Ciri-ciri diabetes di usia muda sering kali tidak disadari karena banyak orang menganggap bahwa penyakit ini hanya menyerang orang dewasa atau lanjut usia.
Namun, kenyataannya, diabetes juga bisa terjadi pada usia muda, dan sangat penting untuk memahami ciri-ciri diabetes di usia muda.
Dengan mengenali gejalanya sejak dini, kamu bisa lebih cepat mengambil langkah pencegahan dan pemeriksaan kesehatan untuk menghindari komplikasi serius di masa depan.
Artikel ini akan membahas lebih lanjut mengenai tanda-tanda diabetes pada usia muda agar kamu bisa lebih waspada dan menjaga kesehatan tubuh.
Ciri-ciri Diabetes di Usia Muda
Mengetahui ciri-ciri diabetes di usia muda sangat penting, meskipun tidak ada yang ingin mengalaminya. Namun, mengenali gejala awal dapat membantu untuk mendapatkan diagnosis dan penanganan yang tepat lebih cepat.
Sudahkah kamu tahu apa saja tanda-tanda seseorang dapat terkena diabetes meskipun masih muda, seperti di usia 20-an?
Berikut ini adalah beberapa ciri yang dapat membantu kamu mengenali gejala awal diabetes dan langkah-langkah pencegahannya agar kondisi kesehatan tetap terjaga.
1. Mudah Merasa Lapar dan Kelelahan (Polifagia)
Salah satu tanda diabetes di usia muda yang seringkali terabaikan adalah merasa cepat lapar dan lelah.
Kondisi ini terjadi karena resistensi insulin yang menghambat glukosa masuk ke dalam sel tubuh, sehingga tubuh tidak mendapatkan energi yang cukup dari makanan yang dikonsumsi.
Akibatnya, otak dan usus terus-menerus memberi sinyal rasa lapar. Jika kamu baru makan namun masih merasa ingin makan lagi, ini bisa menjadi pertanda yang perlu diwaspadai.
2. Rasa Haus Berlebihan dan Sering Buang Air Kecil (Polidipsi dan Poliuria)
Meskipun tubuh membutuhkan cairan, sering merasa haus atau sering buang air kecil meskipun tidak beraktivitas berat, bisa menjadi gejala diabetes.
Hal ini terjadi karena kadar gula yang tinggi dalam darah menyerap air dari tubuh, yang mengakibatkan rasa haus yang berlebihan. Jika kamu mengalami kondisi ini, sebaiknya segera konsultasikan ke dokter.
3. Penurunan Berat Badan
Biasanya, obesitas menjadi faktor risiko diabetes, tetapi penurunan berat badan yang tidak wajar juga bisa menjadi tanda seseorang terkena diabetes. Meskipun seseorang sering merasa lapar dan makan cukup, berat badan bisa menurun drastis.
Hal ini terjadi karena gangguan metabolisme glukosa yang memaksa tubuh membakar otot dan lemak untuk mendapatkan energi. Penurunan berat badan yang tiba-tiba patut diwaspadai, karena bisa menjadi indikasi diabetes.
4. Gangguan Penglihatan
Apakah belakangan ini penglihatan kamu terasa terganggu? Gangguan penglihatan seperti pandangan kabur bisa menjadi salah satu ciri diabetes di usia muda.
Penyebabnya adalah dehidrasi ekstrim akibat kadar gula darah yang tinggi, yang mengakibatkan tubuh menyerap cairan, termasuk yang ada pada lensa mata.
Jika kondisi ini dibiarkan tanpa penanganan, bisa berisiko memperburuk penglihatan, bahkan mengakibatkan kebutaan.
5. Luka yang Lambat Sembuh
Luka yang sulit sembuh, terutama pada kulit, juga bisa menjadi tanda diabetes. Kondisi ini terjadi karena sirkulasi darah yang terganggu dan sistem imun yang melemah.
Luka menjadi lebih rentan terhadap infeksi dan memerlukan waktu lebih lama untuk sembuh. Jika kamu mengalami hal ini, disarankan untuk memeriksakan diri ke dokter guna mendapatkan penanganan yang tepat.
Penyebab Diabetes di Usia Muda
Untuk mengetahui apakah diabetes dapat sembuh atau tidak, kamu perlu berkonsultasi dengan dokter atau ahli kesehatan yang berkompeten. Selain itu, penting juga untuk memahami mengapa kondisi ini bisa terjadi pada usia muda.
Salah satu penyebab utama diabetes adalah pola hidup yang kurang sehat, yang seringkali menjadi kebiasaan buruk pada banyak orang muda.
