijakan tarif Amerika Serikat terhadap alur perdagangan kendaraan antara kedua negara sangat minim.
 

Konsumen Amerika yang Akan Menanggung Biaya Tambahan
 

Meski Indonesia tidak menjadi mitra dagang utama Amerika Serikat dalam sektor otomotif, Kukuh mengakui bahwa kebijakan tarif tinggi seperti yang diusulkan Donald Trump dapat memberikan dampak terhadap konsumen otomotif di Amerika Serikat itu sendiri. Kenaikan tarif impor, menurutnya, akan dibebankan kepada konsumen yang membeli mobil impor.

“Karena tarif tinggi ini kan yang membayar konsumen yang di sana. Kalau barangnya diminati dan butuh, mereka pasti akan impor,” kata Kukuh.

Dengan kata lain, Trump boleh saja mengenakan bea masuk tinggi untuk melindungi industri otomotif domestik di AS, namun apabila konsumen tetap menginginkan produk impor, maka biaya tambahan tersebut akan ditanggung oleh mereka sendiri. Ini berpotensi membuat harga kendaraan impor di pasar Amerika Serikat menjadi jauh lebih mahal.
 

Ekspor Otomotif Indonesia Fokus ke Amerika Tengah dan Selatan
 

Meskipun Amerika Serikat bukan tujuan utama ekspor kendaraan dari Indonesia, industri otomotif nasional tetap memiliki peran penting dalam pasar ekspor global. Indonesia tercatat aktif mengekspor mobil CBU ke berbagai negara di kawasan Amerika, khususnya Amerika Tengah dan Amerika Selatan.

Beberapa negara yang menjadi tujuan ekspor utama mobil CBU dari Indonesia antara lain Meksiko, Uruguay, Panama, dan Chile. Pasar-pasar ini dinilai cukup stabil dan memiliki permintaan yang tumbuh secara berkelanjutan, terutama untuk mobil-mobil berjenis SUV dan kendaraan penumpang dengan efisiensi bahan bakar yang tinggi.

“Negara-negara di Amerika Latin menjadi pasar ekspor strategis bagi industri otomotif Indonesia. Produk kita kompetitif dan diminati karena kualitas serta efisiensi yang ditawarkan,” ujar Kukuh.

Dengan jaringan ekspor yang kuat ke kawasan non-AS, Indonesia mampu menjaga performa industri otomotifnya dari dinamika politik dan kebijakan proteksionis yang muncul dari negara adidaya sekalipun. Strategi diversifikasi pasar ekspor dinilai sebagai langkah yang tepat untuk menghindari ketergantungan pada satu wilayah dan meminimalisir risiko geopolitik.
 

Tantangan dan Peluang Industri Otomotif Nasional
 

Meski terbebas dari dampak langsung kebijakan tarif Amerika Serikat, industri otomotif Indonesia tetap menghadapi sejumlah tantangan, mulai dari fluktuasi nilai tukar, ketersediaan bahan baku, hingga persaingan ketat dengan produk-produk dari negara lain di kawasan Asia dan Eropa. Namun, pelaku industri optimistis terhadap prospek ekspor otomotif nasional ke depan.

Berdasarkan data GAIKINDO, volume ekspor kendaraan dalam bentuk CBU dari Indonesia terus meningkat setiap tahunnya. Pemerintah melalui Kementerian Perindustrian juga telah menetapkan sektor otomotif sebagai salah satu prioritas dalam pengembangan industri berorientasi ekspor melalui program Making Indonesia 4.0.

Program ini mendorong peningkatan kapasitas produksi, pemanfaatan teknologi manufaktur canggih, serta peningkatan kandungan lokal dalam produksi kendaraan. Dalam jangka panjang, Indonesia ditargetkan menjadi salah satu basis produksi dan ekspor kendaraan terkemuka di kawasan Asia Tenggara.

Selain itu, tren elektrifikasi kendaraan juga menjadi peluang baru bagi Indonesia untuk memperluas pasar ekspor. Dukungan pemerintah terhadap pengembangan kendaraan listrik dan pembangunan ekosistem baterai nasional membuka kemungkinan baru untuk menjadi pemain penting dalam ekspor kendaraan ramah lingkungan ke berbagai negara, termasuk Amerika Latin.
 

Kesiapan Industri Hadapi Dinamika Global
 

Menanggapi dinamika kebijakan dagang global, GAIKINDO menegaskan bahwa pelaku industri otomotif Indonesia telah memiliki fleksibilitas yang cukup dalam merespons berbagai perubahan pasar. Mulai dari pergeseran permintaan konsumen global, perubahan regulasi emisi, hingga tren elektrifikasi kendaraan.

“Kita terus mendorong pelaku industri untuk adaptif terhadap tren global, baik dari sisi produk, teknologi, maupun pemenuhan regulasi internasional. Ini penting agar ekspor kendaraan Indonesia tetap kompetitif,” jelas Kukuh.

Menurutnya, upaya kolaboratif antara pemerintah, asosiasi, dan industri sangat dibutuhkan untuk menjaga momentum pertumbuhan ekspor dan memperkuat daya saing otomotif Indonesia di pasar global.

Terkini

Prabowo Subianto Komitmen Dirikan 500 Sekolah Rakyat

Jumat, 12 September 2025 | 12:04:05 WIB

Kemenpar Dorong Bangka Belitung Jadi Destinasi Wisata Dunia

Jumat, 12 September 2025 | 12:04:03 WIB

Menbud Umumkan 27 September Sebagai Hari Komedi Nasional

Jumat, 12 September 2025 | 12:04:02 WIB

Cara Praktis Menonaktifkan WhatsApp Akun 2025

Jumat, 12 September 2025 | 12:04:00 WIB

Hari Ini Keenam Shio Raih Keberuntungan Luar Biasa

Jumat, 12 September 2025 | 12:03:59 WIB