JAKARTA - Menteri Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), Maman Abdurrahman, menegaskan bahwa potensi sektor UMKM di Indonesia jauh lebih besar daripada sekadar pedagang kaki lima atau usaha mikro kecil yang sering kali dipandang sebelah mata. Dalam kuliah umum di Universitas Panca Bhakti (UPB), Pontianak, Kalimantan Barat, pada Rabu 12 Maret 2025, Maman menjelaskan bahwa UMKM mencakup berbagai jenis usaha, mulai dari skala kecil hingga menengah, yang memiliki kontribusi besar terhadap perekonomian nasional.
UMKM: Lebih dari Sekadar Usaha Mikro
Maman Abdurrahman menekankan bahwa sektor UMKM Indonesia tidak dapat dilihat hanya sebagai usaha mikro atau pedagang kaki lima. Sebaliknya, sektor ini juga mencakup usaha yang memiliki omzet besar, termasuk di sektor-sektor seperti pertambangan, yang menjadi bagian dari kategori UMKM.
“UMKM tidak bisa hanya dilihat sebagai usaha mikro atau pedagang kaki lima. Ada banyak usaha besar yang masuk dalam kategori UMKM, bahkan di sektor pertambangan,” ujar Maman dalam kesempatan tersebut.
Menurut regulasi dalam PP Nomor 7 Tahun 2021, usaha mikro memiliki omzet tahunan paling banyak Rp2 miliar, usaha kecil memiliki omzet antara Rp2 miliar hingga Rp15 miliar, dan usaha menengah memiliki omzet antara Rp15 miliar hingga Rp50 miliar. Dengan demikian, UMKM bukan hanya terbatas pada usaha kecil dengan omzet terbatas, melainkan juga mencakup berbagai jenis usaha yang berperan penting dalam perekonomian Indonesia.
Tantangan Meningkatkan Kelas UMKM
Saat ini, meskipun Indonesia memiliki sekitar 57 juta pelaku UMKM, 96% di antaranya masih tergolong usaha mikro. Hal ini menjadi tantangan besar bagi Kementerian UMKM dalam meningkatkan kualitas dan kapasitas UMKM agar dapat "naik kelas" dari usaha mikro menjadi usaha kecil dan menengah.
“Tantangan terbesar kami adalah bagaimana mempercepat pertumbuhan UMKM agar mereka bisa naik kelas, dari usaha mikro menjadi usaha kecil dan menengah,” jelas Maman.
Untuk itu, Maman menekankan pentingnya peran perguruan tinggi dalam mencetak wirausahawan muda yang siap mengembangkan usaha mereka dan mendorong pertumbuhan UMKM di Indonesia.
Rendahnya Angka Kewirausahaan Indonesia
Dalam kesempatan tersebut, Maman juga mengungkapkan kekhawatiran terkait angka kewirausahaan di Indonesia yang masih tergolong rendah, yaitu hanya 3,1% dari total populasi. Angka ini jauh di bawah negara-negara lain dengan tingkat kewirausahaan yang lebih tinggi.
“Angka kewirausahaan Indonesia masih rendah, hanya 3,1%. Kita perlu meningkatkan angka ini, dan mahasiswa bisa menjadi agen perubahan yang menciptakan wirausahawan baru yang siap membawa perekonomian Indonesia ke arah yang lebih baik,” lanjut Maman.
Sebagai langkah konkret, Kementerian UMKM meluncurkan program Entrepreneur Hub, yang akan hadir di setiap provinsi dan berfokus pada kampus-kampus sebagai pusat inkubasi bisnis. Program ini bertujuan untuk memberikan pelatihan, pendampingan, serta peluang bagi mahasiswa untuk bertemu dengan investor guna mengembangkan usaha mereka.
Peran Perguruan Tinggi dalam Mendukung UMKM
Sebagai bagian dari upaya memperkuat kewirausahaan di Indonesia, Universitas Panca Bhakti (UPB) di Pontianak juga berkomitmen mendukung perkembangan UMKM. UPB telah ditunjuk sebagai pusat inovasi kewirausahaan di wilayah tengah Kalimantan dan sebagai perguruan tinggi pelaksana Sustainable Development Goals (SDGs) di Kalimantan Barat. Dalam kuliah umum tersebut, Rektor UPB, Purwanto, menyatakan bahwa perguruan tinggi memiliki peran yang sangat penting dalam mendukung UMKM, tidak hanya di tingkat regional, tetapi juga di tingkat nasional.
“Pengembangan kewirausahaan berbasis SDG’s akan mendukung percepatan pembangunan berkelanjutan di Kalimantan Barat. UPB berkomitmen untuk memperkuat peran UMKM sebagai bagian dari perekonomian Indonesia,” kata Purwanto.
Mengembangkan Kewirausahaan yang Berkelanjutan
UPB berupaya untuk mendukung UMKM melalui pengembangan kewirausahaan berbasis prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan. Ini bertujuan untuk menciptakan wirausahawan yang tidak hanya mampu berkembang secara ekonomi, tetapi juga memberi dampak positif bagi lingkungan dan masyarakat sekitar.
“Kewirausahaan berbasis SDGs akan memberikan dampak yang lebih besar bagi pembangunan daerah dan perekonomian Indonesia,” ujar Purwanto.
Pentingnya Mentalitas Kewirausahaan
Di akhir kuliah umum, Maman Abdurrahman memberikan pesan penting kepada para mahasiswa yang hadir. Ia menekankan pentingnya memiliki mental yang kuat, ketekunan, dan disiplin dalam menjalankan bisnis. Sebab, mentalitas yang baik adalah kunci utama dalam meraih kesuksesan di dunia kewirausahaan.
“Keberanian, ketekunan, dan disiplin adalah kunci untuk mencapai kesuksesan,” pesan Maman, menginspirasi para mahasiswa untuk tidak hanya berpikir tentang teori, tetapi juga untuk mempraktikkan apa yang telah mereka pelajari dan menjadi wirausahawan yang sukses di masa depan.