JAKARTA - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Kalimantan Tengah menggelar edukasi keuangan dengan pendekatan inklusif yang menyasar santri dan penyandang disabilitas. Kegiatan yang dikemas dalam bentuk buka bersama dan diskusi keuangan syariah ini bertujuan untuk meningkatkan literasi keuangan masyarakat, khususnya kelompok rentan, sekaligus memberikan wawasan mengenai bahaya investasi ilegal dan judi online.
Acara ini berlangsung di Ruang Rapat Rumah Jabatan Bupati Kapuas pada Kamis 13 Maret 2025 dan mengusung tema "Literasi Pengenalan OJK, Produk Layanan Jasa Keuangan, serta Waspada Investasi dan Judi Online Ilegal".
Kegiatan tersebut dihadiri oleh Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Kapuas, Septedy, yang sekaligus membuka acara, serta berbagai pemangku kepentingan seperti Deputi Kepala OJK Provinsi Kalimantan Tengah, Andrianto Suhada, Direksi PT BPD Kalimantan Tengah, Pimpinan PT Pegadaian Syariah cabang Palangkaraya, Kepala Dinas Sosial Kapuas, Yan Marto, serta sejumlah narasumber dari industri keuangan.
Turut hadir dalam acara ini para santri, pelajar, penyandang disabilitas, serta pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang menjadi sasaran utama dari program edukasi keuangan tersebut.
Meningkatkan Literasi Keuangan, Perkuat Keamanan Finansial Masyarakat
Deputi Kepala OJK Provinsi Kalteng, Andrianto Suhada, menjelaskan bahwa literasi keuangan menjadi salah satu faktor penting dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Dengan pemahaman yang baik mengenai produk keuangan, masyarakat dapat mengelola keuangannya dengan lebih bijak dan menghindari jebakan investasi bodong serta praktik judi online yang semakin marak.
"Kami ingin memastikan bahwa masyarakat, terutama santri, pelajar, penyandang disabilitas, dan pelaku UMKM, memiliki pemahaman yang baik tentang layanan keuangan yang legal dan aman. Jangan sampai mereka terjebak dalam investasi bodong atau judi online yang merugikan," ujar Andrianto.
Selain itu, ia juga menekankan pentingnya memahami peran OJK dalam mengawasi sektor jasa keuangan serta memberikan perlindungan kepada konsumen.
"OJK tidak hanya mengawasi industri keuangan, tetapi juga memiliki tugas untuk melindungi masyarakat dari praktik keuangan ilegal. Oleh karena itu, kami terus melakukan edukasi agar masyarakat lebih waspada dan bijak dalam menggunakan produk keuangan," tambahnya.
Santri dan Penyandang Disabilitas Jadi Target Utama Edukasi Keuangan
Kegiatan edukasi keuangan ini secara khusus menyasar santri dan penyandang disabilitas, yang sering kali memiliki keterbatasan akses terhadap informasi finansial. Mereka diberikan pemahaman mengenai berbagai layanan keuangan yang sesuai dengan prinsip syariah, termasuk produk perbankan syariah, asuransi syariah, serta skema pembiayaan syariah yang dapat membantu mereka dalam meningkatkan taraf ekonomi.
Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Kapuas, Septedy, dalam sambutannya menyampaikan apresiasi terhadap inisiatif OJK Kalteng dalam memberikan edukasi keuangan kepada masyarakat.
"Kami sangat mengapresiasi kegiatan ini, karena dapat memberikan manfaat besar bagi masyarakat Kapuas, terutama bagi kelompok yang rentan terhadap penipuan keuangan seperti santri dan penyandang disabilitas," ujar Septedy.
Ia juga berharap kegiatan serupa dapat dilakukan secara rutin agar semakin banyak masyarakat yang memahami pentingnya literasi keuangan dan mampu mengelola keuangan mereka dengan lebih baik.
Waspada Investasi Ilegal dan Judi Online yang Kian Marak
Salah satu topik utama dalam edukasi ini adalah bahaya investasi ilegal dan judi online, yang semakin marak dan sering menjerat masyarakat yang kurang memiliki pemahaman tentang sistem keuangan yang sah.
Narasumber dari OJK menjelaskan bahwa banyak masyarakat yang tergiur dengan iming-iming keuntungan besar dalam waktu singkat tanpa memahami risiko yang ada. Akibatnya, mereka sering kali menjadi korban penipuan, kehilangan uang dalam jumlah besar, dan mengalami kesulitan finansial yang berkepanjangan.
"Kami ingin masyarakat lebih waspada terhadap skema investasi ilegal yang menjanjikan keuntungan tidak masuk akal. Jika ada tawaran investasi dengan imbal hasil yang terlalu tinggi dalam waktu singkat, masyarakat harus curiga dan melakukan pengecekan terlebih dahulu," tegas Andrianto.
Dalam sesi diskusi, beberapa peserta juga menyampaikan pengalaman mereka mengenai tawaran investasi mencurigakan yang mereka temui di media sosial. Para narasumber pun memberikan panduan tentang cara mengecek legalitas suatu investasi melalui situs resmi OJK dan cara melaporkan jika menemukan indikasi penipuan.
Selain itu, OJK juga memberikan edukasi mengenai dampak buruk judi online, yang tidak hanya mengancam kondisi finansial seseorang tetapi juga berdampak pada aspek psikologis dan sosial. Banyak korban judi online yang terjebak dalam lingkaran utang dan kehilangan aset akibat kecanduan terhadap praktik ilegal tersebut.
Dukungan dari Lembaga Keuangan dan Pelaku Industri
Edukasi keuangan ini juga melibatkan berbagai lembaga keuangan dan industri jasa keuangan lainnya, seperti PT BPD Kalimantan Tengah dan PT Pegadaian Syariah cabang Palangkaraya. Kedua lembaga ini memberikan wawasan mengenai produk keuangan yang aman dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
Pimpinan PT Pegadaian Syariah cabang Palangkaraya menjelaskan bahwa pembiayaan berbasis syariah dapat menjadi solusi bagi masyarakat yang membutuhkan modal usaha tanpa harus terjebak dalam sistem riba.
"Kami memiliki berbagai produk pembiayaan syariah yang bisa dimanfaatkan oleh pelaku UMKM, santri, dan masyarakat umum untuk mengembangkan usaha mereka tanpa harus khawatir dengan sistem bunga konvensional," katanya.
Kegiatan edukasi keuangan yang digelar oleh OJK Provinsi Kalimantan Tengah di Kabupaten Kapuas menjadi langkah penting dalam meningkatkan literasi keuangan masyarakat. Dengan memberikan pemahaman tentang produk jasa keuangan, bahaya investasi ilegal, serta dampak judi online, OJK berupaya membangun kesadaran finansial yang lebih baik di kalangan santri, penyandang disabilitas, pelajar, dan pelaku UMKM.
Melalui dukungan dari berbagai pihak, termasuk pemerintah daerah dan lembaga keuangan, diharapkan semakin banyak masyarakat yang memiliki akses terhadap informasi keuangan yang benar dan mampu membuat keputusan finansial yang lebih cerdas.
Dengan edukasi yang berkelanjutan, masyarakat Kalimantan Tengah dapat lebih siap menghadapi tantangan ekonomi dan terhindar dari praktik keuangan ilegal yang merugikan.