Banyak yang tidak terlalu memperhatikan dampak dari apa yang mereka konsumsi, baik itu manfaat atau efek buruknya bagi tubuh.
Misalnya, konsumsi makanan cepat saji dan camilan manis seperti kue atau donat yang kini mudah didapatkan, bahkan melalui layanan pesan antar.
Selain itu, tren minuman manis seperti boba yang mengandung gula tinggi juga semakin populer, menjadi faktor penyebab diabetes.
Jika kebiasaan seperti ini terus berlanjut tanpa disertai aktivitas fisik untuk membakar kalori, risiko terkena diabetes melitus bisa meningkat meskipun masih muda.
Konsumsi gula berlebihan dapat meningkatkan resistensi insulin, yang membuat tubuh kesulitan memproses gula dengan baik. Hal ini menyebabkan lonjakan kadar gula darah, yang pada akhirnya berpotensi memicu diabetes tipe 2.
Namun, makanan yang tidak sehat bukanlah satu-satunya penyebab diabetes pada usia muda. Faktor lain seperti berat badan, genetika, usia, dan gaya hidup juga memengaruhi peningkatan risiko penyakit ini.
Sementara itu, penyebab pasti diabetes tipe 1 masih belum sepenuhnya diketahui. Penyakit autoimun diyakini turut berkontribusi dengan cara menyerang dan merusak sel beta penghasil insulin di pankreas.
Faktor genetik dan lingkungan juga disebut-sebut memiliki peran dalam meningkatnya risiko penyakit ini.
Cara Menangani Diabetes di Usia Muda
1. Suntik Insulin
Suntikan insulin mungkin sudah tidak asing lagi bagi banyak orang, terutama mereka yang memiliki kenalan atau anggota keluarga dengan diabetes.
Suntikan insulin adalah obat utama bagi penderita diabetes tipe 1, karena mereka tidak mampu memproduksi insulin yang dibutuhkan tubuh.
Ada empat jenis insulin yang berbeda, masing-masing memiliki cara kerja yang berbeda-beda di dalam tubuh, baik dari segi kecepatan maupun lamanya efek yang ditimbulkan.
Beberapa jenis insulin yang digunakan untuk menangani gejala diabetes pada wanita muda adalah sebagai berikut:
Rapid-acting insulin bekerja 15 menit setelah disuntikkan dan bertahan selama 3 hingga 4 jam.
Regular (short-acting) insulin bekerja 30 hingga 60 menit setelah disuntikkan, dengan efek yang bertahan selama 5 hingga 8 jam.
Intermediate-acting insulin memerlukan waktu 1-2 jam untuk mulai bekerja, dengan efek bertahan lama yaitu 14 hingga 16 jam.
Long-acting insulin bekerja sekitar 2 jam setelah penyuntikan dan bertahan hingga 24 jam.
Ultra long-acting insulin memerlukan waktu 6 jam setelah disuntikkan untuk bekerja dengan efek yang bertahan hingga 36 jam.
Insulin campuran adalah kombinasi antara intermediate-acting insulin dan short-acting insulin.
Bagi penderita diabetes tipe 2, suntik insulin hanya diperlukan saat kadar gula darah berada di atas batas normal dan tidak dapat dikendalikan dengan pola makan sehat atau obat-obatan.
Tentunya, setiap pasien perlu didampingi oleh dokter ahli untuk memilih jenis insulin yang tepat.
2. Konsumsi Obat-obatan Tertentu
Selain suntik insulin, ada juga cara lain yang dapat digunakan untuk mengobati diabetes pada wanita, yaitu dengan mengonsumsi obat-obatan.
Obat-obatan biasanya diberikan kepada penderita diabetes tipe 2 untuk membantu mengatur insulin dan mencegah lonjakan gula darah.
Sementara pada penderita diabetes tipe 1, pemberian obat bertujuan untuk melindungi organ tubuh penting seperti hati, ginjal, dan jantung, agar tidak rusak akibat kondisi diabetes.
3. Menerapkan Pola Hidup Sehat
Untuk menjaga gula darah tetap dalam batas normal, penderita diabetes harus benar-benar mengontrol asupan makanannya.
Dengan demikian, menjalankan pola hidup sehat menjadi hal yang wajib, termasuk memastikan bahwa makanan yang dikonsumsi tidak menyebabkan lonjakan gula darah.
Selain itu, perubahan gaya hidup yang perlu dilakukan meliputi olahraga teratur, tidur yang cukup, dan berhenti merokok. Dengan langkah-langkah ini, seseorang yang didiagnosis dengan diabetes bisa mengelola kondisinya dengan lebih baik.
