JAKARTA - PT Waskita Karya (Persero) Tbk menjalankan strategi agresif dalam upayanya memperkuat manajemen risiko dan restrukturisasi keuangan sebagai bagian dari Roadmap 2025. Langkah ini dinilai krusial untuk memastikan keberlanjutan operasional dan stabilitas finansial perusahaan kedepannya.
Dalam peningkatan efisiensi, Waskita telah berhasil mengefektifkan restrukturisasi tiga dari empat Obligasi Nonpenjaminan serta Master Agreement Restructuring (MRA) 2024. Hal ini bertujuan untuk mengatasi tantangan keuangan sekaligus menjaga keberlanjutan operasional perusahaan.
Menurut Corporate Secretary Waskita Karya, Ermy Puspa Yunita, keberhasilan restrukturisasi ini memberikan pengaruh besar dalam meningkatkan kemampuan pengelolaan likuiditas perusahaan. "Dengan efektifnya restrukturisasi tersebut, Waskita dapat memenuhi kewajiban pembayaran bunga dan pokok, baik atas utang perbankan maupun obligasi selama 2024," ujarnya pada Rabu (5/3/2024).
Tidak hanya itu, Waskita Karya juga mengambil langkah signifikan dalam mengurangi utang vendor. Perseroan telah menyelesaikan pembayaran sebesar Rp7 triliun, yang mana 38 persen dari jumlah ini merupakan utang yang telah melewati jatuh tempo. Langkah ini menandakan komitmen kuat Waskita untuk menyelesaikan tanggung jawab keuangan dengan berbagai pihak terkait.
Sebagai bagian dari manajemen risiko, perusahaan membentuk Komite Manajemen Risiko yang bertugas menilai kelayakan proyek sebelum Waskita mengambil tender. Langkah ini sejalan dengan upaya memperkuat Governance Risk & Compliance (GRC) serta memperkuat tata kelola perusahaan. "Pembentukan tim ini merupakan langkah proaktif untuk memitigasi risiko dan menjamin kesesuaian setiap proyek dengan target strategi perusahaan," tambah Ermy.
Di sisi lain, integrasi teknologi menjadi fokus utama Waskita untuk mendukung efisiensi operasional. Penggunaan sistem Core ERP SAP S/4 HANA, Building Information Modelling (BIM), serta Last Planner System (LPS) menjadi kunci dalam mereformasi manajemen proyek di perusahaan. Terlebih lagi, teknologi Artificial Intelligence (AI) seperti WISENS (Waskita Intelligent Sensing System) semakin mengukuhkan peran penting digitalisasi dalam strategi perusahaan.
WISENS dikenal efektif dalam mendeteksi kerusakan jalan melalui AI Pavement Crack Detection, sehingga mampu meningkatkan efektivitas inspeksi hingga 40 persen lebih cepat. Hal ini menunjukkan bagaimana teknologi mampu membawa dampak signifikan terhadap efektivitas dan akurasi pekerjaan di lapangan.
Perbaikan ini juga tercermin pada kinerja keuangan yang menunjukkan peningkatan signifikan. Di kuartal III 2024, laba bruto perseroan naik 33,18 persen secara tahunan (year on year/yoy) mencapai Rp1,03 triliun. EBITDA perusahaan juga melonjak 141 persen menjadi Rp609 miliar, dengan Gross Profit Margin (GPM) mengalami peningkatan dari 9,90 persen menjadi 15,19 persen.
Dalam hal proyek, Waskita saat ini tengah mengerjakan 68 proyek dengan nilai total Rp44,7 triliun. Proyek-proyek tersebut didominasi oleh proyek konektivitas (61 persen), diikuti oleh sumber daya air (21 persen), gedung (17 persen), serta Engineering, Procurement, and Construction (EPC) (2 persen). Dari total proyek yang dikerjakan, 31 proyek diantaranya didanai oleh Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), dengan nilai mencapai Rp17,1 triliun.
Langkah strategis dan proaktif yang dilakukan Waskita Karya menunjukkan komitmen perusahaan dalam menjaga keberlanjutan operasional dan memperkuat stabilitas finansial. Keberhasilan restrukturisasi, penguatan manajemen risiko, dan integrasi teknologi menjadi kombinasi kekuatan yang diharapkan akan membawa perusahaan meraih pencapaian lebih tinggi lagi di masa depan.
Dengan perhatian besar terhadap manajemen risiko yang lebih baik dan dukungan teknologi yang tepat, Waskita Karya menunjukkan keteguhan untuk terus maju dan mengoptimalkan setiap peluang yang ada. Peningkatan efisiensi dan stabilitas keuangan ini tidak hanya membawa keuntungan bagi perusahaan, tetapi juga memberikan dampak positif bagi industri konstruksi di Indonesia secara umum.