Rupiah Menguat di Tengah Melemahnya Dolar AS: Pembaruan Kurs Bank Terbesar di Indonesia

Kamis, 06 Maret 2025 | 11:08:13 WIB
Rupiah Menguat di Tengah Melemahnya Dolar AS: Pembaruan Kurs Bank Terbesar di Indonesia

JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) membuka perdagangan hari ini dengan penguatan yang signifikan. Mengutip data Bloomberg, rupiah menguat 29 poin atau sekitar 0,18% menjadi Rp16.283,5 per dolar AS. Sementara itu, indeks dolar AS tercatat melemah sebesar 0,13% ke posisi 104,14. Kenaikan ini tidak hanya dialami oleh rupiah, namun juga oleh mata uang lain di Asia seperti won Korea yang naik 0,49% dan rupee India yang meningkat sebesar 0,36%. Peso Filipina dan ringgit Malaysia juga beranjak naik masing-masing sebesar 0,07% dan 0,28%.

Menurut Ibrahim Assuaibi, seorang pengamat mata uang, sentimen pergerakan mata uang global saat ini sangat dipengaruhi oleh langkah-langkah kebijakan perdagangan yang diambil oleh Presiden AS Donald Trump. "Sentimen pasar didorong oleh penerapan tarif perdagangan baru terhadap China, Kanada, dan Meksiko," ungkapnya. Sementara itu, perhatian pasar juga terfokus pada kemungkinan adanya langkah stimulus tambahan dari pemerintah China. Kongres Rakyat Nasional China menjadi momen penting di mana Beijing diharapkan akan memaparkan kebijakan baru guna mendorong perekonomian yang menghadapi tantangan perdagangan global.

Beijing merencanakan peningkatan belanja fiskal serta menjanjikan kebijakan-kebijakan untuk merangsang konsumsi swasta dalam waktu dekat. Hal ini diharapkan dapat menciptakan stabilitas dan pertumbuhan ekonomi lebih lanjut, serta memperkuat mata uang Asia di tengah ketidakpastian global.

Kurs Jual Beli Dolar AS di Empat Bank Besar di Indonesia

Sebagai salah satu indikator penting dalam perekonomian, nilai tukar dolar AS terhadap rupiah diukur oleh beberapa bank utama di Indonesia. Berikut adalah kurs jual beli dolar AS di empat bank terbesar negara ini pada hari Kamis, 6 Maret 2025:

1. Bank Central Asia (BCA)
BCA menetapkan harga beli dolar AS di e-rate sebesar Rp16.290 dan harga jual di angka Rp16.310 per pukul 10.01 WIB. Melalui TT Counter, harga beli dolar AS adalah Rp16.140 sementara harga jualnya mencapai Rp16.440 per pukul 08.01 WIB. Berdasarkan Bank Notes, BCA menerapkan harga beli Rp16.140 dan harga jual Rp16.440 per pukul 08.04 WIB.

2. Bank Rakyat Indonesia (BRI)
Menurut data per pukul 10.06 WIB, BRI menetapkan harga beli dan jual dolar AS dengan e-rate masing-masing pada Rp16.278 dan Rp16.303. Untuk TT Counter, kurs beli tercatat sebesar Rp16.200 dan kurs jual sebesar Rp16.400.

3. Bank Mandiri
Bank Mandiri menetapkan harga beli dan jual dolar AS untuk special rate masing-masing sebesar Rp16.270 dan Rp16.300 per pukul 08.58 WIB. Berdasarkan TT Counter, harga beli dan jual masing-masing adalah Rp16.075 dan Rp16.425 menurut pembaruan terakhir pukul 09.25 WIB. Berdasarkan Bank Notes pada pembaruan Rabu pukul 09.18 WIB, harga beli dan jual ditetapkan masing-masing sebesar Rp16.150 dan Rp16.500.

4. Bank Negara Indonesia (BNI)
Pada pukul 10.05 WIB, BNI menetapkan harga beli dolar AS sebesar Rp16.288 dan harga jual sebesar Rp16.308 berdasarkan special rates. Sementara itu, sesuai data TT Counter pada waktu yang sama, harga beli dan jual berada di level Rp16.120 dan Rp16.420. Angka tersebut juga tercermin dalam Bank Notes pada pukul 10.05 WIB.

Dinamika Perdagangan dan Dampaknya

Penguatan rupiah menimbulkan harapan bagi perekonomian nasional di tengah gencarnya perang dagang yang tengah berlangsung. Memanasnya hubungan dagang antara AS dan beberapa negara seperti China, Kanada, dan Meksiko, memicu reaksi berantai di pasar mata uang global. Indonesia, sebagai bagian dari pasar berkembang, turut terkena imbas. Namun, dengan adanya kebijakan baru dari China yang dinilai sebagai kesempatan, pasar berharap akan terjadi peningkatan kapasitas perdagangan serta investasi yang lebih sehat.

"Dalam skenario ini, lemahnya dolar justru menjadi peluang bagi mata uang lokal, terutama di tengah situasi perdagangan global yang tidak menentu," tambah Ibrahim Assuaibi.

Aksi kebijakan ekonomi dan perdagangan dari pemerintah global akan terus diperhatikan oleh para pelaku pasar maupun investor. Perubahan kebijakan ini diyakini dapat memengaruhi nilai tukar dan kondisi ekonomi makro lainnya. Saat ini, langkah tepat dan bijak dinanti dari pemangku kebijakan untuk merespon dan memanfaatkan peluang dalam kondisi ekonomi dunia yang sedang berfluktuasi.

Dengan demikian, meskipun dinamika ekonomi dan politik global tengah kompleks, penguatan mata uang Asia termasuk rupiah memberikan angin segar dan optimisme bagi perekonomian masing-masing negara. Kondisi ini diharapkan berlanjut dengan dukungan kebijakan yang kuat dan strategis dari pihak pemerintah.

Terkini

KAI Logistik Bagikan 1.600 Buku Demi Generasi Emas

Kamis, 11 September 2025 | 18:46:51 WIB

KAI Commuter Catat Kenaikan Penumpang Periode 2025

Kamis, 11 September 2025 | 18:46:49 WIB

DAMRI Buka Lowongan Mekanik untuk Lulusan SMA SMK

Kamis, 11 September 2025 | 18:46:46 WIB

Jadwal Lengkap Bus Sinar Jaya Rute Parangtritis Malioboro

Kamis, 11 September 2025 | 18:46:44 WIB

Dermaga Pelabuhan Mamuju Capai Progres 70 Persen

Kamis, 11 September 2025 | 18:46:41 WIB