Cara Mencegah Diabetes di Usia Muda
1. Konsumsi Makanan Sehat dengan Gizi Seimbang
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, menjalani pola hidup sehat merupakan cara yang sangat efektif untuk mengatasi diabetes. Bahkan, pola hidup sehat ini juga dapat berfungsi sebagai langkah pencegahan agar penyakit diabetes tidak menyerang.
Salah satu langkah pertama yang perlu dilakukan dalam memulai pola hidup sehat adalah memastikan bahwa setiap makanan yang kamu konsumsi memiliki kandungan gizi yang seimbang dan sehat.
Jika biasanya kamu sering mengonsumsi makanan yang tinggi lemak atau gula, ada baiknya mulai mengurangi kebiasaan tersebut. Memang, perubahan ini bisa terasa sulit di awal, tetapi seiring waktu, tubuh akan terbiasa tanpa makanan tersebut.
Makanan olahan siap saji dan kalengan harus dihindari, karena makanan-makanan tersebut dapat meningkatkan risiko terkena diabetes. Sebagai alternatif, pilihlah makanan yang baru dimasak dan segar.
Buah-buahan, sayuran, serta makanan yang rendah lemak dan tinggi serat harus menjadi bagian dari makanan sehari-hari. Untuk sumber protein, kamu bisa mengonsumsi tahu, tempe, telur, dan daging tanpa lemak.
Gantilah nasi putih dengan karbohidrat lain yang lebih sehat seperti nasi merah, ubi jalar, atau jagung.
2. Tidur yang Cukup
Tidur yang cukup adalah hal yang sangat penting bagi tubuh. Kurang tidur dapat meningkatkan risiko terkena diabetes dan obesitas, keduanya adalah kondisi yang sangat berbahaya bagi kesehatan.
Jika kamu kurang tidur, tubuh akan merespons dengan melepaskan hormon kortisol dan norepinephrine, yang dapat meningkatkan resistensi insulin. Meskipun masih muda, usahakan untuk menghindari begadang yang tidak perlu.
Tubuh membutuhkan sekitar 7 hingga 9 jam tidur setiap malam untuk dapat berfungsi dengan baik. Tidur yang cukup mendukung metabolisme tubuh dan menurunkan risiko terkena diabetes.
3. Mengontrol dan Menurunkan Berat Badan
Obesitas memiliki kaitan erat dengan risiko diabetes. Jika memiliki berat badan berlebih, disarankan untuk menurunkan sekitar 7 persen dari berat badan sebagai langkah pencegahan diabetes.
Namun, meskipun memiliki berat badan ideal, bukan berarti seseorang terbebas dari risiko diabetes. Oleh karena itu, penting untuk tetap menjaga berat badan ideal dengan kebiasaan hidup sehat, termasuk makan dengan baik dan bergerak aktif.
Mengontrol berat badan tidak hanya bermanfaat untuk kesehatan secara umum, tetapi juga dapat meningkatkan rasa percaya diri dan mengurangi risiko penyakit lainnya.
4. Lakukan Aktivitas Fisik Lebih Banyak
Meskipun kamu tidak mengalami gejala diabetes, itu bukan alasan untuk malas bergerak. Mulailah meningkatkan aktivitas fisik yang dapat membantu tubuh mengubah kalori menjadi energi, sehingga kalori tersebut tidak menjadi tumpukan lemak.
Semakin banyak kalori yang terbakar, semakin sedikit kalori yang tertimbun dalam tubuh. Dengan cara ini, tubuh dapat mengatur kadar gula darah dengan lebih baik.
5. Cek Gula Darah Secara Berkala
Pencegahan gejala diabetes pada usia muda tidak hanya terbatas pada konsumsi makanan sehat dan menjaga berat badan. Kamu juga perlu memeriksa kadar gula darah secara rutin agar tetap terkontrol dan berada dalam batas normal.
Bagi mereka yang menjalani pola hidup sehat dan memiliki risiko rendah terkena diabetes, pemeriksaan gula darah setahun sekali sudah cukup.
Namun, bagi yang memiliki faktor risiko tinggi, baik karena faktor genetik atau gaya hidup yang tidak sehat, disarankan untuk melakukan pemeriksaan lebih sering.
Diabetes bisa menyerang bahkan pada usia muda, jadi pencegahan sejak dini sangat penting, baik untuk diri sendiri maupun untuk keluarga.
Sebagai penutup, mengenali ciri-ciri diabetes di usia muda sejak dini dapat membantu mencegah dampak lebih serius dan menjaga kesehatan tubuh lebih baik di masa depan.